NovelToon NovelToon
Kultivator Koplak

Kultivator Koplak

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Tokyo Revengers / One Piece / BLEACH / Jujutsu Kaisen
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: yellow street elite

seorang pemuda yang di paksa masuk ke dalam dunia lain. Di paksa untuk bertahan hidup berkultivasi dengan cara yang aneh.
cerita ini akan di isi dengan kekonyolan dan hal-hal yang tidak masuk akal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yellow street elite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Suasana yang sempat tegang karena tekanan spiritual dari dua barang langka itu mendadak berubah saat Chen Mo, dengan wajah polos dan alis mengerut, menoleh ke Zhou Lan dan bertanya pelan—tapi cukup keras untuk didengar semua orang.

"Eh... Barang seperti ini... kalau dijual... laku berapa ya?"

Sejenak semua orang terdiam. Bahkan burung yang tadi berkicau pun seperti ikut bungkam.

Zhou Lan yang berdiri di sampingnya langsung menyikut rusuk Chen Mo dengan keras.

“Ssst! Kau bodoh ya!? Ini warisan klan besar, bukan ikan asin di pasar!”

Namun terlambat—kedua penatua Klan Long dan Huang sudah menoleh, menatap Chen Mo seperti hendak memanggangnya hidup-hidup.

Putri Yue menutup kotak bulu phoenix-nya perlahan, lalu tersenyum kecil.

“Jika harus dijual, harganya mungkin... satu kota besar dan dua tambang batu roh.”

Long Zhen melirik sekilas. “Kalau dihitung dalam mata uang kerajaan, sisik naga ini... setara sepuluh juta koin kristal ungu. Dan itu jika kau menemukan orang bodoh yang berani membelinya.”

Chen Mo pun langsung berdiri tegak, kaku seperti patung. “A-ah... b-bukan maksudku ingin menjualnya... a-aku cuma penasaran saja...”

Rynz yang melihat itu nyaris menahan tawa. Ia berdehem, lalu menunduk sedikit agar tidak terlihat senyumannya.

Lu Ban hanya mengangkat tangan ke dahinya dan menghela napas panjang.

“Ini... murid siapa sih sebenarnya...”

Namun meski semua sempat tegang dan canggung, suasana akhirnya mencair sedikit. Beberapa orang di kerumunan tertawa pelan, dan bahkan beberapa pedagang mulai berbisik-bisik tentang harga ‘fantastis’ itu, seolah mereka sedang memimpikan ikut pelelangan surgawi.

Zhou Lan mendekati Chen Mo dengan tatapan tajam.

“Sekali lagi kau buka mulut soal harga... aku sumpal dengan tombak Hong Tian ke mulutmu sendiri.”

Chen Mo mengangguk cepat.

“T-tidak akan lagi! Aku janji!”

Rynz pun melangkah perlahan, membawa kedua bahan langka itu ke dalam bengkel, sementara para tetua, bangsawan, dan seluruh orang yang berkumpul... hanya bisa menunggu hasil dari pilihan yang akan mengubah nasib sekte kecil bernama Lembah Angin itu.

Di dalam bengkel batu yang mulai terasa seperti pusat dunia, Rynz duduk bersila di hadapan dua benda langka yang kini diletakkan di atas meja batu:

Sisik Naga Petir Emas milik Klan Long, dan bulu Phoenix Kutub Utara dari Klan Huang.

Kedua benda itu memancarkan aura yang saling bertolak belakang—yang satu penuh tekanan dan energi petir mengguncang, yang satu lagi tenang namun membakar dalam hawa dingin yang menusuk tulang.

Rynz menatap keduanya dengan alis mengernyit, lalu akhirnya membuka mulut.

"Aku bukan dewa. Aku hanya seorang pandai besi. Jadi katakan... senjata seperti apa yang kalian inginkan dari bahan ini?"

Long Zhen melangkah ke depan, nada suaranya tetap tenang namun jelas berwibawa.

“Kami ingin pedang panjang. Bukan sekadar pedang, tapi senjata garis depan—yang bisa menebas gerombolan sekaligus menyerap petir untuk memperkuat serangan baliknya. Pedang itu akan digunakan oleh saudara sepupuku, Jenderal Long Wu—pemimpin militer kekaisaran.”

