Salam hangat reader semua....Author kembali dengan tulisan yang kedua
Semoga bisa melepaskan rasa rindu bagi reader setia dan dapat menghibur bagi new reader ...
Bagi yang baru aja mampir dilapak Author di sarankan untuk membaca tulisan perdana dengan judul "Dia Bukan Suami Ku" yang akan membawa reader mengharu biru melalui rangkaian kata perkata yang menuntun reader hanyut seakan masuk kedalam alur cerita...
Pada tulisan kedua ini tak kalah dengan tulisan pertama... Author akan menampilkan alur cerita yang akan memberi banyak misteri didalamnya Bak Pekatnya Malam yang sulit untuk diterka...
......Deras hujan tak menghiraukan ku...
......Dinginya malam tak ku rasakan menembus kulit dan menusuk tulangku
Langkah kaki ku yang gontai... ku sisiri jalan dengan dress hitam seakan memperjelas pekatnya malam ini.....
...Aku kotor....Aku jijik dengan diriku sendiri....Aku tak dapat menegakkan kepalaku lagi...
Harga diriku ikut lenyap ditelan pekatnya malam...
one night yang teramat sulit untuk ku lepas dari raga dan jiwa ku....
aku rindu perlindungan mu .....
aku rindu pelukan mu....
aku rindu sentuhan hangat mu....
sayang.......kerinduan ini amat menusuk jantung
Ingin rasanya aku ikut pergi bersama... jauh dari hingar bingarnya dunia....
Tapi.... Aku terhenti ketika melihat paras wajahmu yang terlukis jelas pada buah cinta kita..
Dengan tubuhnya yang lemah dan tak berdaya serta tatapan matanya yang sayu..
Bola mata itu.....yang membuat ku tak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya...
Sangat berharga dan teramat berarti bagi ku...didunia ini.
Azzaaaam.... Permata hatiku...
akan ku lakukan apapun untuk mengembalikan senyum manis yang membingkai diparas wajahmu...
Paras wajah yang sangat ku rindukan...
Untuk tahu lebih lanjut apa yang terjadi...
Jommmm lanjut dibaca ya reader....
Konten dewasa semoga bijak bagi dibawah umur... 21+ yaaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lemb@yung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Doa'in Author agar konsisten untuk up tiap hari🙏🙏
Agar bersemangat....Author membutuhkan dukungan Reader semua menjadikan bacaan ini lebih banyak dibaca para Reader..👌
Caranya adalah... 👇
1.Tekan tanda jempol👍 untuk like
2.Tekan tanda hati 💙 untuk bacaan favorite
3.Tekan kata vote untuk dukungan
4.Tekan tanda bintang 5 untuk rating tulisan
Freee ga bayar yaa.. Jadi jangan khawatir 😍
Happy Reading...😘😘
💖💖💖
Usai pesta, Ergin sengaja menunggu Aiyla untuk bisa bicara berdua. Dirinya tak sabar dan tak tahan akan rasa cemburu yang membakar hatinya.
Malam usai pesta Murad mengantar Gul yang telah mabuk atas permintaan Aiyla karena dirinya tak mampu untuk membawa sahabatnya itu untuk pulang ke apartemmant.
Dengan sedikit kecewa Murad menerima permintaan Aiyla. Tindakan itu ia lakukan dengan sengaja karena dia tahu bahwa Gul mabuk karena laki-laki itu yang selalu menghindari sahabatnya itu.
Perasaan yang sahabatnya rasakan seperti bertepuk sebelah tangan. Aiyla tahu bahwa Murad lebih tertarik padanya daripada sahabatnya itu.
Untuk itulah dirinya tak akan memberikan rasa kecewa dan sakit hati terhadap Gul yang telah banyak membantu dirinya. Lagian Aiyla tak menyukai lelaki yang sedang disukai sahabatnya itu.
Setelah mengurus Gul yang telah mabuk, kini Aiyla segera bergegas pulang kerumah. Aiyla terkejut ketika seseorang menarik lengannya dan telah memeluk erat dirinya.
"Tuan Ergin, apa yang kau lakukan," ucap Aiyla.
Lelaki bermata biru itu tak melepas pelukkannya, malah semakin menarik tubuh Aiyla masuk kedalam dekapannya. Tercium aroma yang enak dihidung dari dada bidang lelaki itu.
"Aku sudah tak tahan lagi, mengapa kau begitu dingin pada ku sedangkan dengan Murad kau terlihat menikmati kebersamaan dengan lelaki itu," ungkap Ergin masih dengan wajah penuh rasa cemburu.
Aiyla berusaha keluar dari tubuh lelaki tersebut, namun dekapan yang kuat tak mampu melawan tubuh besar dan tegap lelaki bermata biru.
"Lepaskan saya Tuan, orang akan melihat kita," balas Aiyla dengan mata berkaca-kaca.
Perlahan dekapan lelaki itu lepas dari tubuh Aiyla, Ergin tak tahan dengan mata yang memohon. Dirinya akan teringat pada saat wanita ini datang keruang kerjanya sebelum terjadinya malam yang gelap itu.
Ergin mengajak Aiyla untuk masuk kedalam mobilnya, dan menghidupkan mobil melaju dijalan yang telah sepi.
Menghentikan mobilnya tepat disisi jalan ditepi laut. Ergin keluar dari mobilnya dan Aiyla pun mengikuti.
"Aiyla hati ku terbakar, setelah melihat kau dengan Murad. Apakah kau sengaja membuat aku semakin tersiksa. Semenjak malam yang pekat itu, batin ku tersiksa. Wajah mu selalu menghantui setiap malam-malamku. Bahkan setiap hari hanya terpikir akan dirimu," ungkap Ergin dengan tatapan mata memandang lautan lepas.
