Ayuna begitu mencintai suaminya, meskipun selama pernikahan ia tak pernah menikmati hasil kerja suaminya. Seiring berjalannya waktu, Ayuna akhirnya menggugat cerai suaminya. Mampukah Ayuna jauh dari pria yang sangat dicintainya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian Keempat
Ayuna akhirnya mempertanyakan masalah gaji kepada suaminya ketika keduanya siap-siap hendak berangkat kerja. Sebenarnya ia ingin bertanya semalam namun karena Romi pulang larut malam dan Ayuna juga sangat mengantuk terpaksa diurungkannya.
"Kata ibu dan ayah, kamu tidak memberikan mereka jatah bulanan. Apa benar?"
"Iya."
"Tapi, kenapa kamu harus membohongiku?"
"Karena aku tidak mau kamu banyak bertanya."
"Mas, apa salahnya jujur padaku."
Romi yang lagi menyisir rambutnya, meletakkan sisir dan membalikkan badan. "Aku 'kan sudah jujur!"
"Kamu belum jujur!" sergah Ayuna.
"Aku bilang kepadamu, aku memang tidak memberikan uang di bulan ini kepada mereka," ucap Romi.
"Memangnya kemana uang kamu?" tanya Ayuna.
"Sudah habis," jawab Romi dengan santai.
"Gaji kamu sangat besar, bahkan berbeda dengan...." Ayuna menghentikan ucapannya. "Aku tahu berapa besaran gaji kamu!" Ayuna segera mengganti kata-katanya.
"Halah, gaji segitu mana cukup untukku, kamu dan keluargaku!" ucap Romi membelakangi istrinya.
"Kamu hanya memberikan uang kepada ibu, lima ratus ribu, ayah seratus ribu begitu juga dengan ketiga adikmu!" kata Ayuna.
"Dari mana kamu tahu?" Romi kembali menatap istrinya. Selama ini dirinya tak memberitahu berapa jumlah uang yang diberikannya kepada keluarganya.
"Mereka memberitahu aku," kata Ayuna menjelaskan.
"Baru sekali saja tidak diberi, mereka sudah mengadu padamu," cibir Romi.
"Mereka meminta uang padaku, karena kamu tidak memberinya," cetus Ayuna.
"Jika aku punya uang banyak, mereka juga tidak perlu meminta padamu!" Romi pun keluar dari kamarnya.
Romi memilih tak sarapan, ia bergegas pergi itupun tanpa berpamitan kepada Ayuna.
Ayuna keluar dari kamar menuju ruang makan, ia mengedarkan pandangannya mencari suaminya.
"Kak Romi baru saja pergi!" kata Mayang yang lagi menikmati sarapan nasi goreng buatan ibunya.
"Kenapa dia tidak pamitan padaku?" batin Ayuna.
Selang 10 menit kemudian, seluruh anggota keluarga Romi mulai melakukan aktifitas di luar rumah kecuali Rani yang masih tidur.
Ayuna pergi ke toko menggunakan ojek pangkalan yang kebetulan melintas di depan rumahnya, ia pun tak perlu capek melangkah ke jalan besar.
-
Sepulang kerja, Ayuna menelepon suaminya untuk memintanya menjemputnya. Romi menolaknya dengan alasan lembur. Ayuna pun tak mempermasalahkannya. Ia pun menghubungi ibu mertuanya jika dirinya pulang malam.
Ayuna sebenarnya hendak menghindari pekerjaannya di rumah, ia juga bosan dan lelah apalagi suaminya enggan membantunya. Hanya tahu main gadget saja, tak pernah mengajaknya jalan keluar keliling kota dengan motor kecuali sebelum mereka menikah apalagi selama mereka menjalin kasih semua kebutuhan Romi, Ayuna yang memenuhinya.
Romi lebih dahulu tiba di rumah, namun ia tak menemukan istrinya. Ia pun bertanya kepada sang ibu.
"Memangnya dia tidak mengabari kamu?" tanya Mida sembari mencuci piring.
"Tadi dia sempat menelpon aku tetapi aku kehabisan pulsa untuk menelepon dia balik," jawab Romi. "Apa dia tidak mengabari Ibu?" lanjut Romi bertanya.
"Tidak ada," jawab Mida. "Kamu lihat 'kan, Ibu jadi mencuci piring dan memasak makan malam kita," lanjutnya.
"Ke mana dia, ya?" gumam Romi.
"Dia itu sengaja pulang malam, biar Ibu tak menyuruhnya beberes," kata Mida.
"Mungkin dia lagi ke rumah temannya, sebaiknya aku jemput saja dia," ucap Romi.
"Tidak usah, Romi. Biarkan saja istrimu pulang sendiri, lagian dia punya uang buat naik ojek atau angkot!" cegah Mida.
Romi diam berpikir, apa yang dikatakan ibunya benar. Ayuna memiliki uang pasti mampu membayar angkutan umum.
"Lebih baik kamu mandi, lalu makan, setelah itu tidur," saran Mida.
"Bensin motorku juga tinggal sedikit, aku tidak punya uang lagi. Memang lebih baik dia pulang sendiri saja!" ucap Romi setuju.
Jarum jam menunjukkan pukul 10 malam, sebagian lampu sudah padam. Motor suaminya juga sudah terparkir di ruang tamu begitu juga dengan kendaraan roda dua milik Mayang dan ayah mertuanya.
Ayuna melewati Anton yang sedang menonton siaran bola di televisi. Anton hanya melihat sekilas lalu lanjut menatap layar kaca. Ia tak peduli mau kemana menantunya, yang penting setiap dia meminta uang selalu ada.
Ayuna masuk ke kamarnya, mengambil handuk dan melangkah ke kamar mandi. Kurang lebih 15 menit kemudian ia kembali ke kamar tidur.
"Dari mana kamu?" tanya Romi yang ternyata terbangun dari tidurnya.
"Dari rumah Rere," jawab Ayuna mengancing gaun tidurnya.
"Kenapa tidak mengabariku atau orang rumah?" tanya Romi.
"Aku sudah menelpon kamu tapi tidak dijawab dan aku juga memberitahu ibu," jawab Ayuna lagi sembari naik ke atas ranjang.
"Ibu bilang kamu tidak ada mengabarinya," kata Romi.
"Jadi siapa yang menjawab panggilan telepon aku kalau bukan ibu. Aku menghubungi nomor telepon ibumu bukan tetangga," cetus Ayuna yang kesal dituduh berbohong.
"Kamu mau bilang jika ibuku berbohong?"
"Entahlah, Mas. Aku capek dan ngantuk!" Ayuna menarik selimut dan memunggungi suaminya.
lanjutttt terus Mam 🤩💪💪