NovelToon NovelToon
TERPAKSA DINIKAHI PAK DOSEN

TERPAKSA DINIKAHI PAK DOSEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:41.6k
Nilai: 5
Nama Author: ZIZIPEDI

Nasib sial tak terhindarkan menimpa Faza Herlambang dan mahasiswinya, Caca Wijaya, saat mereka tengah melakukan penelitian di sebuah desa terasing. Tak disangka, sepeda motor yang menjadi tumpuan mereka mogok di tengah kesunyian.

Mereka pun terpaksa memilih bermalam di sebuah gubuk milik warga yang tampaknya kosong dan terlupakan. Namun, takdir malam itu punya rencana lain. Dengan cemas dan tak berdaya, Faza dan Caca terjebak dalam skenario yang lebih rumit daripada yang pernah mereka bayangkan.

Saat fajar menyingsing, gerombolan warga desa mendadak mengerumuni gubuk tempat mereka berlindung, membawa bara kemarahan yang membara. Faza dan Caca digrebek, dituduh telah melanggar aturan adat yang sakral.

Tanpa memberi ruang untuk penjelasan, warga desa bersama Tetuah adat menuntut imereka untuk menikah sebagai penebusan dosa yang dianggap telah mengotori kehormatan desa. Pertanyaan tergantung di benak keduanya; akankah mereka menerima paksaan ini, sebagai garis kehidupan baru mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZIZIPEDI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TIGA PULUH SATU

Di ruang putih steril rumah sakit, Faza berdiri gelisah di samping tempat tidur Felin yang terbaring lemah dengan selang infus menancap di lengannya. Dan alat penunjang kehidupan tertempel di tubuhnya. Suara mesin monitor EKG berdengung nyaring.

Faza mendesak dokter yang bertugas dengan suara bergetar, "Tolong selamatkan dia Dok, berikan perawatan terbaik yang bisa diberikan untuknya."Setelah memastikan kondisi Felin telah ditangani, Faza melangkah gontai keluar ruangan menuju tempat Amel dan Alfin berada.

Amel, dengan mata berkaca-kaca, menatap Faza mencari sekedar penghiburan atau kepastian. Namun, Alfin, sahabat yang selama ini selalu mendukung, kini justru menatap Faza dengan pandangan yang menyiratkan kekecewaan dan kemarahan.Dengan hati yang berat dan langkah yang serba salah, Faza menyampaikan.

"Maaf, aku tidak bisa menunggui Felin, aku titip dia, jika terjadi sesuatu yang urgen beritahu aku. Aku harus pergi." Harapannya untuk melihat Caca di acara wisuda, mencoba memberinya alasan untuk pergi dari situasi yang mencekam. Bukan Faza tak peduli, tapi situasinya yang membuatnya seperti pria tak berhati.

Namun, Alfin, yang biasanya menjadi penenang, kali ini malah meledak dengan emosi yang terpendam. Dengan suara yang dingin dan tajam, Alfin melontarkan kata katanya.

"Jangan pernah kembali, anggap saja Felin sudah mati bagi kamu." Setiap kata yang diucapkan Alfin, bagaikan paku yang menancap di hati Faza.

Faza terpaku, matanya membulat tidak percaya mendengar kata-kata sahabatnya itu. Kepalanya terasa berputar, dan hatinya serasa diremukkan. Tanpa kata, ia berbalik pergi, langkahnya semakin berat seiring dengan beban yang kini ia pikul. Kegelisahan dan penyesalan bercampur menjadi satu, menyesakkan dada. Namun, ia tahu, beberapa keputusan memang harus diambil, walaupun pahit untuk diterima.

Faza merasa jantungnya berdegup kencang saat ia memasuki gedung wisuda yang hampir kosong, hanya satu dua orang yang masih tersisa, bergegas meninggalkan tempat itu. Tangannya yang berkeringat menggenggam erat buket bunga yang telah ia persiapkan dengan sepasang buku kecil yang dililitkan dengan cincin berlian.

Pandangannya gelisah memindai setiap sudut ruangan, harapannya untuk menemukan Caca di antara kerumunan perlahan memudar.

"Dia harusnya di sini," bisik Faza pada diri sendiri. Kakinya melangkah cepat, berpindah dari satu lorong ke lorong lain, sesekali mengintip ke dalam ruangan yang sudah mulai gelap karena lampu-lampu yang mulai dimatikan.

