NovelToon NovelToon
Misteri Cinta Amezza

Misteri Cinta Amezza

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Amezza adalah seorang pelukis muda yang terkenal. Karakternya yang pendiam, membuatnya ia menjadi sosok gadis yang sangat sulit ditaklukan oleh pria manapun. Sampai datanglah seorang pria tampan, yang Dnegan caranya membuat Amezza jatuh cinta padanya. Amezza tak tahu, kalau pria itu penuh misteri, yang menyimpan dendam dan luka dari masa lalu yang tak selesai. Akankah Amezza terluka ataukah justru dia yang akan melukai pria itu? Inilah misteri cinta Amezza. Yang penuh intrik, air mata tapi juga sarat akan makna arti cinta dan pengampunan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini Rindu

2 hari Amezza menghabiskan waktunya bersama kedua orang tuanya mengunjungi tempat-tempat indah di Paris.

Tak ada kabar dari Evradt. Amezza juga merasa malu untuk menghubungi cowok itu lebih dulu.

Di hari penutupan pameran, Amezza mendapatkan penghargaan karena lukisannya dinilai yang paling bagus. Amezza juga menerima pesanan lukisan dari beberapa konglomerat yang ada.

"Ma, aku di sini selama seminggu lagi ya? Ada beberapa lukisan yang ingin aku selesaikan." kata Amezza saat membantunya mamanya packing.

"Biasanya, kamu mengirimkan lukisan mereka."

"Ada satu pemesan yang sedikit ribet permintaannya. Jadi aku ingin menyelesaikannya di sini."

"Tapi Fifi tetap di sini kan?"

"Fifi mungkin akan pulang 2 hari lagi untuk mengurus galeri yang ada disana."

Elora menatap putrinya. "Kamu sendiri di sini?"

"Mana mungkin sendiri? Pujaan hatinya kan akan datang." goda Enrique yang sejak tadi sudah memperhatikan percakapan antara ibu dan anak itu.

"Papa, Evradt itu mungkin agak lama di Amerika. Adiknya kan lagi sakit."

Elora menggandeng putrinya. "Sayang, kamu baru pertama kali ini mengenal seorang laki-laki. Jangan cepat percaya dengan rayuan manis mereka ya? Kebanyakan mulut buaya."

Enrique berdehem membuat Elora dan Amezza sama-sama tertawa.

"Kecuali papamu. Dia tak bermulut buaya tapi agak gengsi mengakui perasaannya." ujar Elora membuat Enrique mengangguk sambil mengangkat jempolnya.

"Memangnya sampai sekarang papa masih gengsi? Aku lihat kalau papa sangat posesif ke mama." Amezza menggoda papanya.

"Sekarang nggak lagi, sayang. Papamu setiap hari bilang te amo."

Amezza mendekati papanya. Ia menggandeng tangan papanya. "Makanya aku ingin punya suami kayak papa. Tampan, penuh wibawa dan selalu mencintai mama tanpa kenal usia."

Enrique mengusap kepala putrinya. Rasanya baru kemarin ia melihat Amezza kecil yang selalu tidur di pelukannya. Kini putrinya sudah dewasa.

"Tak akan ada lelaki yang sama persis dengan papa, sayang. Cukuplah ia mencintaimu dengan tulus. Dia pasti akan membuatmu bahagia."

Elora ikut memeluk putrinya. Rasanya berat meninggalkan Amezza sendiri. Namun ia juga belajar untuk tak mengekang putrinya itu.

Sore itu juga Elora dan suaminya pulang ke Spanyol.

Amezza dan Fifi pindah ke sebuah villa dekat pantai supaya Amezza bisa konsentrasi untuk melukis. Villa itu memiliki dua kamar. Amezza memilih kamar yang jendelanya menghadap ke pantai. Ia mengatur kanvasnya di dekat jendela dan membiarkan jendela kamar terbuka.

Malam harinya, selesai makan malam, Fifi segera istirahat di kamarnya karena besok subuh taxi pesanannya akan menjemput fifi. Penerbangannya jam 7 pagi sementara jarak antara tempat ini ke bandara memakan waktu sampai satu jam.

Amezza pun tak menganggu Fifi. Dia juga akan istirahat karena seharian ia menghabiskan waktunya untuk melukis.

Baru saja ia akan memejamkan matanya, sebuah panggilan Videocall masuk di ponselnya dan Amezza hampir saja bersorak karena itu dari Evradt. Amezza merindukan lelaki itu setelah 4 hari tak bertemu.

