Dendy Saputra, seorang reporter yang menyewa rumah tua jauh dari kota. Bermula muncul hal gaib dan misterius dari rumah itu. Hingga ia menyadari jika dirinya adalah seorang Indigo.
Mata batinnya pernah ditutup lantaran pernah memiliki musibah yang hampir merenggut nyawanya akibat kelebihannya itu.
Lama-kelamaan dia pun terbiasa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Dapatkah Dendy menguak tabir misteri kematian orang-orang yang meninggal secara misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil Muda
Visual Rumah Kontrakan Dendy
Rumah yang Dendy sewa kini sudah berhasil di beli. Proses yang cukup panjang karena menunggu hak waris menjual rumah tersebut, yaitu ibu Rosmita yang kini berada di dalam Rutan, Rumah Tahanan Negara.
Suasana pedesaan yang masih sangat kental membuat Dendy menyukai rumah tersebut. Masih banyak pula orang-orang disana yang memasak dengan kayu bakar.
Tiga bulan menikah, Key sudah di berikan kepercayaan untuk merasakan bagaimana nikmatnya hamil. Key yang sedang hamil muda sering merasa kelelahan, perut keram dan mual-mual itu lumrah namun dokter menyarankan untuk Bad Rest alias istirahat total.
Di perusahaan yang baru tidak menerima cuti di trisemester awal kehamilan. Maka dari itu Key memilih untuk resign karena terkait kondisinya. Ia pun mengisi waktunya dengan menulis cerita Novel di sebuah aplikasi online.
Key terbaring lemah di tempat tidur, jauh dari kota. Jauh dari tetangga. Dia tidak meminta orang tuanya menemaninya, karena Key ingin mandiri. Jika terjadi sesuatu dia hanya mengandalkan Dendy dan tetangga terdekat serta terkadang dia meminta makhluk gaib yang sering berseliweran disana untuk menemaninya.
Pasangan indigo ini pun mulai terbiasanya bercengkrama dengan makhluk gaib lainnya. Lalu bagaimana jadinya calon anak mereka nanti? Apakah Indigo juga?
"Haduuh gini banget ya hamil muda. Moodyan, mual terus kayak masuk angin. Gak kebayang deh Istrinya Pak Aksara hamil delapan kali, saking inginnya si Istri punya anak tapi dimanfaatkan sama suami gilanya itu hmmm. Nak semoga Papa Dendy gak kayak gitu ya," ucap Key berbicara sendiri dirumahnya yang sepi sembari mengusap perutnya yang belum membesar, karena usia kandungannya masih dua bulan.
Key merasa bosan berada didalam rumah, ia pun memutuskan untuk keluar rumah dan menyapa orang sekitar jika ada yang lewat. Tetapi jalanan sepi, ada juga orang lewat naik motor butut yang bunyinya Trek Kretek Tek Tek. Key hanya membalas senyum, sambil menyapu halaman rumahnya
Tak berapa lama, salah satu tetangga depan berjalan keluar. Mereka sering bertemu di pagi hari di tempat belanja sayur mayur dan lauk pauk.
"Sore Bu Kamal, mau kemana?" Sapa Key.
Bu Kamal juga sedang hamil lima bulan. Perutnya sudah kelihatan sedikit membesar.
"Mau ke tempat Bu Yanti, mau beli ikan," jawab Bu Kamal
"Loh bukannya tadi pagi sudah beli ikan ya?" tanya Key
Dia heran karena Ibu itu sudah membeli Enam ekor ikan bawal pagi tadi, menurutnya lauk itu sudah lebih dari cukup untuk keluarga kecil yang hanya tinggal berdua. Apalagi ukuran ikan bawal tersebut tidak kecil. Lalu kenapa Bu Kamal membelinya lagi?
"Iya, sudah dihabiskan semua sama Mas Kamal. Katanya mumpung libur, dia mau puas-puasin makan masakan aku," sahut Bu Kamal.
Key mengernyitkan dahi, apa semua laki-laki seperti itu kalau makan? Tidak menyisakan untuk istrinya ataupun untuk makan malamnya nanti.
