Tanpa rencana, mereka bertemu di sebuah kereta termewah THE BLUE TRAIN, dengan route perjalanan 27 jam menuju Pretoria, Afrika Selatan. Kedua orang asing itu mengukir kisah selama 10 hari disana.
Sebuah kebodohan, tanpa mereka sadari, mereka mengikuti pernikahan massal di sebuah festival Valentine yang memperingati Dewa Kesuburan. Lewat kesalahpahaman, kisah mereka terhenti disana dan berpisah selama 8 tahun lamanya.
Tapi dia! Valentino Gallardiev. Dia kembali ke Barcelona, membawa kebencian dan segudang rencana balas dendamnya, kepada wanita asing yang tidak sengaja di nikahinya.
Takdir membinasakan segalanya, ketika seorang anak laki laki, justru membuatnya melupakan rencana balas dendamnya.
Dan dia adalah BLUE TRAIN VALENTINO, si ANAK GENIUS! Seorang anak yang lahir di saat salju pertama turun di Barcelona, setelah perpisahannya 8 tahun yang lalu.
Setelah Valentino tahu ia memiliki seorang putra, tujuannya hanya satu, yaitu merebut, merampas apa saja yang menjadi miliknya!
"Namaku Blue Train, Mommy biasa memanggilku Train, kata Mommy .. Aku dibuat di kereta api"
"Ha..ha..ha.. Benarkah? Berapa umurmu, Boy?"
"Benar, Uncle.. Kereta api dengan route terpanjang di Afrika Selatan, route 27 jam-- ehm, umurku 7 tahun"
Deg!
"Lalu dimana Papamu?"
"Kalau Uncle menanyakan dimana Papaku.. Mommy selalu menjawab, 'Papamu ada disana dan tidak mau turun'
"Kau tahu Uncle, aku ingin punya banyak uang dan menjemput Papaku.. Aku ingin sekali naik kereta itu dan membawanya turun"
Deg!
"Si-Siapa nama Mommy mu"
"Leyka Paquito.. Aneh kan? Percayalah Uncle, orangnya lebih aneh, tapi Mommy ku yang terbaik dijagat raya ini"
Deg! Deg! Deg! Dug! Dug! Dug!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALSIB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PRETORIA : Rembulan Jatuh Di Hadapanku
Valentino berguling dengan memeluk tubuh Leyka yang masih mengatur nafasnya dan membuat posisinya diatas tubuh Leyka yang bak gitar Spanyol itu.
Leyka menggelengkan kepalanya dengan menggigit bibirnya, senyumnya samar samar terlihat menggoda.
"Toro"
"Peach"
"Aku bisa merasakan jagung bakarmu yang tidak berdaya kemudian mengeras lagi. Aaah, Val-- Apa yang membuatmu perkasa seperti ini"
"Jadi kau mengakuinya?"
"Untuk satu ini iya-- kalau tidak aku sudah menendangmu-- Ahh, dan lagi kau tidak punya pembanding-- pembandingmu hanya film yang aku tonton, setelah klimaks senjatanya tidak pernah turun dan itu karena memakai obat kuat"
"Ini alami Leyka, laki laki hanya perlu fokus, dengan apa yang ada di hadapannya, Keindahan ini-- Valentino memacu perlahan dan melu*mat puncak buah dada Leyka --Aahh, rentangkan tanganmu keatas, Queen. Ssshh, Uuuhmm.. Sexy, sangat sexy" bisik Valentino dengan mulutnya yang menghi*sap lembut puncak buah dada itu.
"Ahhh Vaal.. Oouughh.. Kau.. Sangat bisa membuatku terbang begini.. Aahh.. Carinho.. Mi Carinho.. Aahh" Valentino menatap nanar gerakan, tubuh Leyka yang meliuk liuk diantara pacuannya. Valentino mendesah melihatnya.
Ia pun kembali melu*mat buah dada Leyka menyusuri ketiak Leyka dan membuat Leyka menjerit, cakaran Leyka menambah gairahnya kian membara.
"Aahh Leyka.. Il mio amore.. Sshh Aahhh.. Menyenangkan sekali.. Aku tidak mau pembanding.. Aku hanya mau dirimu, il mio amore.. Ley.. Aaahhh.." Valentino tak henti memandangi wajah Leyka bergantian menatap buah dada Leyka yang menari seiring hentakan jagung bakar Afrika Selatannya di irisan buah peachnya. Angin dingin berhembus menusuk tulang tapi di ranjang itu segalanya menjadi hangat.