Ia melipat tangan di dada.

“Kami tidak membutuhkan keindahan. Yang kami butuhkan adalah kekuatan destruktif... dan dominasi.”

Rynz mengangguk pelan, lalu menoleh ke arah Putri Yue.

Wanita itu mendekat, langkahnya ringan namun membawa tekanan.

“Aku ingin... busur,” ucapnya pelan. “Yang mampu membidik sejauh langit dan membelah siang serta malam. Aku ingin setiap anak panah yang keluar darinya... membawa kehendak phoenix itu sendiri.”

Dia menatap bulu phoenix di atas meja.

“Busur itu... akan diwariskan pada generasi berikutnya dari Klan Huang. Aku tidak hanya meminta kekuatan. Aku ingin jiwa di dalamnya.”

Rynz mengusap dagunya, matanya bergantian menatap dua bahan itu.

"Satu bahan mengandung ledakan kemarahan langit..." bisiknya sambil menyentuh sisik naga dengan sarung tangan khusus, "...dan satu lagi... seperti lagu terakhir makhluk abadi yang terbakar oleh cintanya sendiri."

Chen Mo yang diam di sudut ruangan mengedip. “Kenapa jadi puitis begini...”

Zhou Lan hanya membalas dengan pelototan, sementara Rynz perlahan berdiri.

"Aku akan memikirkan mana yang bisa kujadikan mahakarya..."

Ia menatap kedua klan dengan serius.

"Tapi... siapa pun yang tak sanggup menyatukan tubuh, roh, dan kehendak dengan senjata ini... akan dihancurkan olehnya."

Semua orang terdiam sejenak.

Senjata tingkat tinggi... bukan hanya alat. Tapi perpanjangan jiwa.

Ketika semua urusan itu selesai dan keputusan telah dibuat, suasana yang semula penuh hiruk-pikuk akhirnya mereda.

Para pedagang perlahan meninggalkan gerbang sekte, satu per satu mundur sambil membawa harapan dan kekaguman atas apa yang baru saja mereka saksikan. Anak-anak muda yang tadinya mendaftar dengan ragu, kini bersorak kecil di antara mereka, bangga telah menjadi bagian dari Lembah Angin yang kini mulai dikenal dunia.

Di tengah halaman sekte, Putri Yue berdiri memandang ke arah bengkel tempat Rynz biasa bekerja. Matanya tajam, namun ada kilatan penasaran di sana. Ia tahu, bahwa hasil akhirnya mungkin akan menentukan lebih dari sekadar harga dan gengsi... tetapi juga arah masa depan kekuatan senjata klannya.

Di sisi lain, Long Zhen sudah menaiki naga kecil yang setia menunggunya, namun sebelum pergi, ia sempat menoleh ke arah Lu Ban.

"Aku akan kembali setelah waktu yang kau janjikan habis. Tapi jika kami menang, aku ingin kontrak eksklusif... bukan hanya satu senjata."

Lu Ban, yang duduk di kursi batu dengan tangan menopang dagu, hanya tersenyum tipis.

"Kau berbicara soal masa depan, tapi kalian semua lupa bahwa dia masih... hanya seorang murid."

Long Zhen tak menjawab, hanya meninggalkan semburan aura naga sebelum tubuhnya terangkat ke langit.

Putri Yue menaiki phoenix putihnya, yang mengepakkan sayap seolah mengundang hujan salju dari langit musim panas. Ia tidak berkata banyak. Hanya satu kalimat yang pelan, ditujukan ke arah Rynz yang berdiri di ambang pintu bengkel:

"Aku menunggu bukan hanya karena senjatamu... tapi karena rasa penasaran yang aneh terhadap siapa kau sebenarnya."

Kemudian ia pun terbang, meninggalkan aroma bulu phoenix yang samar seperti dupa surgawi.

Setelah semuanya pergi, keheningan menggantung di atas sekte. Hanya suara ketuk logam ringan dari dalam bengkel yang perlahan kembali terdengar. Rynz sudah mulai bekerja... dan palunya mulai memantulkan cahaya dari dua bahan terkuat yang pernah disentuhnya.

Hari itu, Lembah Angin tak hanya menjadi tempat pelatihan—tapi pusat dari dua klan besar yang menanti... senjata terhebat mereka.