Keringat dingin mulai membasahi dahi Faza saat ia menyadari bahwa dia terlambat, bahkan Caca mungkin sudah pergi. "Maaf... aku tahu kamu pasti kecewa," gumam Faza, rasa sesal menggumpal di dadanya.

Harapan untuk memberikan kejutan pada Caca di hari wisudanya, untuk mengumumkan statusnya di hadapan banyak orang, terasa pupus sudah.Setiap detik terasa begitu berat, untuk ia jalani.

Bunga di tangannya kini terasa begitu berat, namun harapannya kini kembali bangkit, saat matanya menangkap di kejauhan, ia melihat sosok yang berjalan sendirian, langkahnya gontai. Faza mengumpulkan sisa keberaniannya, berlari kecil mendekati sosok tersebut, berharap, mungkin, itu adalah Caca. Tapi sayang itu bukan wanita yang ia cari.

Di tempat yang berbeda. Caca berlari di lorong rumah sakit,masih mengenakan pakaian toga lengkap. Hatinya yang sesak semakin menyesak saat dirinya menerima kabar dari Wijaya jika Kakaknya Feli alami kecelakaan. 

Wijaya meminta Caca untuk mengurus semuanya dan menunggu Felin di rumah sakit, karena Wijaya sedang berada di luar negeri bersama keluarga Om Hardi.

Caca menghentikan langkahnya di meja perawat. Namun, matanya langsung tertuju pada sosok yang tidak ia sangka akan dia lihat di sini—Pak Alfin, dosen bimbingannya, dengan kemeja yang masih berlumuran darah.

Dada Caca bergetar. Ada kejanggalan yang tak bisa Caca gambarkan di situasi itu.

“Pak Alfin…” panggil Caca mendekat, dengan suara yang nyaris tidak keluar. Kata-katanya terpotong oleh emosi yang mengganjal.

“Caca, kamu ngapain di sini...?” tanya beliau, nadanya penuh kekhawatiran. Namun, tatapan itu, entah kenapa, terasa lebih dari sekadar perhatian seorang dosen kepada mahasiswanya.

Caca mencoba menghirup napas panjang untuk menenangkan dirinya. Namun satu nama yang kini membayang di kepala Caca, dan tidak dapat ia tahan lagi.

“Kak Felin... bagaimana keadaannya, Pak?” tanya Caca dengan suara nyaris berbisik. Caca  takut mendengar jawaban dari mulut Alfin, namun lebih takut jika dirinya tidak tahu apa pun.

Ekspresi terkejut melintas di wajah Pak Alfin. Beliau tampaknya tidak menyangka jika Caca  akan menyebut nama itu. “Dia di ruang ICU, jangan khawatir. Dokter sudah menanganinya dengan baik,” jawabnya dengan nada yang mencoba menenangkan, meskipun aku dapat menangkap sedikit kebingungan dari nada bicaranya. Caca mengerti akan kebingungan pak dosennya itu,akan keberadaannya di sini.

Saat Pak Alfin mencoba membangun ketenangan dalam suasana yang membuat Caca tegang, suara seorang dokter terdengar  memanggil dari arah ruang ICU, terdengar nyaring.

"Keluarga pasien, saudari Felina Wijaya," panggil dokter itu, seperti peluru yang menembus ruang batinnya. Caca tersentak dan tanpa berpikir panjang, Caca berlari mendekatinya.

“Saya, Dok. Saya adik kandungnya,” jawab Caca dengan suara yang bergetar hebat. Di belakangnya, Caca dapat merasakan, jika Pak Alfin terdiam. Merasakan kejutan di balik tatapan pria itu. 

"Adik? Jadi Caca itu adik kandung Felin," gumamnya, nyaris tidak terdengar. Pandangan beliau kepada Caca seolah menanyakan sesuatu, seakan-akan fakta sederhana ini telah membuka pintu pada banyak hal yang tidak Alfin mengerti.

"Mari ikut saya...ada hal penting yang harus saya bicarakan," ucap Dokter Siska,memecah keheningan. Caca mengikuti langkah dokter Siskan menuju ruangannya. 

