NovelToon NovelToon
Aku Dinikahi Untuk Balas Dendam

Aku Dinikahi Untuk Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ars Asta

Bagi Dira pernikahan adalah sebuah mimpi indah. Dira tak menyangka pria yang tiba-tiba mau menikahinya di hari pernikahan, disaat calon suaminya menghilang tanpa jejak, ternyata menyimpan dendam masa lalu yang membara.

Denzo tak menikahinya karena cinta melainkan untuk balas dendam.

Namun, Dira tidak tahu apa dosanya hingga setiap hari yang ia lalui bersama suaminya hanya penuh luka, tanya dan rahasia yang perlahan terungkap.

Dan bagaimana jika dalam kebencian Denzo, perlahan tumbuh perasaan yang tidak ia duga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ars Asta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Cari informasinya segera!"

Suara Rei memerintah suruhannya terdengar tegas di telepon. Pria itu langsung menelpon anak buahnya setelah mendapat amarah oleh Tuannya. 

Pria itu menutup wajahnya dengan tangan. Ia panik juga merasa gagal dalam tugas yang dijalankan. 

Pria itu menelan ludah kasar. Ia memang belum mendapatkan bukti apapun semua bukti hilang dan tanpa jejak seolah tidak pernah terjadi apapun. 

"Lama sekali," gerutunya saat hampir 10 menit belum ada info dari anak buahnya. 

Ia menyisir rambutnya dengan tangan, kasar. Melampiaskan kekesalannya. 

Tak lama ponselnya berbunyi. Dengan sigap ia mengangkat panggilan yang dia tunggu. 

"Bagaimana?"

***

Keesokan paginya, sinar matahari yang masuk dari sela jendela membuat seorang Wanita dari balik selimut menggeliat pelan. 

Matanya terbuka melihat jam dinding besar di kamar itu tertuju pukul 6 pagi. Ia terlambat bangun dengan nyawa yang baru berkumpul setengah, ia beranjak dari sifat tempatnya tidur dengan buru-buru, mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. 

Setelah mandi dan menyiapkan pakaian kerja Suaminya, Dira melakukan beberapa pekerjaan sebelum memasak. 

"Bi Nina, saya minta tolong bisa siapkan bahan untuk saya masak? Setelah membersihkan ini saya akan langsung masak," pintanya sambil menyapu  ruang tamu. 

Bi nina mengantuk mengerti. "Baik, Nona." Ia segera menyiapkan bahannya. 

Beberapa pelayan berbisik pelan melihat Nonanya. 

"Kasian ya, Nona, harus kerja seperti itu setiap hari."

"Iya, Tuan sangat keras pada, Nona." Salah satu pelayan mengangguk setuju. Mereka kembali melanjutkan pekerjaannya takut ucapan mereka terdengar dan terlihat dari CCTV dirumah. 

Dira melap keringatnya di dahinya. "Kenapa bisa telat sih," gerutunya. 

Dengan cekatan semua tugas yang diberikan selesai. Langkah kakinya cepat melangkah menuju dapur. 

Dira mengambil penggorengan lalu menuangkan minyak ke dalamnya, lalu menyalakan kompor. Sambil menunggu minyak panas, ia membalut ayam dengan tepung dengan lincah dan cepat. 

Ayam yang sudah dilumuri tepung itu lalu ia masukkan ke minyak yang sudah panas. Fokus dia kemudian beralih ke air yang sudah mendidih di dalam panci yang berisi potongan ayam, ia memasukkan potongan wortel, kentang  ke dalam panci, tak lupa memasukkan bumbu penyedap. Bau masakan nya tercium harum. 

"Nona biar saya bantu, bagaimana kalau saya yang masak udangnya?" tanya Mbak Erla memberi saran. 

"Iya, Nona terlihat kesulitan melakukan semua dengan buru-buru," timpal Bi Nina dengan pandangan iba. Karena seharusnya sebagai nona dirumah ini, Dira tak perlu melakukan hal  seperti memasak juga membersihkan. 

