Arion Smith & Arsen Zionathan dua keturan dari Erlan Smith dan Maureen. Meskipun keduanya kakak beradik tetapi kehidupan mereka tidaklah sama.
Arion yang mewarisi sifat lembut dari ibunya menjadikannya disukai oleh banyak orang, dan otak cerdasnya membuat semua orang kagum. Bahkan di usia muda namanya sudah dikenal oleh kalangan pembisnis. membanggakan keluarga besar Smith.
Sampai mereka lupa jika masih ada Arsen yang juga perlu mereka perhatian, karena kurang mendapatkan perhatian dan merasa tersisihkan, Arsen memilih jalannya sendiri, diam-diam dia menjadi ketua dari salah satu organisasi yang melawan ayahnya sendiri.
Arion selalu lebih unggul dari Arsen, dalam hal percintaan pun Arsen selalu kalah, bahkan gadis yang dia cintai harus menjadi milik sang kakak.
Sakit hati dan kekecewaannya membuat Arsen terus menentang keluarganya, hanya untuk mendapatkan perhatian.
**
Kelanjutan dari Istri Buta Tuan Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Incy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
“Keluar negeri?" Seru Lexi melompati sisi sofa dan langsung duduk disebelah Arsen.
“Hmm, bersiaplah, kita hanya punya waktu satu minggu untuk mengambil alih wilayahnya." Jawab Arsen, ada untungnya Maureen menyuruhnya liburan, bisa dia gunakan untuk memperluas kekuasaannya.
“Kamu yakin?" Tanya Nico.
“Apa wajahku tidak terlihat meyakinkan?" Alih-alih menjawab dia balik bertanya.
Nico menganggukkan sembari tersenyum. “Baiklah, kapan kita berangkat?"
“Malam ini"
“Menggunakan kartu ini?" Lexi menunjuk menggunakan dagunya kearah black card.
“Gunakan saja kalau kamu ingin aku mati di tangan pria tua itu." Arsen melirik tajam. Lexi tertawa pelan, mana mungkin Arsen menggunakan kartu dari keluarganya, kartu itu pasti terpantau.
Malam ini juga Arsen pergi bersama dengan dua sahabatnya menggunakan jet pribadi miliknya, mungkin yang dilakukan Maureen ada baiknya untuk diri Arsen.
Menyaksikan gadis yang dicintainya bertunangan dengan kakaknya sendiri, tentu saja akan membuatnya semakin terluka.
Luka di hatinya itu akan dia manfaatkan dan melampiaskannya pada musuh, merebut kekuasaan musuh. dan mengambil alih wilayah milik seseorang.
Selain itu Arsen juga sudah mempersiapkan hadiah istimewa untuk Arion.
Mereka bertiga melakukan penerbangan yang cukup panjang, mereka mendarat di pagi hari. dan cuaca yang sangat berbeda jauh dengan di Roma.
Sebelum keluar dari jet pribadinya, Erlan memejamkan mata dengan manarik nafas dalam-dalam. dia seorang ketua klan, hilangkan perasaan, jangan memiliki belas kasih, mereka saja tega mengabaikannya maka dia juga harus tega untuk mengambil apa yang sudah Ayahnya bangun dari remaja.
“Arsen, apakah disini kita bisa mencari gadis cantik dan seksi? aku sangat ingin melakukan seperti di film biru yang beberapa hari lalu Nico tonton." Tanya Lexi berjalan dengan cepat mengejar langkah kedua sahabatnya, dari ketiga pemuda itu, hanya Lexi yang terlihat konyol dan ceplas-ceplos.
Bugh
Arsen menghentikan langkahnya sehingga membuat Lexi menabrak punggung lebar itu. Lirik kan tajam dia layangkan untuk Nico yang mendadak salah tingkah.
“Jangan mengotori otaknya, kita memang sudah legal untuk melakukan s*x bebas. tapi aku tidak ingin kalian terkena penyakit dan membuat senjata kalian membusuk" Ketus Arsen.
Nico hanya menganggukkan kepalanya, sebagai pria normal dan memiliki rasa penasaran, dia menonton film yang banyak mengandung adegan dewasa bersama dengan Lexi, sayang sekali mulut Lexi tidak bisa menjaga rahasia.
“Arsen, boleh.. "
“Tidak!!"
Lexi menundukkan kepalanya, lalu kembali mengikuti Arsen.
“Jangan sedih, aku akan mencarikan gadis cantik untuk mu, Hmm?" Nico merangkul pundak Lexi.
Mata sipit itu dipaksakan untuk melebar sehingga terlihat sangat lucu, Nico terkekeh pelan. “Benarkah?" Nico menganggukkan kepalanya.
“Jangan beritahu Arsen."
“Oke!!"
***
Arsen menyandarkan tubuhnya di sofa, lawan yang ada di hadapannya bukan sembarangan, ketua klan yang telah diakui oleh kumpulan organisasi bawah.
“Nic, apa ini tidak memalukan?" Bisik Lexi
“Diam lah, jangan membuat X marah." Jawabnya tidak kalah pelan.
