seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya
* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁
semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Bab 4.
Di dalam mobilku aku berharap bisa duduk dengan tenang apa lagi ada marsekal Yamato ternyata tidak.
Di mobil, aku yang menyetir dan di sampingku ada Yamato, dan dibelakang ada Raka dan Amir.
Di belakang mereka berisik banget kayak penjual-penjual di pasar.
Ketawa cekikikan, ngomongin yang ga penting...ekmm, dan berbicara soal pemilihan jendral baru.
Tapi anehnya...Yamato tidak terganggu dengan suara mereka dia malah tertidur di kursinya. Dia terbangun juga karena ada lubang di jalan.
Lalu aku bertanya apakah dia bangun karena berisik?
Tapi dia menjawab dengan santai
" Oh engga mungkin karena mobilnya tiba-tiba goyang gara-gara lubang tadi..."
" Tapi....kamu engga berisik sama mereka berdua " tanyaku dengan menunjuk mereka berdua
Saat aku menunjuk mereka, mereka berdua terdiam dan langsung duduk tertib.
Tapi Yamato langsung tertawa dan menjawab
" Hahahaha.....engga kok saya udah biasa " jawabnya dengan tertawa
Kami bertiga langsung bertatap-tatapan, sepertinya di AU ( angkatan udara ) juga seberisik ini.
Kami berempat pun asik mengobrol di mobil namun Raka tiba-tiba maju ke kursi pengemudi dan berteriak ada sesuatu didepan.
" OYY AWAS DI DEPAN ADA BARANG GEDE BANGET?!? "
Mereka bertiga panik kecuali aku.
aku tidak menghiraukannya malah langsung tancap gas.
Dan kami pun...........
*Brakkk!!!
" WOYY FAISAL LU BUTA APA GIMANA?!?!!! " teriak Amir
Lalu aku menenangkan mereka
" Tenang lihat...."
Mereka bertiga pun melihat kebelakang dan itu adalah berkas pejabat...kurasa... orang yang korupsi.
"Owhhhhh.... " Jawab mereka bertiga
" Tebel banget lagi....wkwkwk " jawab Raka
" Mantap Faisal itu memang berkas pejabat yang terkenal korupsi saat ini lanjutkan " jawab Yamato dengan mengacungkan jempol
Dan kami pun menyetel musik dan menggunakan kacamata hitam.
*nama Musiknya dibilang enak
Perjalanan kami tempuh beberapa menit dan akhirnya kami sampai ke markas.
Di markas kami disambut langsung oleh pak Haris dan sekjennya ( sekretaris jenderal ). Dan mereka langsung hormat pada Yamato.
" Salam marsekal Yamato! " Kata pak Haris dengan tangan hormat
" Salam juga jendral! " Balas Yamato dengan cara yang sama
Kami pun pergi ke ruang rapat dengan pak Haris dan sekjen, namanya Adit sabitan.
Kami sudah sampai di pintu ruang rapat. Adit membuka pintunya dan terbuka.
" Ayo masuk! " Ajak pak haris
Kami masuk keruangan tersebut. Ternyata sudah ada beberapa orang dari pasukan elit tentara.
Hanya mereka yang memiliki pengalaman dan penalaran kritis yang dapat ikut pada rapat ini.
" Ohh....artinya saya berpengalaman dong? " Tanya Raka dengan menunjuk dirinya
" Engga....kamu bakal jadi operator infokus ini..." Jawab pak Haris dengan memegang infokus
Senyum Raka berubah menjadi pulsa karena dia hanya menjadi operator infokus nya pak Haris.
" Baik pak :)...."
Kami pun duduk ketempat masing-masing.
" Yang tidak duduk ditempatnya masing-masing dalam waktu 10 detik maka akan push up 10 seri! " Teriak Adit
" What?!??...sepuluh detik??" Teriak Amir
Kami semua pun mencari tempat duduk masing-masing dan kami berhasil.
Dan rapat dimulai
" Baik semuanya terimakasih sudah datang ketempat ini "
" Baik dari angkatan darat, laut, dan udara...."
" Disini kami sudah sepakat dengan Laksamana, dan marsekal kalian untuk mengadakan pertemuan ini "
" Raka munculkan slide pertama! "
" Baik jendral..." Jawab Raka dengan menekan tombol slide
Aku melihat slide pertama yaitu penyerangan lewat jalur darat.
Jadi para sekutu akan menyerang dari jalur darat seperti desa dan kota.
Di slide ke dua yaitu penyerangan lewat jalur laut.
Para sekutu akan menyerang lewat jalur perairan lautan dengan kapal.
Dan di slide terakhir jalur udara.
Dimana para sekutu akan menjatuhkan bom dari langit dengan pesawat tempur.