"Val.. Aahh--- Leyka menautkan erat kedua kakinya di pinggang Valentino dan menggoyangkan pinggungnya mengikuti hentakan Valentino, Leyka kembali menegang.
"Aaa..aaargh.. Vaal.."
"Bukaa matamu Ley.. Lihat aku"
"Nooo Vaal-- Aaa..aaargghh.. Aa..aargh.. Val" Leyka mendorong tubuh Valentino menjauhkan dari wajahnya, Leyka memejamkan mata dan menggigit bibirnya, kedua tangannya terus menahan dada Valentino yang terus memacu miliknya.
"Aargh.. Leyka.. Aaahh.. il mio amore.. Ahh.. Ley.. Buka matamu.. Oohh" Leykapun membuka matanya disaat itu juga, menautkan tangannya dileher Valentino, Leyka memeluknya erat dan menghisap leher kokoh pria italy itu dan mengerang, kakinya terus menegang, pinggulnya terangkat perlahan seirama getaran di buah peachnya yang mengajak Valentino terbang di ketinggian.
"Aaaa...aarrrgh Leykaa! Aahhh Sshhh.. Ooohh.. Leey.. Ahh, mio caro (sayangku; italy) .. il mio amore (cintaku; italy).. il mio amante (kekasihku; italy).. Ohh Leykaa.. Huuhhft.. Huuuft" Valentinopun tumbang di sebelah Leyka, perlahan tangannya menarik bathrope yang ada didekatnya dan memberi sentuhan terakhir dengan menyeka keringat Leyka juga benihnya yang berhamburan.
"Ahh.. Kau cantik sekali Ley"
"Aahh.. Dari bayi Val dan dunia mengakui itu" Valentino tergelak dan menggigit pundak Leyka.
"Kau menyebalkan Leyka Paquito, tapi aku sangat menyukainya"
"Iihh Val geli, brewokmu kian panjang Val, kau seperti kakek tua"
"Sensasi geli ini kan yang kau cari?" Leyka menjerit dengan tawa, saat bulu diwajah Valentino menyerang pundak dan leher hingga ketiaknya.
"Vaall Stopp" kata Leyka dengan terbahak sambil mendorong kedua pipi Valentino agar manjauh.
"Cium aku Ley, percayalah tidak akan terjadi apa apa" kata Valentino dengan lembut. Leykapun mencium lembut bibir Valentino, dan memuat debaran di antara mereka.
"Terima kasih Ley, kau seperti Dewi Athena yang penuh kelembutan tapi kadang kau seperti Dewi Aphrodite, sangat liar-- Sebenarnya hatimu lembut Leyka, hanya saja kau menutupinya dengan keliaranmu, agar tidak ada yang bisa menyentuh kelembutanmu" kata Valentino dengan membelai rambut Leyka yang ada di pelukannya, sesekali ia mencium kening Leyka dengan lembut.
"Karena terkadang hidup tidak bisa dilawan dengan kelembutan Val, kau akan terus tertindas bila melawannya dengan kelembutan"
"Kenapa kau tidak memberi kesempatan kepada orang untuk menolongmu, kenapa kau menghadapinya sendirian?"
"Karena aku percaya kepada diriku sendiri, kepada Tuhan atau dewa atau setan sekalipun aku tidak percaya apalagi pada manusia, aku hanya percaya kepada Ayahku"
"Kau membuatku semakin penasaran"
"Kau akan tersesat Val-- Dan kau akan tersiksa" kata Leyka dengan menggesekkan hidungnya ke hidung Valentino, tangannya membelai rambut hitam yang bergelombang milik pria italy itu. Untuk sesaat mereka saling memandang kemudian saling berciuman dan melu*mat hangat.
"Aku akan menyiapkan air panas di bathup, kau bawa winenya, kita mandi" Valentino menyambar kening Leyka dan bathropenya, lalu bangkit berdiri berlalu dari tenda itu menuju kamar mandi terbuka tanpa atap, hanya bahan serupa dengan tenda mengelilingi satu bathup satu closet dan wastafel, benar benar klasik.
"Aahh, baiklah Tuan Perkasa" kata Leyka menggeliat meregangkan tubuhnya.
