Bayangkan saja tiba tiba ada seorang wanita cantik lagi mabuk di tengah jalan sendirian, malam - malam dan menghentikan sebuah ojek yg lagi lewat? Lalu melamar mas ojek itu tanpa peduli latar belakangnya? "KAMU HARUS NIKAHI AKU, MAS OJEK!! POKOKNYA NIKAHI AKU ATAU AKU AKAN TERIAK JIKA KAMU AKAN MENCULIKKU!" ujar wanita itu. Apa yang dilakukan Mas Ojek itu ya ketika dilamar oleh wanita cantik yang sedang mabuk? Diterima atau tidak? Dan apakah wanita itu akan menyesal setelah sadar dari mabuknya jika ia sudah melamar Mas Ojek yang tidak ia kenal? Baca dan ikuti novel ini, sampai HAPPY ENDING ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau menikahimu
Aulia terlihat mempertimbangkan pria berjaket hijau itu.
"Apa aku terima saja tawarannya? Tapi aku akan melukai 2 keluarga sekaligus nantinya" batin wanita itu.
Beno memegang tangan Aulia dan mencoba meyakinkannya.
"Percayalah padaku. Setelah kita menikah, aku akan mengajakmu untuk tinggal di apartemen ku saja. Tidak akan serumah dengan ayah dan ibuku. Kamu bisa melalukan apapun yang kamu mau tanpa ada yang mengawasimu kecuali aku" ujar Beno.
Aulia melepas tangan pria itu dari tangannya.
"Kenapa kamu sangat kekeh ingin menikahiku dengan kondisiku seperti ini, Ben?" tanyanya curiga.
"Karena kamu wanita yang dijodohkan oleh orang tuaku yang sebelumnya aku tolak karena belum mengenalmu. Sekarang aku sudah kenal kamu dan aku menerima pernikahan ini. Lagi pula kamu tadi yang melamar tukang ojek sepertiku" jawab Beno.
"Sudah kubilang, aku tadi mabuk dan asal melamar orang. Lagipula aku melamar mas mas ojek, bukan putra dari keluarga Bagaskara" sahut Aulia.
"Kamu pasti menginginkan sesuatu dariku. Tidak mungkin jika tidak ada udang dibalik batu dengan niat mu menikahi ku yang sedang hamil anak pria lain" lanjutnya.
"Ternyata pintar juga, putri bungsu keluarga Anggoro. Di dunia ini apalagi di dunia keluargaku, tidak ada hubungan tanpa bisnis didalamnya. Termasuk perjodohan kita pun pasti ada unsur bisnis. Tapi aku tidak ingin mengatakannya sekarang. Aku akan mengatakan niatku yang sebenarnya ketika kita sudah menikah" sahut Beno semakin membuat Aulia was was penuh curiga.
"Maaf, meskipun aku terlihat sangat hina dimata mu sekarang, aku bukan wanita yang bisa kamu permainkan. Aku sudah dipermainkan sekali dan tidak ingin mengulang kesalahan" ujar Aulia.
"Hahahahaa...aku bukan pria brengsek seperti mantanmu itu yang meninggalkan wanita hamil mabuk dan berjalan sendirian tengah malam. Aku cukup gentlement buktinya aku menolongmu tanpa tau siapa kamu" ucap Beno.
"Jika kamu menikahiku, katakan apa niatmu yang sebenarnya" minta Aulia.
"Kena kau" batin Beno bangga karena rencananya memancing rasa penasaran wanita didepannya ini berhasil.
"Tapi kamu janji, kamu mau menikah denganku setelah aku mengatakan niatku apapun itu dan kamu tidak bisa menolak" ucap Beno serius.
"Gilak aja kamu! Kalau kayak gini sama saja kamu memaksaku untuk menikah denganmu" sewor Aulia yang mulai merasa dipojokkan tanpa pilihan.
"Terserah deh. Sekarang sudah jam set 2 pagi, aku harus kembali kerumah jam 6 pagi lalu pergi bekerja ke kantor ku sendiri. Tidak ada waktu untuk menunggu jawaban mu" ujar Beno yang mulai mengerti jika Aulia suka ditarik ulur.
Aulia terdiam beberapa saat. Beno sudah menunggu dan wanita itu tidak kunjung mengeluarkan suara.
Beno berbalik hendak kembali menuju supermaket mengambil sepeda beatnya.
Saat akan melangkah, Aulia akhirnya bersuara.
"Baiklah. Aku akan menikah denganmu dan mendengarkan niatmu untuk menikahiku apapun itu. Tapi tunjukkan kartu identitas aslimu, tanpa menipu lagi" ucapnya.
Beno tersenyum menyeringai lalu membalikkan tubuhnya kembali, berjalan mendekat kearah Aulia.
