Zhao Jinyue, putri keempat Bangsawan Jing kehilangan segalanya setelah Pangeran Rui—sang suami—mendapatkan gelar Putra Mahkota.
Dia yang seharusnya menjadi Putri Mahkota tidak hanya dikhianati, tetapi juga difitnah dan dibunuh dengan kejam.
Zhao Jinyue pikir kematian tragisnya adalah akhir dari segalanya, tanpa diduga dia malah lolos dari lubang neraka dan kembali di hari Kaisar menjatuhkan titah pernikahan untuknya.
Dengan kenangan menyakitkan yang membekas di ingatannya, Zhao Jinyue mana mungkin bersedia mengulangi kesalahannya dengan menikahi Pangeran Rui dan membiarkan kakak ketiganya menjadi selir samping, bahkan bersedia menyetarakan status mereka.
Di kehidupan ini, Zhao Jinyue akan menjadi wanita yang berbudi luhur di mata dunia. Namun, diam-diam merencanakan pembalasan dan berbalik menaiki kapal Pangeran Runan, musuh bebuyutan Pangeran Rui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Mengecewakan Aku!
Pada hari perjamuan, Yi Nan memasuki istana bersama Pangeran Rui sebagai Selir sampingnya.
Yi Nan memakai gaun bagus dan indah yang telah dipersiapkan dari jauh hari dengan penuh kehati-hatian.
Yi Nan berniat bersaing dengan Jinyue, dia ingin memberitahu semua orang apa perbedaan antara awan dan lumpur.
Kebetulan, dia melihat kereta kuda Kediaman Bangsawan Jing dari kejauhan.
Dia pun tidak terburu-buru memasuki istana, bahkan mencoba menghentikan Pangeran Rui.
"Yang Mulia, itu kereta kuda Bangsawan Jing. Pasti Adik Jinyue dan bibiku ada di sana, bagaimana kalau kita menunggu sebentar dan menyapa mereka?"
"Hmmm." Pangeran Rui hanya memberikan tanggapan seadanya, dia masih memiliki kekesalan yang terpendam pada Jinyue.
Hanya saja, dia tidak berniat mencari masalah untuk saat ini.
Yi Nan tersenyum lembut, tidak begitu menghiraukan ekspresi datar yang telah menghiasi wajah Pangeran Rui sejak beberapa hari terakhir.
Setidaknya, Pangeran Rui masih memperlakukan dirinya dengan baik.
Setelah beberapa saat, kereta kuda yang memiliki logo Kediaman Bangsawan Jing berhenti tepat di depan gerbang istana.
Nyonya Bangsawan Jing turun terlebih dahulu, kemudian disusul dengan sesosok tubuh cemerlang yang mengenakan rok berwarna terang.
Wajah Jinyue sangat jernih dan halus, membuat mata siapa pun menjadi lebih cerah saat melihatnya.
Pangeran Rui yang masih jengkel terhadapnya saja sangat terpesona, dia sampai ternganga dan hampir meneteskan liurnya.
Yi Nan melihat Jinyue dari ujung kepala sampai ujung kaki, ekspresi kebencian seketika menghiasi wajahnya.
Apakah dia masih gadis yang tidak bisa menarik perhatian orang?
Jinyue mengenakan perhiasan yang tidak terlalu mencolok dan riasan yang cukup tipis, tetapi mampu membangkitkan kecantikannya yang luar biasa.
Sementara Yi Nan, dia sudah menghabiskan hampir seluruh uang simpanannya untuk bisa mengenakan perhiasan terbaik dan termahal.
Hanya dengan melihat penampilan Jinyue sekilas, niat Yi Nan yang ingin bersaing dan pamer langsung sirna.
Pendapatnya tentang berpenampilan cantik itu harus mahal, juga dipatahkan oleh kesederhanaan Jinyue.
Dia sangat mempesona, membuat mata orang berbinar dan mereka tertarik.
Yi Nan mengepalkan kedua tangannya erat-erat, dia juga menggertakkan gigi hingga membuat gusinya hampir hancur.
"Adik Jinyue, kamu sangat cantik." Meski benci, Yi Nan tetap menyapa sesuai dengan niat awalnya.
"Saya telah bertemu dengan Yang Mulia Pangeran Rui." Jinyue tersenyum lembut dan menyapa dengan sopan, tetapi sang pangeran tidak menanggapi karena hanyut dalam keterpesonaannya.
Jinyue mengabaikan Pangeran Rui, dia beralih pada Yi Nan tanpa menunjukkan kebencian yang telah dia bawa dari kehidupan sebelumnya. "Kakak Sepupu, kamu juga cantik."
"Saya telah bertemu dengan Yang Mulia Pangeran Rui." Nyonya Bangsawan Jing juga menyapa Pangeran Rui sebagai formalitas, lalu berbalik menatap Jinyue tanpa menghiraukan keberadaan Yi Nan yang sangat mengecewakan.
Itu sebabnya, dia tidak berniat menyapa, apalagi berbasa-basi dengan sang keponakan
"Yue'er, acara sebentar lagi dimulai. Ayo, kita harus segera masuk."
Jinyue mengangguk, dia menatap Yi Nan dan Pangeran Rui saat berpamitan. "Yang Mulia, Kakak Sepupu "
"Kakak Sepupu, Yang Mulia, mari."
Detik selanjutnya, Jinyue dan Nyonya Bangsawan Jing melangkah pergi tanpa menunggu tanggapan sepasang kekasih di belakang mereka.
