ISTRI CANTIK TUAN JACOB

"Ayo."

"Iya Mas, "saut Kanaya.

Rasanya wanita itu sangat berat untuk meninggalkan Kediaman Garadha. Kanaya secara tidak langsung juga merasa nyaman tinggal di sana bersama kedua orang tua Jacob.

"Kamu bisa sering-sering main kesini atau ke rumah Nenek nantinya, "ujar Jacob yang telah duduk dibalik kemudi.

"Iya Mas, Terima kasih, "ucap Kanaya tersenyum.

Jacob membalas senyuman istrinya itu lalu mulai menyalakan mesin dan melajukan mobilnya menuju apartemen miliknya.

Cukup lama perjalanan dari kediaman Garadha sampai di apartemen pria itu, sampai tanpa sadar Kanaya yang duduk disisinya tertidur dengan pulas.

"Mungkin karena kecantikanmu inilah sampai membuat Mark tergila-gila padamu, "celetuk Jacob.

Pria itu tidak lantas keluar dari dalam mobilnya. Ia masih duduk di belakang kemudi dan menatap Kanaya cukup lama.

"Sepertinya kamu sangat lelah, baiklah Jika begitu Aku siap menggendongmu, "ucap Jacob kembali.

Pria itu keluar dari mobil lalu memutarinya dan membuka pintu dimana Kanaya berada.

Setelah itu dengan sangat hati-hati, Jacob membawa tubuh Kanaya dalam gendongannya menuju unit apartemennya yang berada di lantai paling atas.

"Tuan Jacob, "sapa penjaga.

"Suut. Istriku sedang tidur, kamu bisa parkirkan mobil Saya? Ini kuncinya,"ucap Jacob menyerahkan kunci mobilnya.

"Baik Tuan, apa ada barang-barang Anda, yang bisa Saya bawa ke apartemen Anda? "tanya penjaga itu.

"Koper kami di bagasi mobil, tolong bawakan ke unit kami, "ujar Jacob dengan suara perannya.

"Baik Tuan."

Setelah memerintahkan penjaga itu, Jacob memasuki lift yang akan membawanya pada unit apartemennya. Walaupun agak kesulitan untuk membuka pintu karena tangannya yang tengah menggendong Kanaya.

Akhirnya perjuangan Jacob membuahkan hasil, dan ia bisa membuka pintu tersebut. Jacob membawa Kanaya menuju kamarnya dan membaringkan tubuh Kanaya di kasurnya.

Ting tong ting tong

Suara bel berbunyi, Jacob gegas menuju pintu dan membukanya. Ternyata sosok yang memencet bel apartemennya adalah penjaga disana.

Setelah pintu itu terbuka, Jacob mengarahkan penjaga itu untuk masuk dengan dua koper di tangannya.

"Tuan Jacob, ini koper Anda dan istri Anda. Dan ini kunci mobil Anda, "ujar penjaga tadi yang mendapat perintah Jacob.

"Tunggu sebentar, "ucap Jacob.

Pria itu membuka dompetnya lalu menarik beberapa lembar uang berwarna merah dan menyerahkannya kepada penjaga tersebut.

"Terimalah ini, "ucap Jacob.

"Tuan, ini terlalu banyak, "ujar penjaga tersebut karena merasa uang pemberian Jacob terlalu banyak.

"Tidak masalah, terimalah. Anggap saja ini dari Saya dan istri Saya. "

Penjaga itu begitu senang karena di hari ini, sudah mendapatkan rizki nomplok dari Jacob.

"Terima kasih banyak, terima kasih. Kalau begitu Saya pamit Tuan, "ucap penjaga itu.

"Hem. "

Penjaga tersebut melangkah keluar unit Jacob disusul pria itu untuk menutup pintu tersebut.

Setelahnya ia pergi ke kamar untuk membawa koper miliknya dan Kanaya.

Terlihat Kanaya masih tidur lelap dan tidak tampak tanda-tanda wanita itu akan bangun.

"Aku ke ruang kerja saja, "putus Jacob.

***

"Sekarang Aku tahu, jika selama ini hanya Aku yang mencintai sepenuh hati, "ucap Jacob.

Ditangan pria itu terlihat sebuah ponsel dengan tampilan laporan dan foto-foto tentang aktivitas Alexsa selama di LA dari orang suruhannya.

"Aku disini begitu menjaga diri, bahkan sangat merasa bersalah karena sudah menikahi wanita lain. Tapi ternyata kamu disana jangankan mengingat diriku, Kamu begitu terlena dengan duniamu Lexsa."

Jacob meletakkan ponselnya di atas meja sembarangan. Pria itu tidak tahu harus mendefinisikan rasa yang tengah ia alami saat ini.