Ia pun mengambil dompet di tas selempangnya. Mengeluarkan sebuah kartu berwarna dominan biru dan ia berikan kepada Aulia.
"Adi Bagaskara" lirih wanita itu saat membaca nama tertera.
Fotonya pun terlihat hampir sama dengan wajah Beno saat ini. Bedanya di foto KTP, pria ini terlihat lebih gemoy.
Aulia mengembalikan kartu itu kepada pemiliknya.
"Sudah percaya?" tanya Beno.
"Hmm..sekarang katakan apa niatmu mau menikahi wanita sepertiku" jawab Aulia dengan tegas.
"Kamu sekarang kerja apa?" malah Beno balik tanya.
"Apa pentingnya aku menjawab pertanyaanmu" sewot Aulia.
"Penting, karena niat ku menikahimu untuk menjadikanmu sekretaris ku di kantor. Kamu bekerja untukku" sahut Beno.
Aulia cukuo terkejut dengan niat pria yang ingin menikahinya ini.
"Kukira niatnya hanya menjadikanku pemuas nafsu saja. Untung dia tidak sebejat itu" batinnya.
"Baik, aku akan bekerja untukmu. Meskipun saat ini aku belum bekerja, tapi aku sudah membangun bisnis online ku sendiri. Bisa kubuat sampingan dan kerja utamaku menjadi sekretarismu" ujar Aulia.
"Mantap, aku suka jawabanmu. Oke, aku akan membawamu pulang ke apartemenku, kamu bisa beristirahat disana dan aku kembali ngojek karena memang kegiatan malamku kugunakan untuk berkeliling mencari uang tambahan" sahut Beno.
Aulia bertanya tanya kenapa putra bungsu keluarga Bagaskara sampai mencari uang tambahan di malam hari, apa warisannya tidak cukup? Atau hanya akal akalan pria ini saja mencari alasan?
Melihat wajah keheranan Aulia, Beno pun tertawa. Semudah itu memang membuat wanita ini kebingungan.
"Hahahahaha..bercanda. Mungkin malam ini aku terakhir jadi mas mas ojek karena udah nemuin wanita kaya yang melamarku tanpa tau siapa aku" canda Beno membuat Aulia merasa malu.
"Sudahlah. Jangan menggodaku, aku semakin malu didepanmu" ujar Aulia.
"Hahaha oke. Ayo kita pulang, kamu harus segera istirahat sebelum terjadi apa apa dengan kandunganmu setelah kamu minumi alkohol" ajak Beno lalu berjalan lebih dulu didepan.
Aulia tidak menyahuti dan mengikuti pria itu sambil meyakinkan lagi dirinya jika tidak mengambil keputusan yang salah.
"Papi mami pasti bisa menerima keputusan ku ini karena mereka yang menjodohkanku dengan Adi Bagaskara. Mereka tidak akan curiga jika aku sudah hamil kan?" batinnya.
"Terus bagaimana dengan keluarga Bagaskara? Bagaimana jika mereka tau aku hamil bukan anak putra mereka?" lanjutnya dalam hati.
Beno merasa wanita dibelakangnya begitu lambat berjalan. Ia pun menoleh ke belakang, lalu melihat jaraknya dengan Aulia cukup jauh.
Ia pun berlari kecil dan menggandeng tangan wanita itu.
"Kelamaan. Aku gandeng aja kamu, biar jalannya cepet. Gapapa kan?" tanya Beno memastikan.
Aulia mengangguk lalu mengikuti langkah kaki Beno.
Setelah berjalan sekitar 10 menitan, Beno sampai di supermarket 24 jam dimana motornya ia parkirkan.
Ia pun mengonceng Aulia menaiki motor beat menuju apartemennya dekat gedung kantor Jaya Kara Adi Kontruksi atau disebut kantor JKAK. Perusahaan dibidang pembangunan dan kontruksi alias kontraktor ternama di ibukota.
Masih berusia 10 tahun, tapi sudah menjadi kontraktor proyek besar. Bambang Bagaskara, ayah dari Adi alias Beno, sekaligus direksi utama dari Group Bagaskara dimana menguasai beberapa bisnis besar, mendirikan JKAK sebagai warisan untuk putra keduanya yang berkuliah di jurusan teknik sipil dan arsitektur sekaligus.
Putra pertamanya, Iman Bagaskara menjadi pewaris utama Group Bagaskara yang nantinya akan menggantikannya. Sang kakak memang dibesarkan untuk mewarisi bisnis keluarga, maka dari itu dari kecil Adi Bagaskara alias Beno mencari bakat lain dan didukung oleh orang tuanya.
Menggambar dan menghitung, itulah bakat serta potensi yang digunakan Adi untuk berkarir di masa depan.
Tidak perlu berebut warisan karena sudah disiapkan sejak kecil dan meneruskan apa yang sudah diberikan tanggung jawab masing masing.