"Ley sudah siap.. Kemarilah.. Ini indah Ley.. " suara Valentino membuat Leyka menggerakkan tubuhnya untuk bangun, setelah memakai bathrope Leyka membawa sebotol wine dan dua gelasnya, kemudian menuju kamar mandi.
Valentino telah berada di dalam bathup dengan senyum menawannya. Leykapun menuangkan satu gelas wine dan di berikan pada Valentino dan menuang satu untuknya. Leyka melepas bathropenya dan menyusul memasuki bathup itu, cahaya lampu tradisional tampak berkelip dan memendarkan biasnya hingga menerpa wajah mereka. Mereka pun mendentingkan gelas wine dan menyesapnya kemudian saling melemparkan senyuman.
"Suasananya sangat tenang, aku menyukainya" kata Leyka menengadahkan wajahnya ke langit yang masih menampak terang, jam 7 malam serasa di jam 3 sore di Asia. Kaki Valentino mulai usil dengan mengusap paha Leyka memakai ibu jari kakinya.
"Dimanapun aku suka asalkan itu bersamamu" Leyka terkekeh mendengarnya lalu menatap mata Valentino.
"Sayangnya tidak ada bulan-- hanya bintang" kata Leyka dengan menyandarkan kepalanya di bibir bathup
"Rembulan telah jatuh dan sekarang tepat berada dihadapanku" Leyka kembali terkekeh.
"Kau mulai pandai merayu, tuan perkasa" Leyka pun membalas mengusap dada Valentino dengan ibu jari kakinya, Leyka terus menelusurinya naik turun hingga perut Valentino.
"Ley, aku tidak pandai merayu-- Ikutlah bersamaku ke Italy"
"Val, untuk apa aku disana? Menjadi simpananmu?" dan Leyka tergelak kemudian.
"Jadi Istriku Ley" jawab Valentino semakin membuat Leyka tertawa terbahak bahak.
"Itu kiamat Val" Leyka masih terbahak dan itu membuat Valentino terpancing kekesalannya namun ia ingin berusaha sabar.
"Kau mengurusku, mengurus anak anak kita" Leyka semakin tertawa terbahak mendengarnya.
"Hentikan aku sakit perut, Val" Valentino terdiam menunggu Leyka menghabiskan tawanya. Valentinopun menangkap kaki Leyka dan menghisap ibu jarinya. Leyka tersentak dengan membulatkan matanya.
"Aaaaww! Val! Akkh.. Kau gilaa!"
"Ley, aku serius"
"Val, aku juga serius, menjadi istrimu itu harus menikah dan menikah itu harus ada cinta-- kita tidak memiliki itu. Yang kita miliki hanya nafsu, Val. Pernikahan kita tidak akan berhasil, Val-- Pernikahan bagiku tidak main - main, pernikahan bukan mengusir rasa sepi semata, lebih dari itu Val! Begitu punya anak, hidupku akan berhenti disana, mengurusnya mendidiknya, aku belum siap Val. Kau gila kerja dan aku akan menjadi penunggu rumahmu-- Tidak! Aku tidak mau hidupku menyedihkan"
"Ley, mungkin akan berbeda bila kau ada disisiku, gila kerjaku karena memang tidak ada hal lain selain kerja!"
"Lalu Rebecca? Bukankah itu hal lain yang bisa kau manfaatkan selain bekerja?" Valentino terdiam lalu menyesap winenya dan mengusap usap kaki Leyka. Bingung rasanya menjelaskan apa yang ia rasakan dulu dan sekarang. Rasanya sangat berbeda.
"Aku tidak merasakan seperti ini, mungkin karena dia membosankan, dia terlalu formal dan aku juga terlalu formal-- Saat bersamamu semua berjalan seperti di rollercoaster tertinggi di dunia-- Membayangkan 9 hari lagi aku ingin waktu berhenti agar aku bisa bersamamu-- Aku.. Aku.. Aku jatuh cinta padamu Ley"
"Val, sebaiknya jangan diteruskan pembicaraan ini, cinta tidak mungkin datang dalam waktu dua hari-- Tinggallah kalau kau mau, aku di Barcelona. Aku benar benar akan meninggalkan kehidupanku di Palma yang seperti di neraka"
"Ley, aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku, kau saja yang ikut denganku, aku tidak mungkin meninggalkannya, karirku sangat bagus. Itu masa depanku untuk anak dan Istriku kelak-- Ayo Ley, kita punya anak. Aku berharap benihku tumbuh disini" kata Valentino sambil menyentuh perut Leyka.
