semoga kalian suka yaww makasihh♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 27
"Tolong kamu hitungkan ini dulu ya dek" Ucap salah seorang karyawan kepada Alice
"Aku aja kak, Alice lagi nata berkas soalnya" laya langsung mengambil alih pekerjaan itu
"Akh! Bagaimana si ini bolak balik salah semua" Keluh Alice, ia dari tadi tidak selesai selesai menata berkas yang menggunung itu
"Kayak nya ini biasanya gini deh kenapa engak bisa si, panas panas gini ada aja yang bikin emosi" Ucap Ilyas
Lagi pusing pusing begini tiba tiba Deril datang membawa kabar Sangat buruk buat Alice
"lice, lu disuruh nganterin berkas yang baru dikirim kak Laila keruang CEO" bukan nya senang ia palah membanting semua berkas itu
"Sial, bisa gila lama lama aku. Ini aja belum siap" ia benar benar frutasi dengan semua nya
"Bawain aja dulu, siapa tau atasan kita baik memaklumi anak magang kaya kita gini" ucap Deril
'ya harus maklumi itu, kalo tidak awas saja'
Batin Alice. Ia langsung menata berkas yang dimaksud deril tadi dan segera pergi membawa nya
Ia berjalan pelan sembari menata kembali berkas yang ada ditangan nya sampai ia tak sadar menabrak seseorang
Brug
Semua berkas yang dibawa oleh Alice jatuh berserakan. Ia menatap Berkas berkas itu lalu beralih menatap seseorang yang ditabrak nya
"Kak Arshen?" arshen sama terkejutnya melihat alice ada dikantor itu
"Alice, kamu ngapain disini?" Alice tidak menjawab ia langsung berjongkok dan membereskan seluruh berkas yang berserakan
"biar aku bantu Alice" ia membantu mengambilkan berkas yang jatuh agak jauh dari jangkauan Alice
"Terimakasih" setelah selesai Alice segera berdiri, dan hendak pergi namun pergelangan tangan nya langsung ditarik Arshen
"Maaf" Arshen menatap tangan nya yang menarik tangan Alice, lalu melepaskan nya
"Maaf kak aku buru buru harus menyerahkan ini keruang CEO" ia langsung pergi begitu saja dengan muka datar. Ia malas melihat Arshen apalagi sampai ngobrol bersama
Ia berjalan sedikit cepat ke arah Lift, untung nya disana lumayan rame jadi ia bisa bernafas lega tidak mungkin Arshen akan mengejar nya apalagi sampai lantai ruang CEO. Setelah semua karyawan berhenti di lantai yang mereka tuju barulah Alice memencet tombol untuk kelantai CEO
Tok tok tok
"Masuk" Alice langsung membuka pintu nya dan langsung masuk
"Ini pak berkas yang bapak mau" Alice langsung duduk di kursi depan Vincent
"oke, Mau minum?" Alice mengangguk, Vincent langsung mengambilkan Cangkir yang berisi air putih lalu menyerahkan nya Kepada Alice
Terlihat Alice sangat kehausan sampai ia meneguk ludes air yang ada di dalam cangkir tersebut. Vincent hanya bisa geleng geleng
"Udahlah saya mau kembali ke bawah, engak ada yang harus dikerjakan lagi kan pak?" Vincent menggeleng
Saat Alice hendak keluar baru saja ia menarik kenop pintu Vincent memanggil nya
"Alice" sang empu yang dipanggil langsung menoleh
"Pulang lah dengan supir saya nanti, soalnya saya mau lembur" Alice terdiam sejenak
"pak, terus bagaimana dengan teman teman saya pasti akan curiga" Vincent hanya menggeleng saja
"ya kamu bisa jalan dulu kan sampai dipinggir gerbang baru naik dari situ" Alice mengangkat satu jempol tangan nya lalu keluar dari ruangan Vincent
Saat ia sampai di lantai dasar ia memutuskan untuk ke toilet sebentar untuk meredakan rasa panas dibadan nya. Saat membuka pintu toilet ia melihat ada banyak karyawan disana ia menyapa nya dengan ramah lalu segera masuk ke salah satu toilet yang kosong. Baru saja ia masuk ia mendengar bisik bisik para karyawan
'Padahal gue sering lihat ada cewe masuk ruang CEO, tapi akhir akhir ini kok gue engak lihat ya'
'ah benar juga kemarin gue juga lihat yang di dikerubungi bodyguard itu kan'
'gue penasaran siapa cewe itu, apa jangan jangan pak bos sudah menikah ya'
'engak mungkin si kalo nikah pasti kita di undang, atau pacar nya mungkin ya'
'padahal gue nge fans Banget sama bos. Mana tampan, mapan ah idaman banget'
'gue si mau aja kalo dijadikan selingkuhan kalo sama bos'
Alice yang dari tadi menguping dari balik toilet merasa kesal, apa apaan mereka. Eh tapi bentar berarti selama gue ke kantor Pak Vincent karyawan banyak yang tau ya padahal ia lewati koridor samping. Tapi bodoamat lah emang dasar cewe cewe tuh gitu sekali melihat yang tampan langsung saja mengatal
Alice langsung keluar dari toilet tersebut dan ia menganggukkan kepala untuk menyapa para karyawan itu. Ia merasa kesal sekali mendengarkan pembicaraan mereka tadi. Apa Alice cemburu? Itu tanda nya dia sudah cinta dengan Vincent
"Lu dari mana saja si lama bener?" omel Laya, Alice memang pergi sudah hampir setengah jam
"hehe maaf tadi aku ke toilet terus ada karyawan engak enak mau keluar" laya hanya geleng geleng saja
"kamu lanjutin ini deh lice, tinggal nyimpan aja kok" Alice melangkah kan kaki dan mengambil alih pekerjaan Deril
Hari ini mereka mulai terlihat sibuk banyak pekerjaan yang di berikan oleh karyawan sebagai pelatihan.
