Berniat memberi kejutan kepada sang kekasih, Zifana justru yang terkejut karena ia memergoki sang kekasih sedang bercinta dengan sahabatnya sendiri. Rasa sakit itu kian dalam ketika Zifana mengetahui kalau sahabatnya sedang dalam keadaan hamil.
Zifana pun pergi dan membawa rasa sakit itu. Ia berjanji akan membuat kedua orang itu membayar mahal atas pengkhianatan yang sudah mereka lakukan.
Bisakah Zifana membalas pengkhianatan itu dan menemukan kebahagiaannya?
Simak kisahnya di sini dan jangan lupa selalu beri dukungan untuk Othor Kalem Fenomenal, Guys 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zifana-31
Mendengar seseorang yang dekat dengan kita mengatakan cinta. Meminta agar tetap tinggal dan jangan sekalipun menjauh. Namun, hal tersebut belum tentu menjadi hal yang membahagiakan. Begitu pun yang dirasakan oleh Zifana sekarang ini.
Ketika Jason mengungkapkan perasaan yang ia sendiri belum yakin, membuat Zifana justru dipenuhi dengan kebimbangan. Gadis itu hanya bisa membisu dan tidak tahu lagi harus menjawab apa.
Ia tidak bisa langsung menolak karena takutnya, akan ada rasa sesal di kemudian hari. Namun, jika harus menerima pun, Zifana belum sepenuhnya yakin. Ia masih ragu terhadap perasaan Jason padanya. Apalagi saat ini masih ada Rere dan takutnya, justru lukalah yang nantinya akan diterima oleh gadis tersebut.
Mengetahui Zifana yang masih dipenuhi kebimbangan, Jason pun memberi waktu kepada gadis itu untuk memikirkan semuanya. Ia tidak akan pernah memaksa Zifana agar menerima, tetapi jika ditolak pun, sepertinya Jason tidak mengharapkan itu.
Suasana mendadak canggung saat mereka sama-sama saling diam dan berkutat dengan pikiran masing-masing. Setelahnya, Jason pun mengajak Zifana untuk kembali ke ruangan karena mereka sudah meninggalkan Rere terlalu lama.
Ketika membuka pintu ruangan, Jason terkejut ketika melihat Rere sedang bersenda gurau dengan Joshua. Bahkan, kedua orang itu terlihat sangat akrab. Begitu pun dengan Zifana yang merasa heran karena yang ia tahu, sang kakak tidaklah dekat dengan Rere.
"Kalian sudah kembali?" tanya Joshua saat melihat kedatangan adik dan sahabatnya.
"Ya. Kau lagi ngobrol apa? Kok keliatannya seru sekali." Jason ikut bergabung, sedangkan Zifana hanya mengikut di belakang.
"Tidak ada. Oh ya, aku harus pulang sekarang karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Ayo, Zi." Joshua bangkit berdiri dan menggandeng tangan adiknya.
Zifana hanya mengikut sang kakak setelah ia berpamitan kepada Jason dan juga Rere. Suasana yang tadi ramai karena tawa Joshua dan Rere, kembali terasa senyap karena Jason lebih banyak diam. Raga lelaki itu memang berada di sana, tetapi pikirannya entah melayang ke mana.
***
"Jay, aku sungguh tidak menyangka kau akan bebas dari penjara." Leli memeluk lelaki yang masih sah sebagai suaminya. Namun, Jayden tidak membalas pelukan itu. Hanya diam dan membiarkan wanita tersebut memeluknya erat. Jayden sepertinya sudah tidak terlalu mengharap wanita itu.
"Di mana orang yang sudah membebaskanku?" tanya Jayden penasaran.
Ia masih heran dengan orang yang sudah menebusnya yang jelas itu bukanlah orang tuanya karena setahu Jayden, orang tuanya tidak akan mau membebaskan dirinya karena mereka sudah membuang Jayden.
"Nanti kau juga akan tahu. Orangnya belum datang." Leli menjawab antusias.
"Apa aku mengenalnya?" Jayden masih saja penasaran.
"Em, sepertinya tidak. Aku saja baru tahu orang itu belum lama. Dia mengambil bayi yang sempat kubuang karena aku tidak sanggup menghidupinya setelah kau dipenjara. Dia bersedia membantu hidup kita, asal kita pun bersedia menuruti setiap perintahnya," sahut Leli masih dengan bersemangat.
Hal itu justru membuat kening Jayden mengerut dalam. Entah mengapa, ia merasa akan dimanfaatkan oleh orang yang bahkan ia sendiri belum tahu siapa. Namun, ia berusaha menepis perasaannya karena bagaimanapun orang itu telah membantunya bebas dari penjara.
Anggap saja apa yang dilakukan Jayden nanti merupakan tanda terima kasih untuk si penolong itu.
Sebelum orang itu datang, Jayden pun memilih untuk beristirahat terlebih dahulu. Tubuhnya merasa sangat lelah karena selama di penjara, ia tidak bisa tidur dengan baik. Selalu saja kepikiran Zifana. Bahkan, setelah urusan ini selesai Jayden akan kembali menemui Zifana. Entah meminta wanita itu untuk kembali atau justru membuatnya hancur agar tidak ada yang mau memiliki wanita itu.
"Jay, bangun, Jay!" Leli menggoyangkan tubuh Jayden cukup kencang untuk membangunkan lelaki itu.
"Apa, sih!" Jayden menepis tangan Leli dan berdecak kesal karena merasa tidurnya telah terganggu.
"Orangnya sudah datang dan dia menunggumu di depan," sahut Leli.
Jayden yang awalnya kesal pun langsung duduk tegak. Setelahnya ia bergegas turun untuk melihat siapa lelaki itu. Ketika sudah sampai di ruang tamu, bola mata Jayden melebar ketika melihat siapa yang sedang duduk di sana.
"Ka-Kau?" Jayden menatap tidak percaya. Ia memang mengenal orang itu walaupun tidak mengenal dengan baik.
Lelaki itu tersenyum sinis. "Apa kabarmu. Kuharap kau selalu baik-baik saja karena kau akan menjadi budakku setelah ini."
"Apa maksudnya?" tanya Jayden bingung.
"Aku mengeluarkanmu dari penjara dengan biaya yang tidak murah dan aku tidak membebaskanmu dengan cuma-cuma. Jadi, setelah ini kau harus menuruti apa pun keinginanku. Perintah apa pun itu kau harus menjalankannya karena kalau kau menolak. Aku bisa saja membuat hidupmu lebih tragis daripada kemarin," ujarnya tegas.
Jayden hanya diam karena ia tidak bisa lagi menolak perintah lelaki itu. Awalnya Jayden merasa kesal karena ia tidak pernah menjadi budak untuk orang lain, tetapi setelah memikirkan semuanya dengan baik, Jayden merasa senang. Ia bisa memanfaatkan kesempatan itu.
Tunggu saja, Zi. Setelah ini kau akan menjadi milikku lagi atau kalau tidak kau akan mati. Batin Jayden.
ni redha kne cium...pastu mula la drama mcm ko terlebih suci lh...