Elena Rosalina adalah gadis desa lulusan sarjana yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan,harus menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang cleaning service.tapi dia di pertemukan dengan seorang bos CEO Evan Mahendra ya notabennya adalah pemilik Skyline Corporation sebuah perusahaan besar yang di mana di situla Elena bekerja.Elena akhirnya di jadikan sekertaris oleh Evan,disanalah seorang Evan Mahendra baru pertama merasakan jatuh cinta dengan seorang gadis cantik dari desa.apakah hubungan mereka akan tetap berlanjut ...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 #Tak ada Penolakan
Evan masih menggandeng tangan Elena berjalan menuju ke mobilnya, sedang Mario sudah membawa mobilnya tepat di depan bosnya berada.
Evan dan Elena pun segera masuk ke mobil itu, Elena pun baru teringat dengan Siska dan Adiknya yang ia tinggalkan di pusat perbelanjaan itu.
"Pak saya lupa, saya sudah meninggalkan Siska dan Adiknya di dalam!" ucap Elena dengan panik.
"Sudah telepon saja Siska, katakan padanya kamu pulang bersama saya!" ucap Evan yang masih menahan emosinya dengan ulah Tania.
Dengan segera Elena mengambil ponsel yang berada di tasnya, dengan cepat dia menelepon Siska.
Disana Siska dan adiknya sedang panik mereka mencari keberadaan Elena, sedang Tania pun sudah pergi dari sana sejak Evan meninggalkannya, tiba-tiba ponsel Siska pun berbunyi dia pun segera melihatnya "Elena"
"Halo El, kamu di mana?, aku sudah mencarimu tapi kamu tidak ada, kamu baik-baik saja kan?" cerca Siska yang panik.
"Aku baik-baik saja Sis, oya maaf ya tadi terjadi sedikit perselisihan antara aku dan Bu Tania, jadi sekarang aku pulang bersama Pak Evan, kamu tidak apa-apa kan aku tinggal duluan?" ucap Elena dengan penuh penyesalan.
"Udah santai saja El, yang penting kamu baik-baik saja, Bu Tania tidak melakukan sesuatu padamu bukan?" tanya Siska yang takut terjadi apa-apa pada sahabatnya.
"Tidak Sis, hanya sedikit perdebatan!" ucap Elena yang tidak ingin membuat Siska khawatir. akhirnya mereka pun mengakhiri pembicaraan.
Evan di sana masih mendengarkan Elena yang berbicara pada Siska, hatinya begitu sakit melihat Elena di perlakukan seprti tadi oleh Tania.
"Elena apa kamu baik-baik saja?" tanya Evan pada Elena.
"Saya baik-baik saja Pak, tapi ucapan Bu Tania sungguh menyinggung perasaan saya!" Evan yang mendengar ucapan Elena pun semakin geram dengan Tania.
"Mario, cepat kamu hentikan kerja sama dengan Tania!" perintah Evan pada Mario
"Baik saya akan menyelesaikannya Pak, oya apa kita pulang ke kantor atau mau mengantar Elena pulang Pak?" tanya Mario yang masih fokus menjalankan mobilnya.
"Sekarang sudah sore saya akan mengantar Elena pulang." ucap Evan pada Mario.
"Baik Pak!"
sedang Elena sendiri sebenarnya tidak enak kalau selalu merepotkan Pak Evan, tapi kalau dia menolak pasti Pak Evan akan marah, Elena hanya bisa menarik nafas dalam-dalam.
Akhirnya mobil mereka pun sampai di apartemen milik Evan, Mario pun dengan cepat membukakan pintu untuk bosnya, Evan pun dengan segera membukakan pintu untuk Elena.
"Mario saya akan di sini, biar nanti sopir pribadi saya yang akan menjemput."
"Baik Pak!" Mario pun segera meninggalkan tempat itu, Evan pun melihat Elena yang masih tertunduk menjadi khawatir.
"Apa kamu masih mengingat kejadian tadi?" tanya Evan pada Elena.
"Benar Pak, Pak bolehkah saya berbicara?" tanya Elena yang masih ragu-ragu dengan pertanyaan yang akan ia katakan pada Evan.
"Silahkan!" ucap Evan yang mulai curiga dengan perkataan Elena.
"Pak apa saya tidak malah menambah beban Bapak, saya selalu merepotkan Bapak, di tambah lagi Bu Sindy sepertinya tidak menyukai saya!" Evan pun kaget dengan ucapan Elena.