Karir lebih penting bagimu.. Berarti itu bukan cinta Val. Kalau cinta kau sanggup mengorbankannya.. Ini hanya nafsu sesaat..
"Jangan bermimpi Val-- Aku akan mencari kebebasanku-- Aku tidak suka ikatan dan aku tidak jatuh cinta padamu!" kata Leyka sambil menyesap wine dan menghabiskannya lalu bangkit berdiri dan menyelesaikan mandinya di kucuran air shower yang menghangatkan.
Dengan kesal Valentinopun bangkit berdiri dan membalikkan tubuh Leyka. Ia langsung memeluk tubuh Leyka dan mengangkat satu kaki Leyka agar menaut di pinggangnya. Tangannyapun kembali mencengkeram tengkuk Leyka, tanpa kata Valentino melesakkan jagung bakar afrika selatan. Leyka membelalakkan matanya. Belum mengatakan apapun Valentino melu*mat bibir Leyka, tanpa memberikan kesempatan pada Leyka.
Dengan kemarahan Valentino memacu perlahan, melu*mat bibir sensual itu dan satu tangannya mere*mas buah dada Leyka. Sementara Leyka mere*mas rambut Valentino dan satu tangannya berpegang pada punggungg kekar itu.
"Katakan padaku, Ley-- Bagaimana caranya membuatmu jatuh cinta padaku, Aahh Leyka-- Katakan Ley" Valentino terus memacunya tanpa ampun, cengkeraman di tengkuk Leyka sangat kuat seakan tidak ingin ia lepaskan.
"Val"
"Apa aku tidak cukup mempesona bagimu" bisik Valentino dengan menghi*sap leher Leyka.
"Val--
"Ajari aku, Oohh Ley.. Aahh.. Ajari aku bagaimana caranya agar kau jatuh cinta padaku" semakin cepat Valentino memacunya semakin cepat membuat Leyka semakin melayang tinggi.
"Aahh Vall--
"Apa aku harus membayarmu agar kau mau ikut denganku? Aaahh, Apa aku harus bertekuk lutut padamu dan memohon? Percayalah Ley, aku bisa melakukannya ribuan kali untukmu, Aaargh Shitt!!"
"Val--
"Berapapun nilaimu sebutkan Leyka! Bukankah kau menilai segala sesuatu dengan uang?"
"Vall! Aaahhh! Memang! Tapi aku tidak bisa di beli oleh uang! Aaahhh Val!"
"Apa aku kurang tampan Leyka Paquito Fernandez?! Aarrgh!"
"Vall-- Aaahhh.. Mi carinho.. Aaahh!"
"Katakan Leyka! Aaarghh, Leyka aku.. Aku mau meledak Ley aaarrghh!" Valentino terus menekan dalam irisan buah peach itu, Valentino terus memacu dengan kemarahannya dengan kekecewaannya atas penolakan Leyka.
"Val, Aahh.. Aaahh.."
"Apa yang kau inginkan dariku! Mengapa kau mau saja melayaniku! Mengapa kau nyaman bersamaku Leyka!-- Kau tidak jatuh cinta padaku?"
"Aahh.. Aaaa..aaahhh Vall.. Kau bisa mengusirku, Kau yang mencegahku, kalau kau ingin aku pergi maka biarkan aku pergi, Aahh Vall-- Ooohh il mio amore"
"Aahh.. Ahhh.. Leyka.. Sshhh Aaaa..aaarghh!"
"Peluk aku Val.. Aaa..aaaa..aaahh" Valentinopun memeluk Leyka dan mengerang dipuncak kepalanya dan Leyka menggigit dada Valentino saat berada di puncak ketinggian hasratnya. Meledaklah mereka bersama dengan nafas yang terengah engah.
"Maafkan aku Ley-- Apa aku menyakitimu?" Leyka hanya menggeleng kemudian Valentino kembali memeluk Leyka dengan erat.
...*...
Dua orang pelayan datang dengan satu chef, yang memasakkan makan malam dan menyalakan api unggun. Dua kursi untuk mempelai dan satu meja, mereka duduk manis dengan menggunakan piyama bagi pengantin pria dan baju tidur dengan model kimono untuk pengantin wanita. Mereka terdiam dan canggung setelah kejadian tadi, mereka lebih baik melihat para pelayan menyiapkan makan malam mereka dan chef yang sedang memasak.
