Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I can even buy your pride.
“Beruntung Janet lepas dari pria sepertimu, dan memilihku menjadi pendamping hidupnya. Lihatlah, betapa tidak tahu dirinya dia, dengan uang tak seberapa, berani-beraninya dia ingin merebut posisiku?” Jacob mengejek, senyum sinis terpatri di wajahnya. Ruangan pertemuan yang elegan, dengan permadani tebal dan kursi-kursi kulit mewah, menjadi saksi bisu pertengkaran mereka. Aroma kopi dari cangkir yang belum tersentuh di atas meja menambah ketegangan suasana.
“Kau...” Arnold terpancing emosi. Kepalan tangannya mengepal erat, urat-urat di lehernya menegang. Ia menunjuk Jacob dengan jari yang gemetar, matanya melotot penuh amarah. Di sekeliling mereka, hanya ada kesunyian ruangan yang luas, menguatkan gema suara mereka.
“Apakah seperti ini seleramu, Janet? Sampai-sampai kau tega berselingkuh dariku, dan lebih memilih selingkuhan murahan ini dibandingkan pertunangan kita yang sudah berjalan selama lima tahun?! Lima tahun, Janet! Kau begitu tega!” Arnold membentak, suaranya menggema di ruangan yang sunyi. Amarahnya meluap, bayangan pernikahan impiannya bersama Janet hancur berkeping-keping. Ia menendang kursi di dekatnya, membuat kursi itu bergeser beberapa sentimeter.
Janet terlihat ketakutan, wajahnya pucat pasi. Dengan sigap, Jacob menarik tubuh calon istrinya itu ke belakangnya, melindungi Janet. “Berhentilah menuduh Janet berselingkuh. Kau seharusnya bersyukur, selama bertunangan dengannya, dia selalu memberimu kebebasan untuk berkencan dengan wanita mana pun… Atau kau mau, aku kumpulkan semua bukti perselingkuhanmu selama bertunangan dengan Janet? Foto-foto, nama-nama, alamat-alamatnya? Semua ada padaku.” Jacob menantang, suaranya tenang namun penuh percaya diri. Ia menatap Arnold dengan tatapan tajam, di ruangan pertemuan yang mewah itu, ia menegaskan kekuasaan dan kemenangannya atas Arnold. Aroma parfum mahalnya, bercampur dengan aroma kopi yang pahit, menambah kesan dramatis pada situasi yang menegangkan.
Manajer gedung, seorang pria paruh baya dengan jas mahal dan wajah tegang, hanya bisa berdiri mematung. Ia tak berani melerai perseteruan itu, takut kehilangan klien pentingnya—pasangan calon pengantin kaya raya yang sedang bertengkar hebat di ruangan pertemuan mewah itu. Aroma bunga-bunga segar dari vas kristal yang mahal tak mampu menutupi ketegangan yang mencekam.
“Pergilah, semakin lama aku melihat wajah bajingan sepertimu, aku rasanya ingin langsung membunuhmu saat ini juga.” Jacob berkata dengan santai, namun nada suaranya dingin dan mengancam. Ia menyilangkan tangan, tatapannya tajam menusuk Arnold.
Arnold terkekeh sinis, suaranya bergetar menahan amarah. “Punya kuasa apa kau, hingga berani mengancamku seperti itu? Apa karena kau akan menjadi menantu keluarga McKlaine, jadi kau merasa kau punya kuasa?”
Jacob tersenyum sinis, sebuah senyuman yang penuh penghinaan. “Bukankah itu dirimu dan keluargamu? Tanpa keluarga McKlaine, apakah akan ada orang yang mengenal keluargamu selain sebagai keluarga kriminal?” Sebelah alis Jacob terangkat, mengejek. Ia memainkan cincin berlian di jarinya, gerakannya tenang namun penuh dengan arogansi.
Rahang Arnold mengeras, tangannya mengepal erat, urat-urat di lehernya menegang. Matanya memerah karena marah. Jacob mengeluarkan kartu namanya, kartu yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi dan terasa dingin di tangan, kemudian melemparkannya dengan acuh tak acuh ke lantai, tepat di depan kaki Arnold.
“Aku bahkan bisa membeli harga dirimu dan harga diri keluargamu dengan hartaku. Tapi tunggu… Apakah kau memiliki harga diri?” Jacob menghina, suaranya terdengar seperti bisikan ular yang mematikan.
Arnold tak mengambil kartu nama Jacob yang terjatuh di lantai, kartu itu tergeletak di atas permadani tebal, menonjolkan nama Jacob dan logo perusahaan besar yang mendunia. Namun, Arnold dapat membaca nama itu dengan jelas. Nama pria itu dan nama perusahaan besar yang berpengaruh di berbagai negara.