"Hai .....!" sapanya sedikit grogi sambil melambaikan tangannya.

Wajah tampan Evradt terlihat lelah. Ia sepertinya sedang berada di rumah sakit. "Kamu sudah tak tinggal di hotel lagi ya? Aku menyuruh asistenku untuk mengantarkan makanan untukmu namun kamu sudah cek out dari sana."

"Pamerannya kan sudah selesai. Lukisanmu sudah di kirim ke mansion mu. Aku mendapatkan beberapa pesanan lukisan. Makanya aku mencari tempat yang agak sepi."

"Aku merindukanmu, sayang. Apakah kamu merindukan ku?"

Amezza mengangguk sambil tersipu malu.

"Adikku sudah agak membaik. Maaf ya kalau beberapa hari ini aku tak menghubungimu. Ponsel ku sempat hilang. Dan aku sama sekali belum menghafal nomormu. Untungnya ponselku bisa ditemukan lagi."

"Nggak apa-apa. Semoga adikmu cepat sembuh ya."

"Terima kasih."

Mereka pun berbicara selama beberapa menit sebelum akhirnya Evradt pamit karena harus masuk ke ruangan adiknya.

Amezza mendekap ponselnya setelah panggilan itu berakhir. Tak lupa ia memakai jaket Evradt sebelum membaringkan tubuhnya untuk tidur.

**************

Satu lukisan sudah selesai. Amezza keluar dari kamarnya. Hari sudah menjelang sore. Fifi pun sudah kembali ke Spanyol. Amezza tahu kalau Fifi pasti sangat merindukan pacarnya.

Ia menggerakkan tubuhnya sebentar untuk menghilangkan rasa kaku karena seharian ia duduk.

Amezza keluar dari villa sambil menikmati keindahan pantai.

Beberapa penghuni villa juga sedang berjemur menikmati matahari sore.

Amezza melepaskan sendal yang digunakannya. Ia ingin mencelupkan kakinya di air asin. Gadis itu nampak cantik dengan dress mini tanpa lengan. Ia mengikat rambutnya karena tiupan angin sangat menganggu rambutnya yang terus bergerak.

Tiba-tiba Amezza merasakan ada tangan yang melingkar di pinggang. Memeluknya dari belakang. Hampir saja Amezza berteriak saat orang yang memeluknya dari belakang itu berbisik lembut di telinganya.

"Ini aku sayang, jangan takut."

Jantung Amezza langsung berdetak sangat cepat. Ia membalikan tubuhnya. Wajah tampan Evradt langsung menyambutnya dengan senyuman yang memamerkan deretan gigi putih pria itu.

"Ev..., kamu ada di sini?"

Evradt membelai wajah Amezza. "Ya , sayang. Aku ada di sini." katanya lalu mengecup bibir Amezza. Gadis itu buru-buru melepaskan ciumannya.

"Ada apa?" tanya Evradt dengan wajah heran.

"Di sini banyak orang, Ev." bisik Amezza dengan wajah malu.

"Memangnya kenapa kalau banyak orang? Di sini bebas mau berciuman di depan umum." ujar Evradt lalu menarik kembali tubuh Amezza dan menciumnya dengan penuh kerinduan.

Amezza memejamkan matanya. Menikmati ciuman itu lalu membalas perlakukan lelaki yang dicintainya.

Cukup lama mereka berciuman, sampai akhirnya Evart mengajak Amezza untuk duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana. Keduanya duduk bersisian. Evradt melingkarkan tangannya di bahu Amezza. Perlahan Amezza membaringkan kepalanya di bahu kekar pria itu.

"Bagaimana kamu bisa tahu aku di sini?" tanya Amezza.

"Tentu saja aku melacak signal ponselmu."

"Kapan kamu datang? Semalam kita kan baru saja Videocall."

"Aku langsung pulang malam itu juga saat adikku dinyatakan oleh dokter sudah sehat. Dia memang masih di rumah sakit. Ada pacarnya yang menemaninya. Aku sudah tak sabar ingin bertemu denganmu, sayang. Dari bandara aku langsung ke sini."

"Kamu tak capek?"

Evradt mengecup pipi Amezza. "Rasa lelahku langsung hilang setelah melihatmu."

Amezza kembali tersipu. Keduanya duduk sampai matahari terbenam, setelah itu Amezza mengajak Evradt untuk masuk ke vilanya.

"Sayang, aku sudah pesan makanan. Sebentar lagi anak buahku akan mengantarnya." kata Evradt saat Amezza sudah selesai mandi.