Dengan bertopang dagu bertumpu di meja, Leyka melihat daging yang di bolak balikkan dan membakar kentang hingga merekah. Sementara Valentino menyandarkan tubuhnya di kursi dengan menyesap red wine. Sesekali matanya melirik ke arah Leyka yang tak bergeming sedikitpun.
"Apa kau tidak ingin minum?"
"Nanti saja" jawab Leyka dingin.
Mengapa aku bodoh! Apa aku menyinggung perasaannya? Apa aku melukai hatinya? Kau benar Ley, kau bisa saja pergi dan aku selalu mencegahmu.. Tapi mengapa kau mau.. Besok, 8 hari lagi.. Mengapa aku membuang waktu untuk obrolan tadi.. Aahh, bukankah kita hanya orang asing? Mengapa aku menuntutmu lebih?
Val, aku jatuh cinta padamu.. Tapi kau tidak! Kau hanya bernafsu saja padaku, Kau lebih memilih karirmu.. Karena itulah aku mengatakan bahwa aku tidak jatuh cinta padamu.. Cinta sanggup berkorban Val, dan aku perempuan.. Aku tidak mau menjadi budak nafsumu saja dan mengurus anak yang merenggut kebebasanku.. Aku tidak mau hidup yang menyedihkan seperti itu.. Aku tidak mau seperti Ibuku.. Aku mau laki laki yang mencintaiku.. Bukan aku saja yang mencintai laki laki.. Dan aku belum siap menjadi istri di usia ku ini.. Aku ingin bebas,Val.. Aku tidak ingin terikat.. Terikat itu membosankan..
Makan malampun telah siap dan mereka menyantapnya, di iringi gesekan biola sang chef yang begitu mengalun lembut namun menyayat. Setelah satu lagu dimainkan, mereka pergi setelah Valentino memberikan tips. Mereka kembali menikmati malam yang begitu romantis.
"Kau mau winenya lagi?"
"Hmm-- Boleh" jawab Leyka singkat.
"Lupakan apa yang aku katakan tadi, Ley"
"Aku bahkan tidak ingat" jawab Leyka semakin membuat Valentino resah.
"Apa kau menyukai masakannya?"
"Aku sangat menikmatinya, Val" Valentinopun menyelesaikan makanannya dan bangkit berdiri menggeser kursi di samping Leyka sehingga ia menutupi pandangannya pada api unggun yang memenuhi bola mata Leyka.
Valentino kemudian menuang wine pada gelas milik Leyka dan gelasnya, kemudian mengusap punggung Leyka yang dhatinya dipenuhi debaran. Valentinopun menyandarkan wajahnya di punggung Leyka dan mengendusnya.
"Apa kau kedinganan?"
"Sekarang sudah tidak" Valentino tersenyum hangat sambil mengusap punggung Leyka.
"Apa begini nyaman?"
"Sangat" ujar Leyka dingin karena masih menikmati makanannya.
"Leyka Paquito Fernandez" Seseorang muncul tiba tiba mengejutkan mereka berdua. Leyka menoleh ke arah sumber suara itu dan kembali melanjutkan santapan makan malamnya tanpa perduli kedatangan perempuan itu. Rebecca.
"Dia akan datang sampai kiamat dan seumur hidup aku akan menghadapi jal*angmu, kehidupan menyedihkan yang kau tawarkan, Val. Siapapun tidak akan bertahan denganmu, termasuk aku!" bisik Leyka dan Valentino kembali menciumi punggung Leyka dengan geram.
...-...
...-...
...-...
pokoknya jangan ditunggu, semakin mencapai waktu kontrak 20.000 kata, akan semakin susah up tiap hari kl ada ena2, sementara babang Val napsunya gede bingit,...🙄 ini alurnya masih flat... jd santai saja.. jangan penasaran ih.. aku berasa lagi jalan di komplek, tenang...tp di gonggongin anjing galak tau.. kaya pengen lari kalau pada penasaran tuh.. jangan penasaran yah.. nanti kl udah masa di barcelona baru akan pada serius.. 🤭 jangan lupa jempolmu buat nyolek si jagung bakar afsel 🤣🤭
lope, lope, lope it sekebun singkong/Heart//Heart//Heart//Heart/
ditunggu lanjutannya lho ini kak...💪🏻🫶🏻