Sementara di lain tempat Faza masih berkeliling mencari keberadaan Caca. Karena tak menemukan wanita yang ia cari, Faza akhirnya memutuskan untuk pulang, pikirnya mungkin Caca sudah kembali kerumahnya.

Namun saat pintu dibuka, Faza tak menemukan keberadaan Caca. Faza pun menaruh buket bunga itu di atas ranjang, mencoba meyakinkan diri bahwa dia mungkin hanya keluar sebentar. Tapi rasa panik mulai menyusup. Tidak ada jejaknya di sudut manapun.

Mau tak mau, Faza akhirnya mengirim pesan kepada Alfin untuk meminta nomor Caca, berharap mendapat nomor Caca. Namun, bukan nomor yang dia kirimkan, melainkan sebuah foto. Sebuah foto yang membuat nafas Faza tercekat.

Dalam gambar itu, Caca masih mengenakan pakaian toga, wajahnya sembab, menggenggam erat tangan Felin yang tampak pucat di atas ranjang ruang ICU.

Tak hanya, foto yang Alfin kirim, pesan singkatnya pun menyertainya.

"Kamu mencarinya...? Dia sedang di sini," tulis Alfin dalam pesan itu. Mata Faza terbelalak, menatap foto itu seperti mencoba mencari penjelasan yang tidak pernah dia bayangkan. 

"Caca...?" Faza bergumam, mencoba memahami apa yang dia lihat. Tapi semakin Faza melihat, semakin tidak ada jawaban. Apa hubungan mereka? Tidak… tidak mungkin dia mempunyai ikatan saudara.

Faza merasa seakan akan dihantam oleh batu besar."Bagaimana mungkin? Caca adalah istriku, sementara Felin—Felin adalah seseorang yang pernah menjadi bagian besar dari hidupku. Apa yang sebenarnya sedang terjadi...?"

Langkah Faza tertahan, kakinya berdiri mematung, kehilangan kendali atas tubuhnya. Kakinya, seakan memiliki kehendak sendiri, mundur perlahan dengan gontai. Tiba-tiba, hatinya terasa dihimpit, seperti dicengkeram oleh sesuatu yang berat dan menyesakkan. 

Faza tidak bisa menghindar dari pikiran-pikiran yang berputar tak terkendali. "Kenapa? Apa yang sebenarnya aku lewatkan? Apa aku ini buta selama ini?" Dalam kesunyian yang menguasai ruangan, pikirannya terus bertanya, tanpa jawaban. Merasa hidupnya terpenjara dalam keadaan.

1
melda melta
keren Thor... lanjuuuuut
Fitra Sari
lanjut Thor up nya semakin bagus ..jangan lama2
Herman Lim
akhir BS kumpul lagi setidak Caca BS ngomong dari hati ke hati donk
Tasari Tasari
😭😭😭😭lanjut up tor jangan lama2 💞💞
Asma Nurfadilah
lanjut kak
partini
oke
partini
apakah dugaan ku benar ,so kita lihat episode selanjutnya
Tasari Tasari
lanjut tor ,up jangan lama2 semangat💪🏼
Fitra Sari
lanjuuuuuutttt thorr
Ria Agustina
lanjut tor
Tasari Tasari
tor kok up nya lama😩
Zizi Pedi: iya kk, lagi sibuk di dunia nyata. ngerjain tugas PPG,jadi radak keteteran.
total 1 replies
Fitra Sari
ko jarang up sih thorr ...pdhal nungguin truss
Herman Lim
lanjut Thor penasaran yg pasti Faza dah terima semua kekurangan dari istri nya
Fitra Sari
lanjuttt donkk thorrr up yg bnyak .dari kemarin ga up2 🙏🙏🙏🙏
Tasari Tasari
lanjut tor 👍🏼
Fitra Sari
lanjuttt donkk thorrrr
Herman Lim
moga Caca ke rmh org tua faza dan semoga kebusukan felin terbuka
Fitra Sari
kenapa hari ini ga up KK ...nungguin lhoo
sunshine wings
Semangat author 💪💪💪💪💪
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Felin bukan jodohmu Faza.. Kenapa harus bertahan sampe tujuh tahun??? Atas alasan belum siap??? Nonsence!!! Kalo udah jodoh Allah akan berikan jalan untuk mempermudahkan iya kan..
Atas apapun alasan itu!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!