NovelToon NovelToon
Cinta Sebening Embun

Cinta Sebening Embun

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Tamat
Popularitas:18.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Perjodohan adalah sebuah hal yang sangat
di benci oleh Abraham, seorang pengusaha
muda penerus kerajaan bisnis keluarga nya.

Dia adalah sosok yang sangat di puja dan di
damba oleh setiap wanita, dia merupakan
calon menantu yang sangat ideal dan di
impikan oleh setiap pengusaha dan para
bangsawan yang memiliki anak gadis, jadi
baginya hanya dengan menjentikkan jari
saja, wanita manapun akan dengan senang
hati memasrahkan dirinya untuk merangkak
di bawah kakinya.

Tapi..justru kakeknya, sang pemilik dan
penguasa serta pemegang kendali penuh
dari semua kekayaan keluarganya malah
memilihkan jodoh untuknya.

Dan sialnya lagi..wanita pilihan kakeknya
bukanlah wanita dengan kriteria dan tife
yang selama ini selalu menjadi standard nya.

Abraham sangat membenci keputusan sang
kakek. Namun demi warisan dan kendali penuh
atas segala kekuasaan yang telah di janjikan
padanya. Dengan terpaksa Aham menerima
semua keputusan kakeknya tersebut..

Dan bagi wanita yang juga terpaksa menerima
perjodohan ini..bagaimana kah dia akan bisa
menjalani hidupnya bersama seorang pria yang
sama sekali tidak menginginkan kehadirannya.?

Takdir seakan menjungkir balikan kehidupan
seorang gadis biasa terpaksa yang harus
masuk ke dalam kehidupan sebuah keluarga
yang di penuhi dengan keangkuhan dan
kesombongan akan dunia yang hanya
tergenggam sementara saja..


**Tetaplah untuk selalu di jalanNya..**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Menemanimu Makan Siang

 

**********

 

♥️♥️♥️♥️♥️

Naya mundur beberapa langkah, Monica langsung

berdiri di samping nya. Wanita paruh baya itu kini

menepis pegangan tangan Richard.

"Apa yang kamu lakukan di tempat ini Rey ? tadi

kamu bilang tidak bisa menemani Raina makan

siang, tapi sekarang? kamu malah bersama

dengan wanita panti ini.?"

Richard tampak menghela napasnya perlahan.

"Mah..aku ada urusan bisnis di tempat ini."

"Bisnis kamu bilang ? kamu pikir Mama percaya,

lalu kenapa ada wanita itu di sini ?"

"Naya adalah klienku."

"Haha.. mengejutkan ! Bisnis dengan wanita panti seperti ini, memang apa yang bisa dia lakukan ?"

"Mamah cukup ! jangan bikin Richard malu di

tempat umum seperti ini !"

Richard tidak tahan lagi. Wanita itu mendengus.

Dia semakin memandang sinis kearah Naya.

"Ohh..jadi kamu sedang berusaha menjadi layak

untuk putraku rupanya, jadi apa kamu ?"

Naya hanya tersenyum lembut.

"Saya hanyalah pegawai kecil Tante.."

"Cihh..! kelas rendah tetaplah kelas rendah !

Hehh kamu..tolong tahu diri sedikit ya, jangan

lagi berusaha mengejar putraku yang bukan

level kamu, kalian tidak akan pernah cocok !"

"Mah sudah Mah.. cukup !"

Richard terpaksa menaikan intonasi suaranya.

Tapi wanita itu bergeming, dia kembali maju ke

hadapan Naya. Monica tampak langsung siaga.

"Saya yakin kamu hanya mencari alasan saja

untuk bisa bertemu dengan anak saya, iya kan?"

"Maaf Tante, saya datang kesini adalah murni

urusan pekerjaan.!"

"Saya tidak percaya sama kamu ! dengar ya, Rey

akan segera bertunangan dengan Raina. Jadi

jangan coba-coba kamu masuk lagi ke dalam

kehidupannya.!"

"Tante boleh menuduh saya sesuka hati. Tapi

saya memang hanya punya urusan bisnis

dengan Pak Direktur.."

"Bagus ! tapi saya ingatkan sekali lagi, sekuat

apapun kamu mencoba memantaskan diri untuk

Rey, kamu tetaplah kaum rendah..!!"

"Ehemm..!!"

Semua orang terdiam di tempat. Mata mereka

terpaku pada satu sosok tinggi tegap yang sedang

berdiri di arah samping. Dia di kawal oleh asisten

nya, beberapa orang berpakaian rapi sebagai

relasi bisnis, serta 4 orang bodyguard dengan

perangai yang sangat menyeramkan.