"Ibu, kenapa dengan Ibu, apa dia menemuimu?" cerca Evan, Elena hanya bisa mengangguk.
"Benar Pak kemarin setelah Bapak pulang Bu Sindy datang ke apartemen."
"Ibu bilang apa pada kamu?" ucap Evan yang penasaran.
"Bu Sindy bilang beliau tidak keberatan dengan siapa Pak Evan menjalin hubungan tapi, beliau ingin pasangannya itu jelas asal usulnya, Bapak tau sendirikan saya tidak jelas asal usulnya!" Evan yang mendengar Elena berbicara pun sudah bisa menebak apa yang ada di fikiran Elena.
"Kamu tidak usah khawatir selama saya mencintaimu, dan kamu mencintai saya semua bisa kita lewati, nanti saya yang akan bicara pada Ibu." ucap Evan sambil mengelus lembut rambut Elena.
"Kalau begitu saya antar kamu masuk kedalam!" Elena pun hanya bisa mengikuti perintah bosnya.
Akhirnya mereka pun sampai di pintu apartemen, Elena pun segera membukanya dan mereka pun akhirnya masuk kedalam.
"El, lain kali kalau kamu mau pergi jalan-jalan kamu bisa memberitahu saya, saya pasti akan meluangkan waktu untuk menemanimu." ucap Evan tulus.
"Tapi apa tidak merepotkan Bapak?'' ucap Elena polos.
"El kamu adalah kekasih saya bukan?, kenapa sepertinya jarak di antara kita seperti hanya atasan dan bawahan, apa kamu tidak merasakan betapa saya sangat mencintaimu?" pertanyaan Evan benar-benar membuat Elena tercengang.
"Maafkan saya Pak, karena saya belum pernah punya kekasih jadi saya belum bisa memperlakukan Pak Evan seperti layaknya orang-orang dengan kekasihnya. Boleh di bilang saya tidak tau caranya memperlakukan pasangan dengan baik, maafkan saya Pak!" ucap Elena sambil tertunduk.
Evan pun segera mendekati Elena, di meletakan kedua tangannya di bahu Elena, disana Elena kembali merasakan getaran hatinya terkoyak. dia tau Pak Evan sangat mencintainya, Evan pun kemudian memeluk Elena, disana Elena mencoba tidak melawannya.
Pelukan Evan pun tanpa jarak, tubuh mereka pun menyatu dalam pelukan. desiran hebat yang selalu mereka rasakan pun sama-sama bergemuruh, Evan dengan lembut mengecup kening Elena nafasnya pun begitu dekat, Elena pun tidak mencoba melawannya, Evan begitu lembut memperlakukan Elena.
Wajah mereka pun saling berhadapan deru nafas mereka saling tak beraturan Evan memberanikan diri mencium bibir Elena, semoga kali ini tidak ada penolakan.
Elena yang merasakan bibir Evan berada di bibirnya pun sudah mulai tidak bisa mengatur nafasnya, Evan begitu dalam mencium bibir Elena, bibir Elena benar-benar telah membuat Evan candu, apalagi kali ini Elena tidak berusaha menolaknya Evan pun semakin lama mengunci bibir Elena disana, lidahnya pun mulai bergerilya masuk kedalamnya.
Elena tidak bisa berkutik sama sekali, walau pun dia belum pernah melakukannya, tapi dia mencoba mengimbangi gerakan Evan, di sana darah Evan sangat bergemuruh setelah merasakan sensasi yang Elena berikan. Dia mencoba membiarkan Elena untuk mencobanya.
Nafas mereka saling terengah menahan gejolak yang mereka rasakan, begitu dalam dan semakin dalam mereka melakukannya, Elena pun mulai kehabisan nafas, Evan benar-benar sangat agresif sampai Elena kuwalahan.
Evan pun semakin erat memeluk Elena, seolah dia tidak ingin mengakhiri semuanya, bahkan yang di bawah sana pun seolah meronta-ronta, tapi Evan masih mencoba mengendalikan semuanya.
Evan melihat Elena yang sudah kehabisan nafas pun segera menghentikan aksinya, mereka sama-sama terengah dengan apa yang baru saja mereka lakukan.
"Elena saya mencintaimu, terimaksih atas semuanya." Elena pun tidak bisa berkata apa-apa dia masih mencoba mengatur nafasnya yang masih tak beraturan.
#TERIMAKASIH ATAS DUKUNGANNYA READERS SEMOGA TETAP SETIA DENGAN GADIS MISKIN KESAYANGAN CEO,TUNGGU KELANJUTANNYA YA#