Tiga hari berikutnya, Lembah Angin tak lagi tampak seperti sekte terpencil yang dahulu. Bangunan yang dulunya sunyi, kini dipenuhi suara langkah kaki, tawa para pemuda, dan dentingan senjata dari pelatihan dasar.

Bahkan lahan pertanian yang dulunya hanya digarap Rynz dan para murid inti, kini sudah dipenuhi barisan murid baru yang sibuk mencabut rumput, menimba air, dan belajar dasar-dasar kontrol energi.

Di antara keramaian itu, Li Jiu akhirnya keluar dari ruang pengasingannya—wajahnya sedikit lebih tirus, namun matanya mengandung ketajaman dan ketenangan seorang kultivator Master sejati. Langkahnya ringan, namun aura tekanan yang menyertainya tetap tak bisa disembunyikan.

Matanya menyapu sekeliling... dan langsung terpaku pada pemandangan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Puluhan... tidak, mungkin sudah lebih dari seratus murid? Beberapa di antaranya bahkan memancarkan akar spiritual tingkat tinggi—sesuatu yang hampir tak mungkin bagi sekte kecil seperti ini.

Wajah Li Jiu menyiratkan keterkejutan, namun belum sempat ia bertanya, sebuah suara riang menyapanya dari tengah kerumunan.

"Heii! Kakak Li Jiu!"

Chen Mo, dengan pakaian bersih dan rambut sedikit ditata rapi, melambaikan tangan sambil berjalan santai. Di sampingnya, Zhou Lan memegang papan kayu yang bertuliskan 'Tour Sekte Lembah Angin – Gratis!!!'

Chen Mo mendekat dengan senyum bangga.

"Akhirnya kau keluar juga, Kak. Lihat... ini semua murid baru! Mereka tertarik masuk setelah mendengar tentang... 'keajaiban' sekte kita."

Li Jiu masih terdiam.

Zhou Lan menyusul dan ikut menyeringai.

"Ah, hampir lupa... aku dan Chen Mo sekarang resmi diangkat jadi 'Koordinator Penerimaan Murid Baru'. Jadi ya, tur dan pengenalan ini tanggung jawab kami!"

Chen Mo menepuk dada.

"Dan tentunya karena aku adalah murid tertua, semua orang harus hormat padaku!"

Li Jiu mengangkat alis. “Kau murid tertua?”

Zhou Lan buru-buru meluruskan.

"Maksudnya... tertua secara usia, bukan urutan murid."

Li Jiu hanya menarik napas panjang, lalu menatap kerumunan murid baru yang mulai berlarian, sebagian menabrak tiang, sebagian melongo ke arah bengkel, dan beberapa bahkan terkesima melihat kolam latihan spiritual yang baru dibersihkan.

"Apa... yang terjadi dengan sekte ini...?"

Chen Mo dan Zhou Lan saling menatap, lalu bersamaan mengangkat tangan ke arah bengkel tempat Rynz berada.

"Semua berubah... sejak dia mulai mengayunkan palunya."

1
yayat
tambah kuat lg
yayat
mulai pembantaian ni kayanya
yayat
ok ni latihn dari nol belajar mengenl kekuatan diri dulu lanjut thor
yayat
sejauh ini alurnya ok tp mc nya lambat pertumbuhnnya tp ok lah
‌🇳‌‌🇴‌‌🇻‌‌
sebelum kalian baca novel ini , biar gw kasih tau , ngk ada yang spesial dari cerita ini , tidak ada over power , intinya novel ini cuman gitu gitu aja plus MC bodoh dan naif bukan koplak atau lucu. kek QI MC minus 500 maka dari itu jangan berharap pada novel ini .
Aryanti endah
Luar biasa
Aisyah Suyuti
menarik
Chaidir Palmer1608
ngapa nga dibunuh musih2nya tanggung amat, dah punya api hitam sakti kok masih takut aja nga pantes jadi mc jagoan dah jadi tukang tempa aja nga usah ikut tempur bikin malu
Penyair Kegelapan: kwkwkw,bang kalo jadi MC Over Power dia gak koplak.
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
jangan menyalahkan orang lain diri lo sendiri yg main main nga punya pikiran serius anjing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!