Dan saat selasai memutar semua slide aku bertanya
" Jendral saya mau nanya kapan penyerangan ini bakal terjadi? " Tanyaku dengan mengangkat satu tanganku
" Kita tidak tau pasti, tapi.....kita harus mempersiapkannya seminggu dari sekarang! Paham!! " Tegas pak haris
" Siap! Laksanakan pak! " jawab Seluruh prajurit dengan kompak
Lalu Amir bertanya padaku
" Disini semua hadir tapi kok...Bima engga ada ya? "
Jendral yang mendengar itu langsung menjawab pertanyaan Amir.
" Bima izin tidak ikut rapat hari ini katanya ada urusan "
" Ohh....gitu ya pak? " Jawab amir
Aku heran.....urusan apa yang sangat penting sampai-sampai tidak ikut rapat besar ini.
" Sudah! Semua bubar! " Teriak pak Haris
" Baik! " Seluruh pasukan
Kami pun pergi dari ruangan itu tapi aku masih di ruangan itu dan menggulung lengan bajuku karena tidak nyaman.
Karena menggulung lengan baju membuat lenganku terlihat jadi gang dari Irma tadi terlihat.
Saat aku hendak pergi dari ruang rapat, pak Haris tiba-tiba memanggilku.
" Faisal, tunggu! "
Aku langsung menoleh kebelakang dan menghampiri pak Haris.
" Ada apa pak "
Pak Haris nampaknya melihat lenganku yang ada gelangnya.
Ekspresi wajahnya seperti ingin tau dari mana asal gelang ini.
" Kamu dapet gelang ini dari mana? "
Lalu aku menjawab dengan menunjukkan gelang itu.
" Ohh...ini dari Irma pak "
Dia langsung melotot dan mendekatiku
" Irma? Maksudnya....irmanda senja "
" E-e iya pak " jawabku dengan ketakutan
Lalu pak Haris memegang pundakku dan berkata.
" Dimana dia? "
" Dia....ada di desa kaki naga " jawabku
Wajahnya langsung sedih, dia tidak tau kemana putrinya menghilang ternyata selama ini ada di desa ini.
" Saya gagal jadi ayah...."
Dia langsung menunduk ke meja, tangannya menyentuh meja seperti ingin menggenggam kuat meja itu.
Aku langsung mendekatinya dan memegang pundaknya.
" Pak?..."
Dia menengok ke arahku. Dan bertanya padaku.
" Bagaimana kamu kenal dengan dia? "
" Ada suatu kejadian yang membuat kami bertemu... " jawabku dengan malu
" Apa dia baik-baik aja? " Tanya pak Haris
Aku menjawab dengan tersenyum
" Iya....dia baik-baik aja..."
Dia seperti sangat lega mendengar itu.
Aku pun memberanikan diri berbicara dengannya.
" Bapak pengabdi negara yang baik, dan juga ayah yang baik "
Dia langsung tegap mendengar itu dan bertanya
" Maksudmu? "
Aku melanjutkan perkataanku
" Bapak tidak sempat melihat anak bapak tumbuh besar karena untuk mengabdi negara ini "
" Tapi....bapak masih memikirkan anak bapak dengan cara yang baik..."
" Tidak seperti ayah saya......."
" Aya- "
Mulutku ditahan oleh pak Haris dengan jarinya. Dan dia memegang pundakku dengan satu tangan.
" Tidak usah di lanjutkan "
" Kau sudah seperti anak bagiku "
Lalu pak Haris melepaskan jarinya dari mulutku.
Aku pun mejawab perkataan pak haris dengan cara yang sama.
" Bapak juga udah kaya ayah kedua bagi saya "
" Bapak masih mau menerima saya walaupun apa yang dilakukan ayah saya itu tidak bisa dimaafkan "
Aku dan pak Haris saling menatap dengan senyuman. Tiba-tiba pak Haris mendekat dan langsung memberi hormatnya padaku.
Ini untuk pertama kalinya aku mengalami kejadian seperti ini, aku diberi hormat oleh seorang jendral.
Saat memberikan hormatnya padaku pak Haris berkata.
" Terimakasih "
Aku menjawabnya dengan senang
" Sama-sama pak..."
*Dari luar pintu... Yamato melihat mereka berdua. Dia hanya melihat mereka dan tersenyum lalu meninggalkan mereka.
Kemudian pak Haris memegang pundakku lagi, dia mengatakan bahwa di pemilihan jendral nanti pak Haris tidak akan memihak siapapun.
" Ingat Faisal. Di pemilihan ini kamu harus berusaha semaksimal mungkin. Berusahalah selagi mampu, karena saya tidak ingin bermain dadu. " Jawab singkat pak Haris
Aku mengangguk untuk mengatakan mengerti.
" Iya pak...walaupun saya engga jadi jendral, saya bakal tetap menjaga negara ini " jawabku dengan memukul dada kiriku.
Pak Haris tersenyum dan memberikan semangat kepadaku.
dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!