Kaira Lestari anak berusia 19 tahun yang dulunya seorang anak kecil yang selalu manja dan bahagia,namun kepergian sang Ibu membuatnya hancur berantakan.Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda yang membawa satu anak perempuan yang hampir satu usia dengan nya. Hidup nya di siksa habis habisan,selain Luka batin,luka dan lebam selalu memenuhi tubuh nya. Akankah ada hari bahagia atau senyum lagi muncul di bibir gadis itu?
Tidak di akui
Embun pagi masih melekat di genteng rumah,bahkan tanah masih mengeluarkan baunya.sepertinya malam menjeleng pagi,hujan datang menyiram bumi sebentar.
Semua orang sibuk dengan aktivitas pagi masing masing,begitu juga dengan gadis yang mempunyai nama yang sangat indah,tapi tidak seindah hidup yang ia jalani.
Kaira Lestari,gadis itu meletakkan 2 cangkir kopi ke atas meja makan dan satu cangkir susu rasa cokelat yang masih hangat.
Bahkan wangi kopi hasil buatannya masih terhirup jelas di indra penciuman nya.
Kaira juga sudah menyiapkan beberapa potong roti dan sudah di lengkapi selainya di atas meja.
Orang yang berada di rumah itu hanya perlu menyantap dan menghabiskan roti itu.
“Selamat pagi pah..”ujar Kaira tersenyum kepada Bima yang sudah lengkap dengan setelan pakaiannya ke kantor.
Pria itu tersenyum tipis ke arah puterinya.”iya pagi,kamu sudah menyiapkan sarapan?”
Kaira mengangguk kan kepalanya.”iya pah..”
Bima duduk di atas kursi makan yang biasa ia duduki setiap hari.dan tidak lama istrinya yang sepertinya masih belum sepenuh nya sadar dari lelapnya satu malaman ini datang ke dapur dengan daster batiknya.
Wanita itu menguap lalu menggerak gerakkan badannya supaya lebih segar dan bebas di gerakkan.
“Andini mana?”
“Masih di kamar mah,kayaknya dia masih pakai baju.”
“Loh kok bisa? Tadi kamu nggak bangunin?”
“Bangunin kok mah,pas aku minta roti dia baru bangun.”
Helaan nafas terdengar dari wanita paruh baya itu.”kamu memang nggak becus Kaira,kamu baru minta rotinya ke kamar Andini?”
Kaira menggelengkan kepalanya.”nggak mah,tadi aku mintanya jam 6 pas,tapi kayaknya Andini tidur lagi.”
Semua makanan siap saji berada di kulkas yang ada di kamar Andini.itu sengaja di lakukan oleh Mita supaya Kaira tidak bebas makan di rumah itu.
Mita berdiri dari duduknya,tapi pandangan tidak suka ia berikan kepada Kaira yang masih berdiri di dekat meja makan.
“Mama mau kemana?”ucap Bima yang sudah terlebih dahulu menikmati hidangan roti.
“Manggil Andini lah pah,nanti dia terlambat lagi.”wanita itu melangkah menuju ruang tamu mendekat ke arah kamar puteri kesayangan nya.
“Andini…..”
Sedangkan Kaira duduk di kursi makan dan mulai menikmati 1 potong roti yang menjadi bagiannya.
“Pahh…”
Bima melihat ke arah puterinya.”ada apa?”pria itu sepertinya sudah lupa dengan kejadian kemarin apa yang di lakukan nya kepada puterinya.
bahkan dia tidak bertanya rasa sakit yang ia berikan kepada puterinya,juga bekas luka yang ada di kening Kaira.
Pria paruh baya itu tidak bisa di tebak,kadang dia memperhatikan puterinya,kadang juga mengabaikan,itu tergantung apa yang di ucapkan Mita tentang puterinya.
“Apa nanti aku boleh minta uang jajan lebih? Aku mau bayar uang Kas pah,karena sebentar lagi ujian pertengahan,jadi semua pembayaran di kelas harus di bayar.”
“Uang jajan lebih? Bukannya satu hari kamu udah dapat 5 ribu? Itu kan bisa nutupin uang kas.”
Bukannya papahnya yang menjawab,melainkan Mita yang baru saja datang bersama dengan puterinya.
Mita mendaratkan bokongnya ke atas kursi yang ada di dekat suaminya.”kamu jangan banyak alasan Kaira,jangan bilang untuk uang kas,tapi untuk hal lain kan?”
Kaira menggelengkan kepala nya.”nggak mah, aku benar mau bayar uang kas kok.satu bulan uang kas 30 ribu,dan aku masih bayar 10 bulan,jadi 2 bulan lagi belum aku bayar,nanti kalau nggk di bayar,Kaira nggk bisa ikut ujian.”
“Ya sudah nanti papah bayarkan.”