"Aku tidak mengerti apa maksud tuan sebenarnya." ucap Bi Nina dalam hatinya.

"Gapapa Bi, Mbak Erla, aku bisa kok," ucap Dira dengan yakin meski terlihat kewalahan. 

Setelah sup ayamnya matang, ia lalu memasak udang. Pelayan hanya bisa membantu dalam penyajian. 

Hampir setengah jam berlalu, semua makanan akhirnya siap. 

Dira menghela napas pelan, dengan dahi yang berkeringat dan napas yang ngos-ngosan karena kecapean.

"Nona duduk dulu." Bi Nina menarik Dira duduk di meja makan lalu memberikan air untuk wanita itu minum. 

"Makasih, Bi." Dira meneguk air itu sampai habis.

Mbak Erla mengambil tisu dan melap keringat di dahi Nonanya. "Nona hebat bisa mengerjakan semua itu dengan cepat dan hanya sendirian."

Dira hanya tersenyum kecil. Tangannya masih gemetar. 

"Aku capek, tapi aku nggak tahu harus bagaimana. Aku cuma bisa jalani semua ini dan berharap Mas Denzo akan berubah," batin Dira

Di balik tembok ruang makan ada seseorang yang menguping. Nasya tersenyum miring mendengar juga melihat apa yang dira lakukan. 

"Ternyata Dira diperlakukan seperti pelayan di rumah ini," gumamnya pelan memandang remeh Dira. Merasa bahwa dia masih menang dari wanita itu. 

Nasya lalu berjalan menjauh dan kembali ke kamarnya dengan perasaan puas akan penderitaan Dira. 

***

Dira mengendarai mobil membelah jalan raya, dengan kecepatan mobil yang lebih cepat dari biasanya. Ia takut terlambat datang ke perusahaan walaupun perusahaan itu milik ayahnya, ia tidak mau karyawan tahu dan menilainya jelek dalam jabatan managernya. 

Mobil itu memasuki parkiran kantor. Berjalan masuk dan saat sampai di lobi, seseorang memanggilnya. 

"Dira."

Dira langsung menoleh, melihat Alan yang berjalan menghampirinya. 

"Ada apa?" tanyanya pada Alan. 

"Bareng naiknya," jawab Alan mengajak Dira. 

Dira mengangguk pelan. 

Mereka masuk di dalam lift dan menekan lantai dimana ruangan mereka berada. 

Dira hanya diam tapi Alan terus meliriknya dari samping. 

Pintu lift terbuka, Dira melangkah keluar tapi kepalanya terasa pusing, badannya juga lemas. 

Alan langsung menangkap badan Dira saat hampir jatuh karena hilang keseimbangan. 

"Kamu kenapa, Ra?" tanya Alan, tatapannya cemas dan terlihat panik. Tangannya memegang pinggang Dira. 

"Aku gapapa." Wanita itu mendorong tangan Alan di pinggangnya dan bersandar pada dinding. 

"Kamu kelihatan pucat," ucap Alan dengan khawatir. 

Setelah merasa sedikit lebih baik, Dira berdiri dengan lurus. Ia menatap Alan sebentar, lalu berusaha tersenyum tipis. "Aku beneran gapapa, aku duluan ya." Ia melangkah lebih dulu meninggalkan Alan di depan lift itu. 

Pria itu memandang Dira berjalan menjauh. "Kamu kenapa Dira?" Ia masih menatap khawatir. 

1
Alphonse Elric
Thor, gimana sih? Kok blm update lagi? 😩
Ars Asta: Hai, makasih udah nunguin ceritaku ya🥰, Ars cuma bisa up 2 bab perhari. kedepan bakalan aku usahain buat crazy up, jangan lupa like dan beri rating 5 ya kak🩵
total 1 replies
Bea Rdz
Ngga nyangka sebagus ini!
Ars Asta: Senang banget dengarnya, makasih sudah mampir baca ceritaku🥰. Semoga enjoy dengan bab-bab selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!