Lexi menggelengkan kepala. “Ini sangat memalukan, tidak adakah lawan yang seusia kita? Apa mereka tidak memiliki penerus?" Lexi tetaplah Lexi, jika rasa penasarannya tidak terjawab, dia akan terus bertanya.
“SIALAN!! HABISI DIA!!" Seru pria yang perkiraan seumuran dengan Erlan.
Dor
Ketiga pemuda itu telah melakukan banyak pelatihan keras, jika sampai mati sia-sia akan sangat memalukan. Gerakan yang sama-sama cepat, tembakan meleset.
Mendengar suara tembakan para anak buah mereka mendekat dan mengepung tiga pemudah itu.
“Sial, aku belum siap, kenapa main tembak." Lexi terlihat bingung.
“Berengsek!! jangan banyak bicara, cepat maju!!" Nico mendorong sahabatnya untuk ikut melawan.
“Baiklah, kalau begitu aku tidak akan segan, pria tua maafkan aku!!" Seru Lexi.
Bug
Bug
Baku hantam terus terjadi antara Lexi dan salah satu dari musuh. Arsen masih diam di tempatnya, dia tidak bergeser sedikit pun dari posisinya, begitu juga dengan orang yang tepat ada di hadapannya, keduanya saling beradu tatapan tajam. Suara ricuh tidak sama sekali menganggu keduanya.
“Kamu mengingatkanku pada seseorang" Ucapnya tersenyum tipis.
Arsen menarik sudut bibirnya. “Siapa?"
“Gabriel Smith, ketua klan Wild Wolf" Jawabnya.
Brug
Prang!!!
Belum sempat Arsen menjawab, anak buah dari musuh terpental di atas meja dan memecahkan beberapa botol.
“Sialan!" Gumam Arsen. Lalu menekan kuat dengan kakinya sampai membuat pria berpakaian hitam itu memuntahkan cairan merah karena tekanan dari perutnya.
Husttt
Arsen memiringkan tubuhnya kala mendapatkan serangan mendadak dari lawannya. Senyum tipis terukir dari keduanya.
Arsen mengeluarkan dua buah pisau kecil dari balik punggungnya, ini kesempatannya untuk mengambil alih markas utama milik musuhnya, di dalam sana ada banyak harta milik klan musuh, senjata apa, uang tunai, emas batangan dan obat-obatan terlarang.
musuh terkecoh, mereka pikir Arsen hanya datang bertiga, nyatanya dari anak buah mereka membelot kearah Arsen.
“Sialan!! Kau curang X!!" teriak Hansen ketua klan dari musuh.
“Ambil alih markas mereka!!" Arsen tidak menanggapi Hansen, dia memerintahkan pada anak buahnya.
“Lexi, tutup pintu utama, jangan biarkan satupun dari mereka lolos!!" Teriak Nico.
“Oke!! asalkan aku mendapatkan dua gadis? Bagaimana?" jawabnya.
“Shit!! lakukan dulu tugasmu!!" Nico ingin menembak kepala sahabatnya itu, bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini masih memikirkan perempuan.
Nico meluncurkan pengamanan. jika tidak salah mengingat gedung ini adalah milik Hansen dan ternyata isinya hanya para pengkhianat, nyatanya orang-orang yang bersama Hansen malah menyerang anak buah pria itu.
Arsen menggelengkan kepala. dia marah dan kecewa pada Ayahnya, tetapi juga masih ada rasa sayang, namun ayahnya cukup lengah sampai salah satu orang kepercayaan Erlan menjadi pengkhianat.
“X!!..Awas!!"
Dor
Nico melompat dan menarik Arsen, lalu melempar dua pisau itu kearah Hansen.
Srekk
“Bunuh mereka!! Bunuh!!" Arsen sudah dalam kemarahan.
pisau yang dia lemparkan mengenai pergelangan tangan Hansen.
Arsen yang pandai membaca situasi dengan mudah mengendalikan semuanya, anak buahnya tidak banyak yang terluka.
Memang tidak mudah untuk menaklukkan Hansen, wajah tampan Arsen sampai harus terluka. meskipun menggunakan topeng silicon tetap saja bonyok.
“Kamu harus mati sialan!!"
Jleb
“Awww!!!" Hansen berteriak kala bola mata itu terlepas dari tempatnya.
Srekk
Srekk
hening, mereka mendadak terdiam, Arsen benar-benar Psikopat. tubuh besar Hansen sudah tidak berbentuk lagi.
“Bereskan tempat ini, sekarang menjadi milik kita" titah Arsen setelah selesai dengan aktivitasnya.
“Siap Tuan!!" hari pertama Arsen sudah mengambil satu wilayah.
“Amazing!! Kita memang" Lexi tertawa bahagia, selain mendapatkan kemenangan, uangnya juga akan bertambah. dia juga akan menagih janji Nico yang akan mencarikannya gadis cantik.
###
sedikit penjelasan, takutnya ada yang bingung, siapa X.
X : nama panggilan Arsen di kalangan Mafia, dia menyembunyikan identitas aslinya.
🥰🥰🥰
bukannya banyak punya anak buah dan bisa dengan mudah cari informasi? yang ada nanti Erlan, Gabriel dan seluruh keluarga akan menyesal, karena sudah negatif thinking sama Arsen.