Sore hari nya mereka sudah bersiap siap untuk pulang, mereka menatap barang barang yang harus dibawa pulang dan juga merapikan kembali buku buku serta berkas lain nya. Setelah selesai baru lah mereka menuju lift untuk segera pulang
"Lu dijemput supir lagi Lice?" tanya Laya
"Iya, lay lu mau bareng?" ajak Alice, padahal ia berharap tidak karena yang menjemput nya bukan supir pribadi keluarga nya namun anak buah Vincent
"Ah tidak hari ini aku mau bareng Deril kebetulan dia mau lewat rumah aku" Jawab Laya, Alice hanya mengangguk kan kepala nya saja
Setelah teman teman nya pergi barulah Alice berjalan keluar gerbang, seperti biasa ia berjalan agak jauh dari area kantor tak berselang lama mobil berhenti tepat di samping Alice, dengan cepat ia masuk kedalam mobil tersebut
Sesampainya dirumah ia segera membersihkan diri dan turun untuk makan, ia masih sendiri dirumah hanya dengan bibi saja. karena kedua orang tua nya belum juga pulang
"Bik, es cream nya habis ya?" Alice baru saja membuka freezer dan kosong tidak ada es cream satu pun
"Iya non, bibi lupa belum membeli nya" Padahal Alice sedang pengen banget maka es cream
"ya udah deh bik aku keluar bentar untuk beli, bibi mau sekalian nitip apa gitu tidak?" bibi menggeleng
"Tidak usah non, non tidak besok saja? Ini sudah malam" Alice hanya tersenyum saja sembari melangkah keluar
Tentu ia tidak pergi sendiri ia diantar oleh supir seperti biasa, malam itu Alice berniat ke mall untuk membeli stok cemilan yang habis
"Nanti kalo kesusahan bawa, telfon bapak aja ya non" ucap sang supir
"Iya pak" ia langsung berjalan sendiri memasuki mall, ia memang sudah terbiasa seperti itu
ia langsung mengambil keranjang lalu menuju ke tempat jajan jajanan dan mengambil apa yang ia inginkan. Saat ia hendak mengambil roti namun karena tempat nya sangat tinggi ia harua menjinjit sekuat tenaga hampir saja ia jatuh tapi tiba tiba ada seseorang yang mengambil kan roti tersebut
"Ini" Alice langsung menoleh ke seseorang yang baru saja membantu nya. Mereka beradu tatap
"Kamu?" Alice terkejut dengan seseorang yang saat ini berada di samping nya
"Loh, Alice? Kamu Alice kan?" terlihat pria itu seperti tidak percaya bisa kembali bertemu dengan Alice
"Iya aku Alice, kau masih ingat aku kan?" Pria tersebut mengangguk
"Akhirnya kita ketemu juga Alice, ternyata kau tinggal di Indonesia juga?" Alice tersenyum
Tak menyangka ia bertemu teman lama yang dimana orang itu pernah menjadi seseorang yang ia cintai sesaat.