Sedih tentu saja, kecewa sudah pasti karena bagaimanapun Alexsa adalah wanita pertama yang mengisi hatinya. Jacob bahkan rela melakukan apa saja bahkan menuruti semua ambisi wanita itu karena cintanya.

Brak.

Seluruh benda yang ada di atas meja itu tersapu bersih oleh tangan kekar Jacob.

"Kau br*ngsek Lexsa. Kamu wanita tidak tahu diri, "umpat Jacob menggema begitu kerasdi ruang kerjanya.

Ia berdiri lalu menendang meja dan kursinya. Berteriak dan mengumpati kekecewaan yang tengah ia alami.

Emosi Jacob kembali mencuat, hingga ruang kerjanya kini terlihat sangat kacau.

"Aku begitu bodoh telah mempercayaimu dengan sangat, Aku sungguh kecewa padamh Lexsa. Kamu wanita murahan, "umpat Jacob.

Usai membuat kekacauan hingga ruang kerjanya sangat berantakan. Pria itu duduk bersandar pada tembok dengan lunglai.

Jacob sangat marah pada Lexsa dan dirinya. Kepala pria itu telungkup pada kedua lututnya yang ia tekuk.

"Aku ingin mencekik lehermu Lexsa, "gumam Jacob.

Sementara itu Kanaya yang sudah bangun dari tidurnya, terlihat tengah berjalan menuju ruang kerja Jacob.

"Apa Mas Jacob ada di dalam? "gumam Kanaya menatap pintu ruang kerja tersebut.

Wanita itu telah mencari keberadaan Jacob pada setiap ruangan di apartemen tersebut dan hanya ruang kerja tersebut yang belum ia cek.

Ceklek.

"Tidak dikunci, "ucap Kanaya.

Perlahan pintu itu ia buka dengan lebar dan mulai melangkah memasuki ruang kerja tersebut.

Cahaya di dalam sana terlihat tidak terlalu terang dan begitu ia memasuki ruangan itu, Kanaya terkejut dengan benda-benda yang sangat kacau di lantai.

"Mas Jacob!"

Kanaya melangkah dengan cepat ke arah sudut ruangan dimana Jacob berada.

"Mas kenapa? Apa yang terjadi?"tanya Kanaya khawatir.

Pria yang tengah menelungkupkan kepala itu mendongak. Mata Jacob terlihat memerah dan sangat sedih.

"Mas, "lirih Kanaya.

Karena khawatir saat melihat kekacauan Jacob, refleks tangan Kanaya menangkup pipi pria itu dan menatapnya sedih.

"Ada apa Mas? Coba cerita sama Aku, "ucap Kanaya.

Grep

Jacob tidak membalas ucapan Kanaya, pria itu justru memilih menarik pinggang Kanaya dan memeluk tubuh istrinya erat.

"Kamu akan selalu disisiku kan? Tidak akan mengkhianatiku? "gumam Jacob dalam pelukan itu.

Walaupun Kanaya tidak tahu pasti penyebab kekacauan Jacob, yang jelas wanita itu hanya merasa jika saat ini Jacob membutuhkan dirinya.

Dengan ragu-ragu, tangan Kanaya terangkat untuk membalas pelukan Jacob. Tangan kanan wanita itu juga mengelus punggung Jacob agar lebih tenang.

"Aku akan selalu ada disisi Kamu Mas, dan tidak akan mengkhianatimu karena kamu adalah suami dan ayah dari anakku, "ujar Kanaya.

Deru napas Jacob tidak sekeras sebelumnya, sepertinya emosi pria itu mulai reda. Jacob melepaskan pelukannya lalu pria itu langsung menggendong tubuh Kanaya.

"Akhh, Mas,"pekik Kanaya terkejut.

Dan secara otomatis tangan wanita itu terangkat untuk memegang leher Jacob karena takut Jacob.

Jacob terus membawa tubuh Kanaya dalam gendongannya menuju kamar dan menbaringkan tubuh wanita itu di atas kasur disusul dengan ia yang berbaring disisi Kanaya.

"Mas, "lirih Kanaya saat merasakan tangan Jacob berada di atas perutnya dan mengelus perlahan.

"Biarkan Aku melakukan ini Nay, Aku butuh kamu dan dia (anak mereka) untuk menenangkan diriku, "ujar Jacob.

"I-iya Mas, "ucap Kanaya gagap.

Wanita itu tengah gugup karena Jacob tidak hanya mengelus perutnya dari belakang tubuhnya. Namun Kanaya juga mulai merasa geli karena bibir pria itu mulai nakal dan mengecup leher jenjangnya.

"Aku tidak akan melakukan lebih, "ucap Jacob, yang tahu kegugupan Kanaya karena tubuh wanita itu tiba-tiba kaku.

***

TBC