"Pak Presdir.."

Richard dan beberapa orang yang kebetulan

sedang berada di tempat itu, dan menyaksikan kejadian tadi, tampak langsung menundukan

kepala saat melihat kehadiran laki-laki berkharisma itu. Aura kehadirannya yang sangat kuat mampu membuat lutut semua orang gemetar.

Naya hanya bisa bengong melihat kemunculan

Aham di tempat itu. Sedang apa dia disini.?

Kenapa rasanya dia selalu saja ada di saat

dirinya sedang berada dalam pertemuan bisnis.

Mata Aham menatap tajam kearah Naya. Sorot

matanya sangatlah rumit. Yang jelas saat ini

wajahnya terlihat begitu dingin.

"Pak Presdir..senang sekali bisa berjumpa

dengan anda di tempat ini."

Wanita paruh baya tadi, alias Nyonya Sinta, alias

ibunya Richard tampak begitu terkejut sekaligus

senang saat melihat kehadiran Aham. Terlebih

lagi bagi wanita cantik yang ada di samping nya.

Raina, calon tunangan Richard matanya terlihat

begitu terpesona, dia tidak menyangka bisa

bertemu langsung dengan Tuan Tampan di

tempat ini.

"Hemm..anda Nyonya Sinta bukan ?"

Suara Aham terdengar dingin. Nyonya Sinta

tampak tersenyum sumringah saat mendapati kenyataan bahwa Aham mengenalinya.

"Benar sekali Tuan Muda..Dua hari kemarin

saya sudah datang untuk mengajukan kerjasama. Saya sangat berharap kita bisa menjalin kerjasama yang baik dan saling menguntungkan."

"Kerjasama kita batal !!"

Ucapan Aham bagai pisau belati yang langsung

menusuk jantung Nyonya Sinta. Wajahnya

seketika pucat pasi. Lututnya gemetar karena

lemas .

"Tu-Tuan Muda..tapi kenapa ? Sa-saya sangat

berharap anda akan mengabulkan kontrak

kerjasama ini."

Suara Nyonya Sinta terdengar lemah menghiba.

Tatapan Aham begitu tajam, dia seakan ingin

menelan bulat-bulat wanita angkuh ini.

"Kau sudah berani menghina apa yang menjadi

milikku..!"

Desis Aham. Matanya sekilas menatap Naya

yang saat ini kebetulan sedang menatapnya juga.

Deg !

Jantung Naya berdetak sangat kencang. Apa

dia boleh percaya diri sekarang? mungkinkah apa

yang di lakukan Aham ada hubungannya dengan

dirinya ? Apa Aham melihat semua yang sudah

terjadi barusan ?

Aham melangkah pergi dengan gagah di iringi

semua rombongan nya.

Sementara Nyonya Sinta tampak sangat terpukul.

Richard dan Raina segera menghampiri nya dan

berusaha menenangkan dengan membawanya

duduk di kursi.

"Pak Richard..kalau begitu saya permisi ! Kami

tunggu kabar selanjutnya.."

Naya berdiri sambil menunduk sebentar di depan

Richard yang tampak sangat bimbang.

"Baiklah Nay..Kita bicara lain kali.."

"Rey..suruh wanita itu pergi.!"

Teriak Nyonya Sinta kalap. Naya segera undur diri

melihat Nyonya Sinta hilang kendali.

"Gara-gara wanita itu kerjasama yang sudah Mama

impikan langsung hancur begitu saja. Wanita itu

pembawa sial ! dasar wanita rendahan !"

Nyonya Sinta terus saja bersungut-sungut tiada

henti. Pikirannya sangat kacau saat ini. Apa yang

terjadi? kenapa Aham tiba-tiba saja membatalkan

kontrak kerjasama yang sudah di sepakati.

Apalagi kerjasama ini sudah di jamin akan

menghasilkan keuntungan yang tidak ternilai

karena nama besar AM Corp.

Sementara itu Naya dan Monica baru saja

sampai di parkiran ketika tiba-tiba Leo datang menemuinya.

"Mohon maaf Nona, anda di panggil Tuan

Muda."

Naya menautkan alisnya. Mau apalagi

tuh orang.!

"Saya masih banyak urusan.."

"Mohon Nona untuk tidak membantah Tuan."

Leo membungkuk dengan penuh harap.

Naya melirik ke arah Monica yang turut

mengangguk.

"Baiklah.."

"Mari ikuti saya Nona.."

Naya akhirnya berjalan mengikuti langkah Leo

di dampingi Monica.