"iya, papa ada bisnis disini terus kita di boyong kesini. kamu tidak tinggal di jerman lagi?" pria tersebut menggeleng namun dari raut wajah nya terlihat murung
"kalo kamu ada waktu kita bisa ngobrol lice" Alice menatap belanjaan nya, ia rasa sudah cukup
"Sekarang juga bisa, aku sudah selesai kok belanja nya. Aku ke kasir dulu ya kamu tunggulah di depan" Pria tersebut mengangguk lalu berjalan keluar
Setelah Alice selesai membayar semua belanjaan nya ia segera berjalan menuju ke halaman Mall, ia melihat teman nya itu sedang duduk disalah satu kursi disana
"Hei, sori agak lama. Nih buat lu" ia memberikan sebotol minuman kepada teman lama nya itu
"Oh iya Terimakasih, padahal gue udah beli" Alice tersenyum saja
"Ayo ceritain kenapa lu ada di Indonesia bukan nya dulu lu pamitan sama gue mau pindah ke jerman?" pria tersebut tersenyum
"Awal nya aku emang di Jerman tapi tapi papa ku kena kasus penggelapan dana di sebuah perusahaan akhir nya papa ku dipenjara dan mama ku memutuskan untuk menikah lagi. Dan sekarang dia sudah punya anak, dan aku dipulang kan ke Indonesia dan hidup bersama nenek" Alice langsung kaget mendengar penuturan Teman nya itu
"Aduh maaf ya aku engak tau, aku kira kamu disini sama orang tua mu" ia jadi merasa tidak enak
"Tidak apa apa lice, oh iya kamu sekarang kerja dimana? Apa masih kuliah?" Alice yang dari tadi menatap teman nya itu langsung mengalihkan pandangan ketika teman nya itu menatap nya
"Gue masih kuliah, lu sendiri? Kuliah disini?" Pria tersebut menggeleng
"Engak, gue udah kerja Alfamart jadi karyawan biasa" Alice tertegun mendengar jawaban Teman nya itu
"Loh, kamu engak nerusin perusahaan papa kamu?" pria tersebut hanya tersenyum saja
"keluarga gue udah engak punya apa apa lice, perusahaan disita oleh pemerintah karena kasus yang menimpa papa. Dan rumah segala macam nya juga iya, jadi aku hanya bisa bekerja serabutan demi menghidupi diriku sendiri dan nenek"
Alice tidak menyangka teman kecil nya itu akan bernasib seperti itu.
Pria tersebut adalah Benigno ia adalah teman masa kecil Alice, dulu saat di itali ia berteman sangat dekat bahkan bisa dikatakan kedua nya saling mencintai namun karena pada saat itu usia nya masih sangat dini mereka hanya menganggap itu adalah cinta monyet saja.
Namun berbeda dengan Alice ia menganggap pria tersebut sangat lah berarti bagi nya, pria pertama yang mengajarkan nya apa itu cinta di usia nya yang baru beranjak remaja.
ya meski kedua nya dulu berpacaran secara diam diam karena kedua orang tua alice dan keluarga besar nya sangat melarang Alice untuk berpacaran
"Maaf ya lice, gue engak bisa nempatin janji gue buat ketemu sama lu dimasa depan ketika gue sukses" Alice hanya terdiam saja, ia merasa iba kepada Benigno saat ini
"Lu engak perlu mikirin itu, justru gue bangga sama lu. Lu bisa berdiri sendiri tanpa kedua orang tua lu, lu orang yang hebat ben" ia menatap lekat kedua bola mata Alice
"Sekali lagi maafin gue Lice, gue sekarang lega bisa bertemu sama lu. gue lihat lu sehat dan bahagia itu sudah cukup membuat gue juga bahagia" Pria tersebut menunduk saja
"Maaf ya lice selama bertahun tahun ini ternyata gue engak bisa lupain lu, tapi gue janji rasa itu akan gue pendem jauh jauh. Gue engak pantas buat lu" Entah kenapa hati Alice merasa sakit
"Lu engak boleh ngomong gitu, meskipun dulu hubungan kita hanya sekedar main main tapi buat gue bahagia. Terimakasih ya" Pria tersebut langsung memegang kedua tangan Alice
"Berbahagialah, carilah pria yang bisa membahagiakan mu karena kebahagiaan mu adalah prioritas utama untuk ku. Aku sudah gagal menepati janji ku aku akan pergi dari hidup mu. Aku akan menjaga mu dari jauh sampai perasaan ini benar benar hilang" Air mata Alice ikut turun ketika mendengar perkataan Benigno
"Boleh engak gue meluk lu?" pria tersebut mengangguk
Alice benar benar erat memeluk pria tersebut mereka saling menangis. Bagaimana pun selain mereka adalah sepasang sahabat mereka juga memiliki perasaan yang sama yaitu sama sama saling mencintai
"Hidup lah dengan baik ya ben, lu pria hebat yang pernah gue kenal. Oh iya boleh aku tau tempat tinggal mu sekarang?" ia melepaskan pelukan nya
"Boleh, kau simpan nomorku ya disini juga ada nomor handphone ku" pria tersebut memberikan secarik kertas berisi no telfon dan alamat rumah nya
"Iya, oke makasih ya. Tapi ngomong ngomong kamu ngapain disini?" Pria tersebut menghapus air mata nya
"Gue habis beli rokok. Oh iya gue engak bisa lama lama gue duluan ya, lu pulang sama siapa?" tanya pria tersebut
"sama supir itu udah di luar, lu pergi aja dulu" pria tersebut mengangguk lalu segera pergi
Alice masih menatap kepergian pria tersebut sampai benar benar hilang dari pandangan nya
'Setelah bertahun tahun akhirnya aku ketemu kamu juga Ben, tapi sayang nya kita sudah memiliki kehidupan masing masing. Aku harap kamu dapat hidup dengan kebahagiaan yang kamu inginkan ya'
Batin Alice.
pikirannya maen aja sm temen cwo nya