Mita pun akhirnya diam lalu mereka menikmati sarapan roti itu,hanya Kaira lah yang menikmati minuman air putih,bukannya Kaira tidak mau minum susu,tapi ibunya lah yang tidak mengizinkan nya menikmati sedikit pun minuman yang menghasilkan manis di rumah itu.
“Mah pah,Andini berangkat ya”gadis itu berdiri dari duduknya sembari tas berwarna pink berada di bahunya.
“Iya sayang hati hati ya..”Mita menerima salaman puterinya begitu juga dengan Bima.
“Pah uang jajan aku dong..”
“Nanti papa tf aja ya,uang cash semua ada di mama.”
Andini mengangguk kan kepalanya.”iya,Andini tunggu pah,i love you..”
“Love you to sayang..”
Andini pergi sekolah menggunakan motornya sendiri,bahkan akhir akhir ini gadis itu sudah meminta di belikan mobil,padahal motornya juga masih baru.
Andini dengan semangat melangkah meninggalkan dapur itu,sedangkan Kaira harus membersihkan piring kotor baru dia bisa meninggalkan rumah menuju sekolah.
Penampilan tadi sepertinya sudah biasa di lihat oleh Kaira,dia tidak lagi menunjukkan sifat irinya melihat ayah kandungnya menganggap Andini sebagai puteri kandungnya,padahal darah daging Ayahnya adalah dirinya,bukan Andini.
“Papah berangkat mah,nanti kayaknya papah pulang agak lama,di kantor sepertinya hari ini ada lembur.berikan Kaira uang Kas nya dulu,nanti papah ganti.”
“Iya pah,hati hati ya..”Mita mengantar suaminya ke halaman rumah,sampai mobil fortuner berwarna hitam itu meninggalkan halaman rumah.
“Kaira…”
Kaira yang menyusun piring yang baru saja ia cuci membalikkan tubuh nya melihat ke arah ibunya.
“Kamu nggak usah sekolah dulu,beresin dulu masakan kamu semalam,udah basi kayaknya.”
“Mama taro dimana?”
“Tuh…”Mita menunjuk menggunakan mata dan bibirnya.
Kaira melihat ke arah bawah rak piring,bahkan gadis itu sampai bertelungkup untuk melihat ke bawah sana.
Kaira pun menarik satu mangkok yang ada di bawah rak piring itu.gadis itu membuka dan melihat tempe,ikan teri dan kacang tanah yang ia sambal,sudah di campur dengan sayur wortel dan kentang yang ia masak tadi malam.
Karena masakan itu di campur,menghasilkan bau basi yang lumayan sedikit menyengat.
“Buang dulu,siap itu kamu beresin rumah,lagian nggak ada gunanya kamu sekolah.uang kas nya nggk perlu di bayar,uang pegangan mama juga kurang,masa harus mikirin uang kas kamu.”
Kaira hanya terdiam melihat ke arah ibunya.
Akhirnya Mita pun melangkah kan kaki meninggalkan dirinya sendirian.
“Huhh…”helaan nafas terdengar dari mulut gadis yang sudah berdiri dari jongkoknya.
Dia tidak bertanya lagi kenapa ibunya tega menyimpan makanan itu padahal dirinya benar benar sangat lapar tadi malam.karena ibunya sudah terbiasa melakukan itu kepadanya.bukan hanya itu,lebih dari situ.
Bahkan dirinya pernah tidak makan selama 2 hari,ibunya selalu mempunyai alasan supaya mereka makan di luar dan meninggalkan dirinya di rumah sendirian.
Kaira memasukkan makanan itu ke dalam plastik hitam, gadis itu mengikat nya dan membawanya menuju tong sampah yang ada di depan rumah mereka.
Kaira menghentikan langkahnya di depan kamar ibunya,dia ingin meminta uang kas yang di janjikan ayahnya tadi,tapi Kaira menundanya,kalau dia minta,dia pasti tidak di bolehkan sekolah hari ini.
Gadis itu juga sudah membawa tas berwarna biru yang juga sudah kusam di pundaknya.
Bahkan kancing ke dua tas untuk tempat pensil dan benda lain,sudah rusak,tidak bisa di pakai lagi.
Walaupun ibunya mengatakan untuk dia tidak sekolah,Kaira tidak akan melakukannya.dia akan tetap pergi sekolah.
Gadis itu melangkah kan kaki menuju jalan besar yang tidak terlalu jauh dari rumah nya,mungkin jika di perkirakan sekitar 200 meter ke depan.
Bus pertama pastinya sudah lewat, Kaira akan naik bus kedua menuju sekolah nya,gadis itu setiap pagi naik bus, menggunakan uang jajan 5 ribu nya.
Beruntungnya naik bus hanya menghabiskan uang 2 ribu saja,dan 3 ribu nya,bisa ia tabung,dan sangat jarang Kaira menikmati jajanan di sekolah.bagaimana dia menikmati jajanan di sekolah? Sedang kan di Kantin harga makanan paling murah 10 ribu.