"Sudah sore begini mungkin ikannya juga sudah habis. Takutnya udah jauh-jauh sampai sana tapi habis gimana kan repot," ujar Key
"Iya juga ya? Manalagi Bu Yanti gak punya telepon lagi," ucap Bu Kamal.
Mereka berdua berdiri di depan rumah Key. Sambil memikirkan caranya.
"Suruh Mas Kamal saja yang beli, jadi Bu Kamal tidak perlu capek-capek jalan," ucap Key dengan ide cemerlangnya.
"Nah itu," ucapan Bu Kamal mengagetkan Key karena dia berbicara dengan sedikit memekikkan telinga.
"Nah itu apa?" tanya Key balik.
"Tadinya juga sudah ku suruh Dia yang beli, tapi katanya Mas Kamal kakinya keseleo, jadi ga bisa jalan," ucap Bu Kamal
"Heleh itu alasan,"
"Ya sudahlah aku mengalah saja, hitung-hitung jalan kaki biar sehat. Aku pergi dulu ya Key," ucap Bu Kamal
Usia mereka terpaut empat tahun, Bu Kamal jauh lebih tua. Namun karena sang suami sering kerja di luar kota dan pulang pun enam bulan sekali. Sehingga Bu Kamal baru hamil di tahun ini.
Key merasa kesal, "Ada ya laki-laki yang males dan banyak alasan. Kalau seperti itu seharusnya lauk telor aja sudah cukup tidak perlu yang enak-enak. Pasti ada dong persediaan telur atau mie di rumah," wanita yang hamil muda tersebut terus menggerutu.
Key pun jadi penasaran, seperti apa wujud suami Bu Kamal. Ia langsung memicingkan mata dan melihat ke arah rumah Bu Kamal yang berada di seberang rumahnya. Butuh 30 langkah untuk sampai di rumah Bu Kamal.
"Kok aura rumahnya aneh ya," batin Key
Ia ingin bertanya dengan Khodamnya, tetapi Key tidak tahu caranya. Mereka hanya bertemu sekali saat di kantor
Karena Pak Kamal tak kunjung keluar, Key pun lelah sendiri dan masuk kerumahnya.
Malam harinya, Dendy pulang membawa banyak buah-buahan untuk Key. Ada pisang, buah naga, apel, jeruk dan Alpukat.
"Assalamualaikum, sayang," sapa Dendy yang tidak bisa masuk karena pintunya di kunci.
"Wa'alaikumsalam," Key berlari kecil karena tak sabar menunggu buah Favoritnya. Dia tidak sadar jika sedang hamil.
Seharian itu dia tidak bisa makan apapun. Semuanya terasa hambar dan eneg. Ditambah persediaan buah di rumahnya habis.
Key membuka pintunya dengan cepat
"Jangan lari-larian dong yank," ucap Dendy memperingatkan karena lantai rumah mereka dari kayu sehingga sedikit terdengar bunyi larian dari luar.
Key langsung mengambil tangan Dendy lalu mencium punggung tangannya dan dengan cepat merampas kantong plastik yang berisi buah-buahan dari tangan kiri Dendy
"Hehe habis aku udah laper banget. Semua makanan eneg. Dipaksa masuk, keluar lagi kan jadi capek," keluh Key langsung masuk kedalam dan duduk di sofa
"Jangan ngeluh ya, nikmatin prosesnya," Desis Dendy sembari masuk kedalam rumahnya dan ikut duduk di samping Key
"Hmmm ngomong enak banget kamu ya," sahut Key sembari melahap pisang.
"Hehe kan cuma ingetin sayangku,"
"Mandi gih, kamu bauk," ucap Key sedikit jutek padahal sebelumnya Key suka banget nyiumin bau Dendy yang habis pulang kerja. Tapi sejak hamil Dia tidak suka bau keringat.
"Masak sih?" Dendy memasukkan tangannya ke dalam ketiak dan membauinya
"Gak tuh, gak percaya? Nih," dengan jahil Dendy menaruh tangannya di hidung Key setelah memegang ketiaknya.
"Huekkk Dendyyy ahhh bauk banget huuek...," dan istrinya pun kembali mual. Sementara Dendy tertawa terbahak-bahak sambil berlari menuju ke kamar mandi.