Dalam perjalanan pulang dari kantor Sheryl tiba-tiba bertemu dengan cinta monyetnya waktu SMA yang pernah membuatnya patah hati, tapi ternyata dia sudah punya anak. Akankah cinta itu tumbuh lagi setelah 10 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon housewife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Denying
Bimo dijemput oleh supirnya, dia sekalian membawa Bimo ke klinik atas perintah Rendi papa Bimo. Rendi sudah 5 tahun menduda ,istrinya meninggal pada saat Bimo masuk SMP. Hal itu membuat Bimo jadi kurang perhatian seorang ibu.
Sewaktu masih di kelas 11 Bimo mengenal Ane. Dia gadis cantik yang pintar dan cara berpikirnya dewasa. Oleh karena itu Bimo tertarik padanya. Dia pun mendekati Ane dengan cara minta diajari pr matematika. Bimo mengatakan bahwa di rumahnya tidak ada yang mengajarinya karena papanya sibuk bekerja dan dia sudah tidak punya ibu.
Mendengar hal itu Ane pun merasa iba pada Bimo dan dengan senang hati mengajarinya. Beberapa hari kemudian Bimo menyatakan maukah Ane jadi pacarnya. Ane pun tidak menolak tapi tidak juga menanggapi serius dengan hubungan mereka. Ane memang orangnya agak kaku, dia sadar mereka masih sekolah dan tidak mau terlibat perasaan yang mendalam dan bisa merusak konsentrasi belajarnya karena dia punya ambisi untuk bisa mempertahankan juara kelasnya. Hal itu membuat Bimo jenuh. Jadi walaupun mereka jadian tapi mereka tidak pernah jalan berdua dan hanya bertemu di sekolah saja. Kini kelas mereka terpisah menambah jauh kedekatan mereka. Contohnya seperti sekarang saat Bimo sakit Ane menelepon Bimo dan hanya mengucapkan beberapa kalimat.
"Halo Bimo, aku denger kamu sakit?"
"iya", jawab Bimo.
"Sudah berobat?"
"Sudah."
"Makanya kamu jangan sering jajan es.Ya udah jangan lupa diminum obatnya biar cepet sembuh, mm... Udah dulu ya besok ada praktikum aku lagi cari bahan, dah Bimo..."
"Dah.."
Entah mengapa Bimo merasa ada yang kurang dari percakapannya dengan Ane di telepon. Ane benar-benar hanya bicara seperlunya dengan Bimo. 'Ya sudahlah mau bagaimana lagi memang dia seperti itu', pikir Bimo.
Menjelang tidurnya tiba-tiba Bimo teringat Sheryl tentang bagaimana kemarin Sheryl menyentuh dahi Bimo untuk mengecek suhu tubuh Bimo. Dia merasakan ketulusan Sheryl pada saat itu. Dan Bimo lebih merasa nyaman bicara dengan Sheryl dibandingkan dengan saat bersama Ane. Tapi Bimo lagi-lagi membatin, 'ah mungkin aku hanya terbawa perasaan karena kangen sama almarhum mama.'
Keesokan harinya Sheryl duduk sendiri. Ada sesuatu yang dirasa hilang olehnya.
'Hari ini ngga ada yang menggangguku, harusnya aku merasa senang. Walaupun Bimo tidak di sini, kan masih ada Dona dan Irene yang menemaniku. Tapi kenapa aku masih merasa sepi begini ya?'
batin Sheryl.
***
Senin berikutnya Bimo sudah kembali bersekolah. Entah kenapa jantung Sheryl berdebar begitu dia melihat Bimo masuk ke kelas pagi itu dan dia langsung teringat waktu Bimo meletakkan kepalanya dipangkuan Sheryl karena merasa pusing.
'Ih kok aku jadi deg-degan begini ya?' batin Sheryl.
Bimo meletakkan tas sekolahnya dan duduk di sebelah Sheryl.
"Udah sembuh, Bim? Sakit apa memangnya?" tanya Sheryl santai padahal dalam hatinya masih berdebar.
"Sakit "kan-ker", "kantong kering" hehee... ,emang kenapa Sher? Kamu khawatir ya sama aku?" celoteh Bimo.
Sheryl pun langsung memasang muka malasnya.
"Haa aku ga jadi nanya, males ngomong sama kamu." ucap Sheryl dengan mata malasnya dan dia pun langsung berdiri.
"Lho mau ke mana kamu Sher?" tanya Bimo
"Haus, mau ke kantin." ucap Sheryl sambil berlalu.
"Tunggu aku ikut", seru Bimo dan dia pun mengekor di belakang Sheryl menuju kantin.
Dalam hati Sheryl dan Bimo sebenarnya sudah tumbuh benih-benih cinta namun mereka tidak menyadarinya dan selalu menyangkal perasaan itu, dan mereka tetap berteman seperti biasa sampai akhir tahun ajaran tiba.
...----------------...