Mereka tiba di dalam ruang VVIP private. Di sana terlihat Aham tengah duduk tumpang kaki. Di hadapannya duduk 4 orang lelaki yang merupakan relasi bisnis nya. Saat ini mereka masih melakukan pembicaraan. Ke 4 rekan bisnis Aham tampak menatap kedatangan Naya dengan mata yang sama-sama di penuhi tanda tanya sekaligus

terpesona pada kecantikan gadis itu .

Ragu-ragu Naya mendekat lalu berdiri di

samping Aham yang tengah menatapnya datar.

"Duduk ! "

Titah Aham menepuk sofa di samping nya.

Naya menatap ragu kearah 4 orang laki-laki

yang ada di hadapan Aham.

"Kau masih mau berdiri, atau aku yang akan

memaksa mu untuk duduk.!"

Dengan terpaksa Naya segera duduk di sebelah

Aham. 4 orang relasi bisnis tadi menundukkan

kepala di liputi berbagai macam pertanyaan.

Siapa wanita berhijab ini.? Mungkinkah dia wanita

nya Presdir Aham ? Apakah sekarang seleranya

telah berubah ?

"Turunkan pandangan kalian..!"

Aham mengirimkan tatapan ancaman saat

melihat para relasi bisnis nya itu berani mencuri pandang pada Naya dari jarak sedekat ini.

"Maafkan kami Tuan Aham.."

Serempak mereka. Naya terdiam. Sebenarnya

mau apa sih orang ini memanggilnya kesini ?

Apa dia tidak tahu kalau dirinya masih banyak

urusan ! Sore ini dia juga harus tampil bersama

dengan grup gambus nya di sebuah tempat.

"Kau sudah makan siang ?"

Naya tersentak. Dia melirik dan menatap Aham

sebentar. Kemudian menunduk.

"Su-sudah.. barusan.."

"Dengan mantan pacarmu itu ?"

Hahh..kok dia bisa tahu sih ? Naya terlihat salah

tingkah. Dia terdiam, ragu untuk menjawab.

"Dia mantan kekasihmu bukan ?"

"Hanya seorang klien saja kok.."

"Kau sudah pandai berbohong sekarang.!"

Duhh..apa yang harus dia katakan sekarang.

Naya kembali menundukan kepalanya dalam.

"Itu dulu sekali. Kami sudah tidak pernah lagi

saling terhubung.."

"Tapi kamu masih mengingatnya !"

"Tidak ! tidak sama sekali.!"

"Aku lihat orang itu masih berharap padamu !"

"Itu kan hak dia."

Ketus Naya cepat. Aham meliriknya dengan

cepat. Menatap tidak suka, Naya tersenyum gusar.

"Kau harus tahu dimana saat ini berdiri.!"

Pandangan Aham kembali pada klien nya.

Apa maksudnya ? Apa dia sedang mengingatkan

dirinya tentang statusnya sekarang? Naya

mengurut pelipisnya pusing.

"Kita lanjutkan pembicaraan nanti setelah

makan siang.!"

"Baik Tuan. "

Mereka berdiri , kemudian membungkuk,

setelah itu berlalu keluar ruangan.

Tidak lama kedalam ruangan muncul beberapa

pelayan membawakan hidangan makan siang.

Naya terdiam melihat semua pelayan dengan

cekatan dan rapi menata hidangan di atas meja.

"Silahkan Tuan..selamat menikmati makan

siang nya, semoga anda terkesan."

Ucap mereka serempak. Aham menepiskan

tangan, dan para pelayan itu berlalu pergi.

Aham mulai duduk bersiap untuk makan. Dia

menatap Naya yang kini mulai bergerak

mengambil beberapa hidangan yang kira-kira

akan di santap oleh Aham. Bibir Aham terangkat

sedikit.Tepat ! pilihan wanita itu memang apa

yang ingin dia makan. Bagaimana wanita ini

bisa dengan cepat memahami semua yang

bersangkutan dengan dirinya.?

"Silahkan.."

Naya mendekatkan piring makanan ke hadapan

Aham. Tapi laki-laki itu bergeming, dia malah

menatap Naya seolah menunggu sesuatu.

Apalagi sih ? Apa kau mau aku menyuapimu?

Alis Naya berkerut. Aham masih terdiam.

Akhirnya Naya menyendok makanan dan

mendekatkan nya ke mulut Aham. Laki-laki

itu langsung menerima suapannya.

Ya Tuhan.. ngomong kan bisa Tuan ? bikin

orang lain bingung saja. Naya mengomeli

Aham dalam hati .

"Apa yang kalian bicarakan tadi.?"