Seketika, pupil mata Arnold bergetar hebat. Ekspresinya berubah drastis. Ia tak bisa lagi menatap Jacob dengan berani seperti sebelumnya. Ia tahu, keluarganya sedang berusaha untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan raksasa itu. Mimpi besar keluarganya, yang selama ini mereka perjuangkan, kini berada di ujung tanduk, tergantung pada sebuah keputusan. Keangkuhannya sirna, diganti oleh rasa takut yang mencekam.
Tanpa berkata apa pun lagi, Arnold berbalik dan melangkah cepat menuju pintu keluar, wajahnya memerah menahan amarah. Langkahnya berat, menunjukkan kekalahan yang pahit. Namun, sebelum tangannya menyentuh gagang pintu, suara Jacob menghentikannya. “Dan katakan pada keluargamu, untuk berhenti mengirimkan proposal kerja sama, karena aku tak akan pernah menandatanganinya sama sekali.” Suara Jacob dingin dan tegas, bergema di ruangan yang tiba-tiba sunyi.
Arnold hanya menoleh sebentar, tatapannya penuh kebencian, kemudian membanting pintu dengan keras, suara dentuman itu menggema di ruangan mewah itu.
Setelah kepergian Arnold yang penuh amarah, manajer gedung, yang selama ini hanya diam mematung, baru berani mendekat. Wajahnya berkeringat dingin. “Tuan, Nona. Maafkan atas insiden tadi, saya benar-benar minta maaf. Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini.” Manajer itu meminta maaf berulang kali, suaranya gemetar. Ia menyeka keringat di dahinya dengan sapu tangan sutra.
Jacob hanya berdeham, “Hm…” Jawaban singkatnya menunjukkan ketidakpeduliannya.
Setelah suasana mulai mencair, Janet dan Jacob melanjutkan tujuan mereka datang ke gedung itu. Mereka berdua mengecek detail persiapan pernikahan mereka yang akan digelar beberapa hari lagi, menambahkan sentuhan-sentuhan akhir pada dekorasi yang sudah hampir sempurna. Aroma bunga-bunga segar dan kain-kain mahal memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang kontras dengan ketegangan yang baru saja terjadi.
Di sisi lain, helikopter pribadi yang mengkilap mendarat di helipad kediaman keluarga McKlaine yang megah. Theodore, ayah dari Jacob, sedang menikmati teh hangat di ruang keluarga yang luas dan elegan, ketika suara deru mesin helikopter memecah kesunyian. Ia segera bangkit, tergesa-gesa keluar dari kediamannya.
Angin dari baling-baling helikopter masih terasa, menerbangkan dedaunan kering di halaman yang terawat rapi. Tak lama kemudian, Theodore melihat Maximilliam dan Angelo keluar dari dalam helikopter. Theodore tersenyum, melihat Maximilliam yang merangkul pinggang Angelo dengan penuh kasih sayang, dan Angelo yang membalas dengan senyuman lembut. Helikopter itu kemudian kembali mengudara, meninggalkan mereka berdua di halaman yang sunyi.
“Sepertinya, aku akan kembali mendengar kabar bahagia,” gumam Theodore, sebelum kembali masuk ke dalam kediaman yang megah itu, menunggu kedatangan keduanya.
Tak lama kemudian, Angelo dan Maximilliam masuk. Theodore langsung menyambut mereka dengan hangat. “Akhirnya kalian kembali.” Ia merentangkan tangannya, mengajak Angelo untuk memeluknya.
Angelo menghampiri Theodore dan memeluknya sebentar, namun Maximilliam segera menarik Angelo kembali ke sisinya.
Theodore menggeleng, sebuah senyum lebar terukir di wajahnya. “Sepertinya, aku akan mendengar kabar bahagia,” ucapnya, suaranya penuh harap.
Maximilliam mendelik, namun bibirnya tersenyum lebar. Ia mencium kening Angelo dengan lembut, kemudian mengumumkan, “Angelo mau menikah denganku.”
Theodore amat bahagia. Kedua anaknya kini telah menemukan tambatan hati. Matanya berkaca-kaca, ia kembali memeluk Angelo dengan erat. “Terima kasih, sudah memberikan Maximilliam kesempatan,” ucapnya, suaranya dipenuhi kelegaan dan kebahagiaan yang luar biasa.
lgian,brsa bgt jd krban pdhl dia yg jd trsngka....yg slingkuh kn dia,tp janet yg d tduh....dsr gila....
Angelo mau jg nkah sm max.....aws aja kl max ky sng mntan yg bjingn....
Laahhh.....janet mlh ktmu mntan...bkln gelut ga y????🤔🤔🤔
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....
jgn blng kl goerge d jbak skretarisnya pke ssuatu,trs dia tau dn nyri istrinya????
tp mmdingn gt sih,drpd jd skandal....
kl angelo nkah sm max,brrti janet jd adik ipar....tp kn janet bkln nkah sm jacob,pdhl jacob pmannya angelo....
🤔🤔🤔