Caroline seorang wanita cantik kaya dengan profesi sebagai lintah darat, tiba-tiba bertransmigrasi pada tubuh seorang istri dari pria lumpuh dan dua orang anak yang masih kecil, dan jangan lupa hidup dalam garis kemiskinan!
"Apa-apaan ini!"
Bagaimanakah kelanjutan kisah Caroline di tubuh wanita bernama Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pendapat Madam
Daniel memberanikan untuk melangkah, kedua orang tuanya yang terlihat bersedih. "Ayah, ibu..." Panggilnya.
"Ada apa? Kenapa ayah menangis? Apa kaki ayah sakit?" Daniel duduk dan menghadap ke kaki ayahnya, tak lupa melakukan pijitan.
Zian menggeleng, "tidak putraku. Tidak, kaki ayah tidak apa."
"Lalu kenapa ayah menangis?" Sepertinya Daniel masih belum puas dengan jawabannya.
"Kaki ayah hanya sedikit pegal. Dan tiba-tiba kram, jadi ayah terkejut." Jawab Caroline.
"Kalau begitu ayah duduk saja. Tidak perlu bekerja lagi." Ujar Daniel.
"Baiklah." Zian mengacak-acak rambut putranya sembari memberikan senyuman yang menandakan dia baik-baik saja.
****************
"Maafkan aku." Caroline diam sejenak mendengar ucapan maaf itu.
"Maafkan aku, kekalutan ku membuat mu takut dan terluka." Hembusan napas berat terdengar dari Zian. Caroline tidak menyela nya.
"Ketakutan ku, Grace aku...." Caroline memberanikan diri menyentuh pundak Zian.
"Tidak apa. Aku sudah senang kau mengatakan yang sebenarnya. Jujur saja, aku tidak suka dengan kebohongan terlebih yang dipendam. Hal itu akan mengakibatkan gangguan nantinya, tanpa disadari dan sewaktu-waktu bisa meledak." Jelas Caroline.
"Kau tau, apa yang kita alami... Mungkin adalah hal yang berat, setiap keputusan yang kita ambil, entah itu kita pertimbangkan atau tidak. Tapi semua itu tidak perlu lagi diingat-ingat. Semuanya sudah terjadi, dan ya.... Sekarang, kita perlu untuk siap mengatasinya. Kita tidak bisa seperti ini terus-menerus, Daniel sudah memasuki usia sekolah. Dia pastinya bersosialisasi, begitu juga dengan kita nantinya. Yang akan datang ke sekolah menghadiri ini dan itu, sekuat apapun kita berusaha menghindarinya. Jika bertemu bagaimana? Kita harus siap dengan itu."
"Jadi sekarang..... Jangan perlihatkan lagi rasa takut itu. Perlihatkan keberanian mu, sama seperti saat kau menunjukkan nya dengan anak-anak."
"Iya, akan aku lakukan. Maafkan aku, maafkan aku Grace." Caroline menerima pelukan itu, bahu Zian bahkan bergetar karenanya.
'Siapa sebenarnya orang tua Grace ini? Kenapa Zian begitu takut. Apa mereka melakukan kesalahan? Atau ada hal lain seperti masalah restu? Aku tidak punya bantuan ingatan hanya sedikit-sedikit. Tapi apapun itu, yang jelas aku harus menyelesaikan nya.'
"Mau kemana?" Tanya Caroline ketika Zian mengambil tongkatnya dan melangkah keluar.
"Sebentar." Jawab Zian, Caroline hanya mengangkat bahunya dan melirik Ella yang terjaga. Senyuman Caroline langsung tercetak dan dibalas oleh Ella.
"Sudah bangun rupanya." Ella tersenyum dengan pipinya yang mulai gembul.
Suara tongkat kembali terdengar, Caroline langsung menoleh, Zian terlihat kembali dengan kotak yang dikenalinya. "Grace, lanjutkanlah... Aku akan mendukung mu, aku tidak akan takut lagi. Tidak akan, kita hadapi bersama-sama." Caroline langsung tersenyum dan mengangguk.
"Iya."
******************
"Kau tampak berbeda hari ini." Caroline langsung menoleh pada madam.
"Ya madam?"
"Aku melihat kau terlihat berbeda. Wajahmu lebih berseri-seri. Apa ada kabar baik? Kau hamil lagi?" Tanya madam sembari melirik perut Caroline.
"Tidak madam, bukan."
"Lalu? Waktu gajian juga belum. Lalu apa?" Madam terlihat penasaran sekali.
"Aku ingin membuka usaha asesoris sendiri." Ucap Caroline.
"Sungguh? Apa pakaian juga?" Caroline menggeleng.
"Tidak, hanya perhiasan. Itu pun baru mulai. Kalau untuk pakaian tentunya tidak sesederhana itu." Madam mengangguk paham.
"Aku senang mendengarnya. Kau tau, aku melihat sesuatu dalam dirimu. Kau terlihat tidak sesederhana yang aku bayangkan. Seperti.... ada sesuatu dalam dirimu dan itu tidak sembarangan." Jelas Madam.
"Kalau begitu coba madam katakan."
"Aura mu..." Madam menunjuk Caroline sembari memutar jari kelingkingnya.
"Aura mu, terlihat bukan seperti orang biasa. Bahasa yang kau pahami, kemampuan mu. Itu luar biasa, tidak bisa dikatakan hanya kebetulan." Madam memperhatikan Caroline dengan seksama.
"Dan, kalau aku perhatikan lagi wajah mu.... Kau tampak seperti..."
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏
memberikan kesempatan pada mereka karena kelemahan dan ego, INGAT!! perselingkuhan bisa terjadi bila ada " KESEMPATAN"
tetap semangat dan sehat kak, lanjut /Determined/