***
"Jinyue dan Yuhan benar-benar pasangan yang serasi." Netra Selir Agung Qin berbinar saat menatap Pangeran Runan dan Jinyue yang duduk berdampingan, dia pun memuji dengan tulus.
Mendengar itu, Jinyue tersenyum malu-malu, sedangkan Pangeran Runan hanya memasang ekspresi datar andalannya.
'Anakku beruntung, akhirnya dia bisa menaklukkan hati Yue'er'
Selir Agung Qin memang tidak melahirkan Pangeran Runan, dia hanyalah ibu yang merawat sang pangeran sejak permaisuri meninggal.
Namun, kasih sayangnya pada Pangeran Runan nyata.
Selir Agung Qin menganggap Pangeran Runan seperti putranya sendiri, terlebih dia tidak memiliki putra dan hanya melahirkan seorang putri.
Selir Agung Qin yang duduk di sisi Kaisar melirik pada pelayan di bawah, memberi isyarat untuk memberikan hadiah yang dia persiapkan untuk Jinyue.
Pelayan itu mengangguk mengerti, lalu mendekati Jinyue dengan membawa nampan di tangannya.
"Itu adalah sepasang hiasan kepala dari giok merah. Pakailah di hari pernikahan, ini memiliki makna yang bagus," kata Selir Agung Qin dengan lembut dan penuh kasih. "Sebentar lagi kamu akan menjadi bagian dari kami, dan akan menambah anak cucu untuk kami."
Jinyue berdiri hanya untuk menjalin kedua jemarinya agar saling menggenggam dan meletakkannya di pinggang saat berkata, "Terimakasih, Selir Agung Qin."
Yi Nan menatap semua kejadian itu dengan kebencian yang berbaur bersama kecemburuan di hatinya.
Selir Xue juga tampak tak senang dengan penampakan itu, dia segera mengeluarkan suara manisnya. "Kakak, Pangeran Rui membawa selirnya untuk memberi salam."
Karena Selie Xue sudah membantu mempromosikan keberadaannya, Yi harus sadar diri untuk segera memberi salam. "Hormat Yang Mulia Kaisar ..telah bertemu Selir Agung Qin."
Senyuman di wajah Selir Agung Qin perlahan lenyap, dia juga tidak begitu menghiraukan keberadaan Yi Nan dan hanya melirik pelayan lainnya dengan tak acuh.
Pelayan itu mengangguk, lalu berjalan menuju Yi Nan hanya untuk memberikan hadiah pertemuan dari Selir Agung Qin yang dipersiapkan tanpa hati.
"Karena sudah menjadi bagian dari keluarga kerajaan, sebaiknya gunakan waktu untuk membaca dan menghapal kitab aturan wanita ini." Selir Agung Qin kembali bersuara saat pelayan sudah berdiri di depan Yi Nan, tetapi nada bicaranya sangat tak bersahabat.
Awalnya Yi Nan tersenyum, mengira akan mendapatkan hadiah yang tak kalah bagusnya dari Selir Agung Qin.
Wajahnya berubah pias melihat kitab aturan wanita yang dibawa pelayan, dan disusul oleh kata-kata sarkas Selir Agung Qin.
Baik buku atau pun ucapan, keduanya seperti tamparan ganda bagi Yi Nan.
"Perbanyaklah membaca, kalau perlu kamu juga bisa menyalinnya."
Yi Nan merasa, Selir Agung Qin secara halus sedang membuka aibnya dan mengingatkan semua orang bahwa dirinya bukanlah wanita bangsawan yang bermoral.
Jadi, dia perlu buku pedoman untuk memperbaiki akhlaknya.
Ekspresi Yi Nan menjadi semakin dingin, dia berusaha menekan kebencian di hatinya dan hanya bisa mengepalkan tangannya di balik lengan bajunya.
"Baik, terimakasih, Niangniang."
'Atas dasar apa?' Yi Nan menggertakkan giginya dengan keras saat bergumam dengan penuh kebencian. 'Aku juga menantu kerajaan, kenapa hanya Jinyue yang mendapatkan hadiah berharga?'
'Apa aku harus menunduk pada Jinyue lagi?' Yi Nan segera menggelengkan kepalanya. 'Tidak bisa. Aku tidak bisa membiarkan dia menikahi Pangeran Runan!'
Yi Nan jelas tahu bahwa baik di hati rakyat maupun di hati Kaisar, status dan kedudukan Pangeran Runan lebih tinggi daripada Pangeran Rui.
Jika Pangeran Runan dan Jinyue menikah, maka dia harus memberi hormat setiap kali bertemu.
Terlebih, Yi Nan hanyalah selir, sedangkan Jinyue seorang putri.
'Karena aku tidak bisa menjadi putri, maka kau juga! Kau harus menjadi selir sepertiku!'
"Yuhan ...." Suara Agung Kaisar terdengar.
Pangeran Runan segera berdiri dan menyahut sambil menangkupkan kedua tangannya ke depan. "Ayahanda."
"Karena kamu sudah kembali, maka menetaplah di ibukota selama beberapa waktu dan persiapkan baik-baik pernikahanmu dengan Jinyue."
"Baik, Ayahanda."
"Jangan mengecewakan aku!" Ada ketegasan yang membalut kelembutan Kaisar terhadap Pangeran Runan.
Selain itu, kata-katanya juga memiliki makna lain yang hanya dimengerti oleh Pangeran Runan.
Dia tidak boleh mengecewakan Kaisar dengan menduakan Jinyue seperti yang dilakukan Pangeran Rui, juga harus segera mendapatkan hasil atas penyelidikan kasus Raja Pingnan.
"Aku tidak akan mengecewakan Ayahanda."
terima kasih