Naya melirik cepat, menatap Aham sebentar.

Kembali menyendok makanan.

"Hanya membahas tentang kerjasama "

"Cuma itu saja.?"

"Tentu saja! memang apalagi.!"

"Masa lalu Kalian !"

"Itu tidak penting bagiku !"

Aham menatap intens wajah Naya mencari

kejujuran di sana. Naya melirik, keduanya

saling pandang kuat.

"Kau harus tahu posisi mu sekarang !"

Naya terdiam. Posisi apalagi nih maksudnya ?

Apa tentang hubungan mereka berdua.

"Tentu saja aku sadar diri Tuan.."

"Tuan..??"

Naya menutup mulutnya dengan cepat.

Wajahnya langsung gusar. Aham menyeringai

dengan tatapan yang sangat di fahami Naya.

Cup !

Sebelum dia meminta yang lebih aneh Naya

berinisiatif mencium bibir Aham duluan. Sontak

saja wajah Aham berubah geli. Wanita ini !

"Siapa yang menyuruhmu mencium ku.?"

Aahh..lah terus ? Wajah Naya langsung saja

memerah. Tuhan..dia benar-benar tidak punya

muka lagi saat ini.

"Maaf..aku hanya berinisiatif saja."

Lirih Naya menundukan wajahnya dalam. Aham

tidak tahan lagi, tawanya serasa ingin meledak

saat ini . Tunggu ! dia berpikir tentang tawa tadi?

Hal yang selama dua puluh tahun ini tidak pernah

lagi melekat dalam dirinya. Dan karena wanita

panti ini, sesuatu yang tabu bagi dirinya itu kini

seakan kembali mulai mewarnai hari nya.

"Kau sudah mulai berani sekarang !"

"Tidak ! Aku sungguh tidak seberani itu ! tadi

hanya reflek saja."

"Baiklah kau tidak berani, tapi kau mulai liar

sekarang !"

Liar katanya ? kenapa jadi berlebihan begini sih.

Naya..kamu harus lebih berhati-hati mulai saat

ini. Jangan terkecoh lagi oleh permainan liciknya.

"Sekarang naik ke pangkuan ku..!"

"Apa ??"

Mata Naya membulat sempurna. Tatapan

Aham semakin terhunus. Naya menggeleng

kuat. Ini bukan di rumah Tuan..!

"Cepat naik.!"

"Suamiku.. apakah hukuman nya bisa di tunda

nanti saja, kalau kita sudah di rumah?"

Naya terpaksa menurunkan harga dirinya

dengan mencoba mengeluarkan jurus rayuan mautnya. Bodo amat rasa malu ! yang penting

dia tidak harus naik ke pangkuan laki-laki itu

di tempat ini.

Aham menautkan alisnya, menatap Naya penuh

selidik. Tidak di pungkiri ada rasa hangat dalam

hatinya saat Naya melontarkan kata-kata suami

barusan apalagi dengan bersikap manja seperti

itu. Bisakah dia melakukannya setiap saat ?

"Tidak ! akan ada hukuman lain di rumah.!"

"Apa ? kenapa bisa begitu ? memang apalagi

salahku.?"

Naya meletakkan sendok di atas piring. Dia

sedikit beringsut menjauh.

"Kau sudah berani berkencan dengan mantan

kekasihmu.!"

"Aku kan sudah bilang, kami ada urusan bisnis,

tidak ada maksud lain. Aku juga tidak tahu

kalau akan bertemu lagi dengan Kak Rey.."

Wajah Naya kembali pias saat melihat tatapan

Aham kini terlihat serius, datar dan dingin.

"Ohh..kau masih sangat mengingatnya. Dengan

sangat baik.."

Aham mendekat, Naya memundurkan wajahnya

dengan sedikit memucat. Kenapa dia harus salah

bicara lagi sih ?

"Maafkan aku suamiku.."

Naya menunduk. Aham masih menatapnya

penuh kekesalan. Dia benar-benar tidak suka

kalau wanita ini memiliki perhatian terhadap

laki-laki lain. Dan dia tidak akan membiarkan

hal itu terjadi.

"Cepat naik..!"

Naya memejamkan matanya. Apakah ada

pilihan lain selain ini.? Naya pikir ini sangat

berlebihan.

"Bagaimana..kalau yang lain saja.."

Aham semakin geram. Baru wanita ini lah yang

selalu membantah dan mencari alasan tiap kali

dia memberi perintah ! Sangat menarik !

"Tidak ada yang lain.! "

Naya menarik napas berat. Dia menatap Aham

yang saat ini sedang menyeringai licik. Huft..

dasar manusia tidak punya hati !

