Terlahir menjadi anak yang terbuang tak membuatnya berkecil hati. Semangat yang dimilikinya kembali berkobar kala melihat banyaknya orang yang menyayanginya.
Namun dunianya berubah kala dirinya memutuskan untuk menikah. Meski harus merasakan kepahitan akan cinta pertamanya. Denisa tetap bisa bertahan meski pada akhirnya dia memilih mematikan hatinya demi membuang rasa sakitnya.
~Kau tak pernah tahu perihnya luka yang tak nampak namun terasa sangat menyayat jiwa. Jika luka gores itu akan hilang dengan sendirinya namun tidak dengan luka hati, sampai kapanpun dia akan tetap kekal abadi.... Denisa
~ Kuakui aku bodoh. Seharusnya aku menggunakan akal dan hatiku bukan menggunakan emosiku... Raka.
Bagaimana kisah mereka mengarungi biduk rumah tangga dengan bayang bayang cinta lain yang masih melekat di hati Raka.
Mampukah Denisa kembali merasakan cinta dalam hatinya yang telah mati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Rapat
Satu minggu sudah Raka dan Denisa bersama. Keduanya semakin nampak kompak dan saling mengisi. Bahkan bisa dikatakan dimana ada Raka maka disitulah ada Denisa meski dirinya belum mau tampil secara terang terangan dihadapan umum.
Denisa tetap mendukung apapun yang dilakukan suaminya. Wanita cantik itu juga tak membiarkan tanggungjawab nya di restoran terbengkalai karena kepergiannya. Radit dan Citra menggantikannya sementara waktu.
Raka sendiri telah menyiapkan sebuah acara penyambutan bagi istrinya. Di bantu oleh asisten pribadinya, lelaki itu ingin memperkenalkan sang sang istri kepada pada karyawannya. Dia ingin wanitanya menempati tempat dimana dia berada, disisinya.
"Mas, apa ini harus?"
"Tentu!! aku tak ingin ada drama lagi nantinya. karena mereka yang datang mendekatiku atau bahkan yang secara terang terangan mengajukan diri mengetahui jika aku sudah mempunyai seorang istri, wanita yang aku cintai dan akan selalu begitu. Terlebih aku tak ingin ada kesalahpahaman diantara kita nantinya, yank."
"Ternyata mas banyak penggemarnya ya." Celetuk Denisa tanpa diduga.
Raka mengacak lembut rambut Denisa gemas. Wanita yang sedang duduk di sampingnya itu nampak sangat manis dimatanya.
"Setelah ini aku akan memberitahukan semuanya agar kamu tak lagi terkejut saat melihat kelakuan atau kedatangan mereka nantinya. Aku sendiri sudah sangat pusing dengan kelakuan mereka yang tak pernah ada habisnya. Bahkan segala cara sudah mas lakukan untuk menyadarkan mereka namun hasilnya tetap nihil hingga mas sampai memerintahkan security perusahaan untuk menahan mereka hingga tak bisa masuk ke dalam kantor."
"Mereka datang ke kantor?"
"Hem, mereka kebanyakan adalah anak dari kolega yang bekerja sama dengan mas. Ingin mengusir namun mas belum menemukan alasan yang tepat. Jadi mas hanya menunggu hingga masa kerja sama dengan mereka habis dan mas yakinkan tak akan lagi bekerja sama dengan mereka."
"Apa pengaruh mereka pada perusahaan mas? apa mereka termasuk orang penting untuk perkembangan perusahaan?"
"Mereka adalah orang lama, rata-rata dari mereka adalah kenalan kakek dan juga ayah. Aku tak bisa langsung memutuskan kerjasama dengan mereka secara sepihak tanpa ada kesalahan yang fatal. Maafkan aku sayang, semua ini berada di luar kendaliku. Tapi satu yang dapat aku pastikan, jika hatiku dan diriku hanya milikmu."
Denisa mengulum senyum mendengar ucapan suami tampannya itu. Hatinya yang telah mati selama 2 tahun lebih seolah kembali tersiram air es hingga sejuk terasa melanda disana.
Mobil yang membawa keduanya masuk ke dalam pelataran prusahaan. Para penjaga keamanan yang sedang bertugas menundukkan kepalanya penuh hormat ketika Raka melewati mereka dengan suara klakson yang mewakilinya dengan lemparan senyum dari bibir lelaki tersebut dari balik kaca jendela mobil yang terbuka setengah.
Denisa yang melihatnya semakin tersenyum kagum dengan sang suami. Sama seperti Raka, ternyata masih banyak hal yang belum diketahuinya tentang sang suami. Terlalu larut pada pikiran sendiri membuat mereka tak peka pada pasangan masing-masing dan perasaan cinta yang belumlah menunjukkan aksinya membuat mereka berdua sama-sama tersesat.
Mobil terparkir dengan elegan di tempatnya. Raka mematikan mesin mobilnya. Menatap Denisa dan menggenggam jemari sang istri dengan penuh cinta. Raka menarik sang istri untuk lebih mendekat setelah melepaskan seatbelt wanita itu dan segera menyesap bibir merah sang istri yang menggodanya sejak tadi.
Denisa terkesiap dengan apa yang dilakukan Raka. Keduanya masih berada dalam mobil namun Raka tetap melakukan aksinya. Di lu matnya bibir itu penuh perasaan, tak pernah puas dan Raka tak ingin mengakhirinya.
Suara gaduh yang berasal dari lobi kantor tak hanya membuat para security dan karyawan sibuk namun juga terpaksa membuat Raka melepaskan tautan bibir nya dengan sang istri.
Dengusan kencang terdengar dari bibir lelaki tampan itu ketika kesenangannya terganggu membuat Denisa terkekeh pelan disampingnya.