"Aku memang sudah lapar. Tadi siang aku pesan makanan di restoran yang ada di sini."

Evradt mendekati kekasihnya itu. "Kamu harum. Aku jadi nggak pede karena belum mandi."

"Kamu tak bau." ucap Amezza setelah mengendus tubuh Evradt. Lelaki itu jadi tersenyum. Ia kembali melingkarkan tangannya di pinggang Amezza. Tangannya yang satu terangkat lalu membelai wajah Amezza.

"Aku begitu takut meninggalkan mu di sini. Aku membayangkan banyak lelaki yang akan mendekatimu karena mereka melihat kalau kamu sendiri."

"Aku tak akan tertarik dengan mereka."

"Benarkah?" tanya Evradt sambil mengerutkan dahinya.

"Kamu tak percaya?"

"Apakah itu berarti kalau aku sudah mendapatkan tempat di hatimu?" tanya Evradt.

"Ya. Kamu sudah ada di hatiku." Evradt tersenyum bahagia. Ia kembali mencium bibir Amezza yang sepertinya sudah menjadi candu baginya. Keduanya berciuman dengan sangat manis. Amezza menikmati ciuman itu. Ada sesuatu yang panas menjalar ke seluruh bagian tubuhnya. Gadis itu semakin merasakan kalau ada hasrat yang selama ini terpendam mulai keluar dan membawanya terbang ke langit yang tinggi ketika tangan Evradt yang tadi ada di pinggang kini bergerak perlahan naik ke atas. Meremas sesuatu yang selama ini belum pernah tersentuh, membuat Amezza semakin kehilangan kendali atas dirinya.

***********

Akankah sesuatu terjadi di villa itu?

1
gia nasgia
Yg ada anak mu yg takluk dgn pesonanya keturunan Gomes 😜Aku bolak balik seperti setrikaan, gegara nunggu Up mu kak Hen 🤭pinisirin dgn Visualnya Erland, bontotnya Dad Ezekiel 😍
Citra Silvia
lanjut
Apriyanti
anak mu bakalan bucin SM ame Vania 🤭🤭🤭,, lanjut thor 🙏
tintiin21
vania bertingkah tp anaknya mulai timbul rasa.... 😆😆😆😆
gia nasgia
Akhirnya Erland tahu yg sebenarnya kalau Evrard nggak tulus mencintai Amezza, semoga akan ada kisah keluarga Gomes dan Thomson 😍🤭Bianca good job 😘
Apriyanti
semoga erland bisa menolong ame dr keluarga ev yg biadab itu,, lanjut thor 🙏
Neng Ati
selalu keren ceritanya
Neng Ati
makin seru....dan selalu seru ceritamu Thor say,berharap cerita ini bukan benar² cerita terakhir.
Meylan Basiru
Asik akan ketemu Fatin lagi nih atau sama si Caleb Thomson, dan paman ben.. lanjut..
Eko Wulan
keren Thor ...lanjut...3 novel digabung
tintiin21
syukurlah Erland akhirnya tau klo Amezza di tawan... setidaknya pasti ada pertolongan utk Amezza bisa bebas...
Neng Ati
yeeeeh aku suka banget part ini,buat ev sadar dan cemburu tapi pastinya ga segampang itu lagi meraih ame,semoga erland ditambah kekuasaan Enrique bisa mengeluarkan ame dr tempat itu,lanjut Thor jadi ga sabar.
Citra Silvia
semoga saja erland bisa menolong ameza
gia nasgia
Akhirnya pertolongan dtang juga dan semoga Erland tahu klau Amezza butuh bantuan, apalagi ayah Enrique tdk tinggal diam apalagi tahu klau putri nya dlm bahaya
Meylan Basiru
Semoga dengan kedatangan erland fi kastil ev, kl bisa membantu ame.. uuh makin tak sabar nunggu episode berikut nya.. 😘😘😘
Apriyanti
semoga ame bisa keluar dr kastil itu,, lanjut thor 🙏
tintiin21
semoga Erland bisa menjadi penolong utk Amezza... dan semoga papa Enrique dan Alejandro bs segera menemukan Amezza...
Lina Prwati
selalu keren
Lina Prwati
bang erland keluarlah 🤣
Neng Ati
si ev benar² tak berperasaan berharap pertolongan akan segera datang,dan ame bisa segera keluar dr sana,semoga gaby bukan wanita baik² dan tidak akan bisa punya anak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!