Aiyla hanya terdiam, dirinya baru tahu bahwa lelaki itupun tersiksa sama halnya dengan dirinya. Terdengar penyesalan dari mulut lelaki yang ada dihadapannya.
"Aiyla.. Aku tak tahu apa sedang terjadi pada diriku... Semakin kau membuatku merasa sangat bersalah atas sikap dingin mu terhadap ku," ungkap Ergin seraya menatap dalam kearah Aiyla.
Mulut Aiyla masih terkunci, dirinya masih tak dapat mengeluarkan suaranya untuk menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Sungguh tak mengharapkan hal ini terjadi padanya.
"Tuan, saya mau pulang," ucap Aiyla tanpa ekspresi.
Mendengar perkataan dari wanita yang ada dihadapannya membuat Ergin terpaku, tak mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang keluar dari hatinya yang terdalam.
Dengan langkah goyah Ergin kembali kemobil dan membuka pintu untuk wanita itu. Selama perjalanan mereka berdua hanya berdiam dan hening. Tak ada yang terdengar dari keduanya.
Sampailah mereka berdua pada apartemmant yang menjadi tempat tinggal Aiyla, Ergin ikut berjalan menuju lift bersama Aiyla.
"Tuan... Anda mau kemana," tanya Aiyla yang terkejut melihat Ergin ikut masuk kedalam lift.
"Aku akan mengantarkan mu sampai kedepan pintu," balasnya dengan singkat.
Lagi-lagi mereka berdua berdiam dan masih tak bersuara didalam lift dan berjalan sampai kedepan pintu.
"Tuan, bagaimana dengan mobil. Aku pergi membawa mobil kepesta itu,"ungkap Aiyla panik setelah teringat akan mobil yang tertinggal dihotel tersebut.
Ergin tersenyum lalu dengan santai berkata : "Berikan kuncinya pada ku, besok pagi aku akan datang menjemput mu."
Ergin berlalu tanpa menghiraukan wanita itu ingin berbicara lebih lanjut atas keputusan yang telah diambil olehnya.
Dengan perasaan kesal Aiyla menutup pintu dan menguci pintu dari dalam. Melangkah masuk kekamar Azzam yang tengah tertidur pulas seraya memeluk sebuah boneka kuda.
"Alangkah nikmatnya tidur mu nak... Begitu damai," ungkap Aiyla seraya membelai lembut rambut kepala putranya yang tertidur.
Disaat dirinya membelai putranya dengan penuh kasih sayang, wajah lelaki yang baru saja pergi dari tempat tinggalnya itu terlintas dikepalanya.
"Apa yang aku pikirkan, kenapa tiba-tiba lelaki itu ada dalam pikiran ku," umpat Aiyla pada dirinya sendiri.
Setelah puas melihat putranya yang tertidur dengan nyenyaknya, Aiyla pergi kekamar mandi lalu membersihkan dirinya dan bersegera untuk pergi tidur.
Pada saat merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya wajah Ergin terlintas kembali. Wajah lelaki itu sangat berbeda dari pertama dirinya bertemu Ergin itu.
Memang banyak yang berubah pada lelaki itu, Aiyla menyadarinya. Namun tak mengharapkan laki-laki itu untuk menyukainya.
Dari kalimat yang dikatakan Ergin, terkesan bahwa lelaki itu juga masih merasa bingung akan perubahan sikap pada dirinya sendiri.
"Tidak mungkin... Jangan sampai terjadi, aku tak ingin," ucap lirih Aiyla.
🌸🌸🌸
Mentari terlihat hari ini, musim dingin berganti dengan musim semi. Aiyla telah bersiap pergi kekantor dan Azzam telah siap pergi kesekolah.
Terdengar suara bell, dan Aiyla segera membuka pintu. Sungguh terkejut Ergin telah ada dihadapannya sepagi ini.
"Tuan, untuk apa ada kemari? ucap Aiyla dengan wajah terkejut.
Apa yang telah diucapkan Ergin semalam ternyata dibuktikannya pagi ini. Aiyla terkejut dengan sikap atasannya itu.
"Apa kau telah siap? " tanya Ergin dengan berusaha melihat kedalam apartemmant tersebut.
Azzam datang menghampiri Aiyla melihat ibunya yang sedang berbicara dengan seorang lelaki.
"Hai.. Apakah kau masih mengingat ku? Aku adalah rekan kerja ibu mu, kita bertemu pada saat menonton film dibioskop," ungkap Ergin dengan senyum diwajahnya.
Putra Aiyla tak memberikan respon atas pertanyaan Ergin. Aiyla memberikan isyarat agar putranya itu menjawab pertanyaan yang diberikan padanya.
Dengan anggukan kepala pertanda anak lelaki itu mengingat apa yang Ergin katakan.
"Masuklah Tuan," ucap Aiyla.
Fusun yang sedari tadi berdiri dan melihat percakapan antara Aiyla dengan lelaki yang sekarang berjalan masuk kedalam.
"Kenalkan ini Tuan Ergin, yang memiliki perusahaan tempat Aiyla bekerja," ungkap Aiyla pada Fusun.
Mereka saling berjabat tangan lalu saling melepas senyuman. Berbeda dengan Aiyla yang bersikap dingin tanpa sedikitpun senyuman.
Aiyla merasa Ergin berusaha mencoba masuk kedalam kehidupannya. Aiyla tak ingin lelaki ini mengetahui kehidupannya lebih jauh.
kutunggu kelanjutan bomlike kk di novelku Who is He ya, semangat nulisnya😁❤
likeback ke Who is He, ya😁💕