"Kenapa tertawa?"
"Mas, lucu. Lagipula ini masih di basement mas, bagaimana kalau ada yang melihat kita? bukankah ini hal tak dapat di tiru."
"Aku hanya tak dapat menahannya, sayang. Aku selalu terpesona melihatmu, apalagi bibirmu ini seolah memanggilku untuk selalu mengu lumnya. " Raka mengusap lembut bibir Denisa dengan ujung jarinya. Bibir tipis itu semakin terlihat seksi oleh perbuatannya.
"Ada apa sih, kok ramai sekali disana?"
"Maafkan aku, hari pertama kamu datang kesini sudah harus melihat hal ini." Raka menatap lekat kedua bola mata bening Denisa yang menatapnya bingung.
"Hal ini sudah sering terjadi, seperti yang ku ceritakan tadi jika diantara mereka sudah ada yang bertindak di luar logika. Mereka yang sudah ku larang masuk ke dalam kantor untuk menemuiku tetap saja masih berusaha melakukannya meski usaha mereka tetap sama pada akhirnya. Dan ujungnya bisa dipastikan jika orang tua merekalah yang akan datang dan meminta kesempatan untuk anaknya bertemu denganku."
"Penggemar mas?" Anggukan kepala Raka membuat Denisa hanya beroo ria.
Keduanya keluar dari mobil pada akhirnya. Suara gaduh dan teriakan di lobi masih terdengar samar. Raka menggandeng erat tangan sang istri yang hari ini nampak cantik.
Jam menunjukkan pukul 10 siang. Masih ada waktu selama 30 menit lagi sebelum acara dimulai. Kolega, rekan bisnis dan beberapa orang penting sengaja Raka undang dalam agenda rapat tahunan kali ini. Selain membahas masalah perusahaan tentu saja Raka akan memperkenalkan istrinya.
Tok tok tok
"Masuk."
"Tuan, semua sudah datang dan tinggal menunggu tuan saja."
"Baiklah." Raka menatap asistennya yang mengangguk dan mulai beranjak dari duduknya.
"Ayo, sayang."
Denisa menganggukkan kepalanya dan berjalan beriringan dengan sang suami menuju tempat rapat. Pintu yang terbuka membuat semua orang yang hadir menolehkan wajahnya. Kasak kusuk sedikit terdengar ketika sosok Denisa hadir di samping Raka. Semua pasang mata menatap seolah bertanya siapa dia dan urusannya apa berada di rapat besar perusahaan.
"Selamat siang!!! Seperti biasa kita melakukan audit secara menyeluruh untuk hasil kerja perusahaan beberapa waktu belakangan ini. Dan saya harap untuk rapat kali ini ada kemajuan pada perusahaan."
Raka membuka rapat dengan baik. Dalam rapat tersebut di jabarkan segala keuntungan dan apa saja kesulitan atau kendala yang dihadapi kantor cabang dan pencarian solusi untuk semua masalah yang sedang di alami oleh perusahaan.
Tak ada hal serius yang perlu dibenahi karena semuanya memang sudah Raka pantau dengan baik. Cara kerja Raka yang tak banyak orang tahu membuat lelaki itu lebih memilih untuk segera menghentikan bibit masalah sebelum membesar dan semakin sulit di kendalikan. Raka memiliki tim khusus yang membantunya selama ini. Mereka bekerja di balik layar dengan segala metode cangih yang Frans gawangi.
Ya, sejak 3 tahun lalu Frans dan orang-orang yang bekerja pada kakanya itu menjadi bagian kesuksesan yang Raka raih. Tak ingin mengulang kehancuran yang sama ketika perusahaan di bawah kendali ayahnya, maka Raka menggunakan trobosan untuk itu.
Para karyawan tak pernah sadar jika pekerjaan mereka diawasi selama 24 jam. Hingga kecurangan sekecil apapun dapat segera teratasi dengan baik.
Denisa yang duduk manis disamping suaminya hanya menyimak apa yang mereka bahas. Tak ada canggung dari sikapnya karena memang dirinya sudah terbiasa.
Satu jam berlalu akhirnya mereka menyelesaikan rapat dengan baik dan hasil yang memuaskan. Dan saat inilah yang ditunggu oleh Raka sebenarnya, mengenalkan sang istri pada semua orang yang hadir.
"Raka, boleh om bertanya?"
"Silakan, om."
"Siapa wanita ini? dan ada kepentingan apa dia berada di rapat kita kali ini. Maaf, ini penting sekali karena mengingat rapat kita ini adalah rapat khusus. Tidak sembarangan orang yang bisa ikut didalamnya, apa dia sekertaris barumu?"
Raka tersenyum, ini dia yang dia tunggu sebenarnya. Pertanyaan yang akan membuatnya dengan mudah untuk menjawabnya.
"Ya dia sekertaris, om. Dan kehadirannya disini sudah menjadi keharusan."
"Apakah dia orang yang kompeten dan bisa dipercaya? mengingat dia baru saja bekerja."
"Tentu saja, om. Baiklah, sepertinya sudah saatnya saya perkenalkan pada semua yang hadir." Raka berdiri diikuti oleh Denisa dan asisten serta sekertaris nya berdiri dibelakang mereka.
"Namanya Denisa Anisa. Dia adalah istri saya."
tpi rayyan udah sama jennie kan thor di kota B..
selamat ya ren
jangan menunda momongan lah.. biar kan berjalan sesuai kehendak yg kuasa.. kalian cukup ngadon aja 🤭
mau liat live streaming ini 🤣🤣
gass yok
ibu telat 🤭🤭
akhirnya rencana berjalan lancar.
selamat untuk rena dan radit