Perlahan Naya bergerak, saat ini rasa malu

sudah menenggelamkan dirinya ke dasar.

Wajahnya di penuhi semburat merah. Aham

menatap tenang wajah malu itu. Sungguh ! ini

adalah sesuatu yang sangat menyenangkan

bagi dirinya.

Naya sudah duduk menyamping di atas pangkuan

Aham. Tangannya mau tidak mau dia lingkarkan

di leher Aham. Napas Aham tiba-tiba saja jadi

berat. Wajah cantik Naya kini berada dekat di

depan matanya. Wangi bunga lili yang sangat

lembut dan menenangkan membuat perasaan

Aham begitu damai saat ini. Apalagi wanita ini

ada di atas pangkuannya. Mata mereka bertemu, saling terpaut dalam. Jantung keduanya berpacu

dengan kencang.

"Aku tidak suka melihat mu dekat dengan laki-laki

lain. Termasuk saudara angkat ku..!"

Bisik Aham. Tangannya bergerak membelai wajah

Naya yang terlihat gemetar. Tangan kanan Aham

kini meraih pinggang ramping nya, menekan dan

menguncinya membuat Naya memejamkan mata

saat tubuh nya semakin merapat ke tubuh Aham. Wangi memabukkan dari tubuh Aham membuat

Naya kesulitan untuk mengontrol dirinya .

Jari Aham kini berada di bibir indah Naya.

Tatapan matanya semakin intens.

"Akan ku pastikan bibir ini hanya milikku..!"

Bisik Aham parau membuat Naya mengerjapkan

matanya. Apa dia bisa mendengar kembali apa

yang di ucapkan Aham barusan ?

"Sudah ya suamiku..ini adalah tempat umum.

Sangat tidak pantas bagi ku..Tolong, biarkan

aku turun.."

Naya berucap selembut mungkin. Aham yang

masih menatap bibir Naya tertegun. Keduanya

kembali saling pandang lekat. Baiklah..kali ini

Aham mengalah. Dia membiarkan Naya turun

dari pangkuannya.

Naya kembali melanjutkan menyuapi Aham.

Naya menggeleng pelan, laki-laki ini seperti

robot saja, dia terlihat acuh seakan tidak terjadi apa-apa barusan. Sedang dirinya saat ini masih berusaha untuk mengontrol dan menguasai dirinya.

 

*********

 

Bersambung.....

1
Clorris Azzahra
maaf tor pemenggalan kalimat kurang enak, kalau cerita bagus sekali lagi maaf ya tor makasih
Utamy Utamyy
teman aham wanita jadi"an
Novi Jahan
Luar biasa
Selamet Turipno
Cerita yg tak jelas hanya memuji tampan dan cantik
Selamet Turipno
bagus kayaknya ceritanya cuma satu yg kurang bagus menurut gua apa tidak ada nama lain tokoh utamanya ngapain mesti Abraham Ibrahim lebih bagus
Gadis Puspa Kartika
Luar biasa
tus tiani
aaaah dasar aham arogan
tus tiani
makanya jadi laki jangan banyak tingkah
tus tiani
nah mulai kan, aham siap2 aja loh..
tus tiani
ego aja ditinggikan tuan aham, Tampa sadar sudah kalah secara perlahan tapi pasti
tus tiani
biasanya setelah bahagia baru ketemu dengan keluarganya.
Khairul Azam
novel othor ini yg aku suka cuman yg menikahi wanita tanguh, yg lainya ngak aku suka wanitanya terlalu plinplan lemah semua gak ada harga diri semua
elank yl
ceritanya bagus 👍🏻
Arida Susida
Luar biasa
winda aulia
emang GK salah sih Noah jadi penjaga Kanaya. selalu gercep.
ayi fujiarti
mengulang lagi untuk sekian kalinya... tak pernah bosan baca karya ka shan
Naura Ovo
sayang aham jadi laki,,murahan apa karna dia tampan ya thor 😁🤭🤭🤭
Siti Aminah
thor tng ksh tau apa2 saja karya novel mu thor...aku ingin membacany. atw para reader tlng klo ada yg tau...ksh tau aku yah judul2 novel ny othor .
Khadijah Nafisah: di baca
total 2 replies
Siti Aminah
aku jg ngucapin trm ksh thor...krn sdh menyuguhkan cerita se bagus...se menarik d se seru ini. aku snht suka sepertiny akan aku ulang2 membaca ny
Siti Aminah
Noah sllu jd pahlawan bagi kaum hawa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!