Gyan Abhiseva Wiguna tengah hidup di fase tenang pasca break up dengan seorang wanita. Hidup yang berwarna berubah monokrom dan monoton.
Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia dititipi seorang gadis cantik yang tak lain adalah partner bertengkarnya semasa kecil hingga remaja, Rachella Bumintara Ranendra. Gadis tantrum si ratu drama. Dia tak bisa menolak karena perintah dari singa pusat.
Akankah kehidupan tenangnya akan terganggu? Ataukah kehadiran Achel mampu merubah hidup yang monokrom kembali menjadi lebih berwarna? Atau masih tetap sama karena sang mantanlah pemilik warna hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Mulai Curiga
Achel masih menunggu Gyan di ruangan yang sama. Dia ingin menanyakan perihal kejadian di Bandara tadi. Rasa penasaran begitu menggebu perihal perempuan itu. Cukup lama Gyan tak jua kembali. Akhirnya, bel berbunyi. Achel segera membukakan pintu untuk lelaki tersebut. Dahi Gyan mendadak mengkerut melihat Achel yang masih memakai pakaian yang sama.
"Kenapa belum ganti baju?" Suara Gyan mendadak membuatnya takut. Niatnya untuk bertanya, mulai diurungkan. Apalagi wajah Gyan yang sangat datar bak papan bangunan.
Tatapan tajam Gyan seperti perintah yang tak boleh dibantah. Achel pun berangsur meninggalkan Gyan, tapi tangan lelaki itu kini sudah memegang lengan Achel hingga membuat langkahnya terhenti.
"Mau ngapain lu ke Bandara? Kan udah gua bilang kalau lu eng--"
"Achel ke sana bukan untuk nganter Kak Gy, tapi bertemu lelaki yang Achel sukai."
Kepercayaan diri Gyan langsung melebur ketika mendapat balasan dari Achel. Rasa malu pun sedikit menghinggapi. Dia pun mulai terdiam. Namun, pandangan mereka masih bertemu. Achel mencoba untuk melepaskan cekalan tangan Gyan. Sayangnya Gyan tak mengijinkan.
"Gua kan udah bilang kalau lu harus fokus sama kuliah lu. Jangan mikirin hal lain!" Suara Gyan sedikit meninggi.
"Rasa suka itu enggak bisa dilarang, Kak Gy," balas Achel dengan raut datar.
"Percuma juga kan kalau cuma Achel yang ngelakuin permintaan Kak Gy, tapi Kak Gy sendiri melanggar kesepakatan yang Achel ajukan." Dahi Gyan mulai mengkerut. Dia kembali meminta penjelasan, tapi Achel malah melepaskan cekalan tangan Gyan.
"Achel mau bersih-bersih." Gadis itu meninggalkan Gyan yang masih terlihat kebingungan.
Setalah Achel masuk ke kamar, Gyan mulai mencerna kalimat yang terucap dari bibir gadis itu perihal dirinya yang melanggar kesepakatan. Dia mulai berpikir cukup keras dan otaknya mulai terkoneksi sesuatu.
"Apa dia ngeliat gua dan--"
Gyan segera bangkit dari duduknya. Dia menuju kamar Achel. Diketuknya pintu kamar gadis itu, tapi tak jua mendapat jawaban.
Satu jam berlalu, Achel tak juga keluar. Gyan mencoba menghubunginya. Namun, tak dijawab. Kembali Gyan mengetuk pintu kamar. Masih tak dibukakan pintu, akhirnya dia menekan knop pintu dan mata Gyan melebar ketika pelipis Achel kembali berdarah.
"Kenapa dibuka perbannya?" Gyan segera mengambil tisu untuk menyeka darah yang sudah hampir mengenai wajah.
Disemprotnya antiseptik hingga membuat Achel sedikit meringis. "Tahan sebentar."
Mata Achel terus tertuju pada wajah serius Gyan Abhiseva Wiguna. Bentuk rahang yang begitu jelas serta kulit yang begitu putih bersih membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan. Lelaki yang dulunya menyebalkan kini malah menjadi lelaki yang sangat ingin genggam.
"Selesai," ucapnya, dan membuat pandangan Achel sedikit berpaling. Gadis itu hendak bangkit, tapi lagi dan lagi Gyan mencekal tangan Achel.
"Apa yang terjadi di Bandara tadi?"
Pertanyaan Gyan teramat serius hingga membuat Achel sedikit bingung. Ditatapnya Achel dengan sangat dalam. Menanti sebuah jawaban dari bibir mungil gadis di hadapannya.
"Lu bertemu dia?" Kembali pertanyaan lain Gyan lontarkan. Padahal, pertanyaan awal belum dijawab.
"Achel cuma liat dia dari kejauhan. Soalnya dia lagi pelukan sama perempuan."
Deg.
Sebuah curiga mulai hadir di hati Gyan. Dia merasakan keanehan pada diri Achel. Apa yang dia katakan hampir mirip dengan kejadian dirinya di bandara tadi.
"Dia gak liat lu?" Achel menggeleng. Gyan menghela napas kasar karena dugaannya salah.
Gyan sudah memberikan ponselnya. Menyuruh Achel untuk memasukkan nomor ponsel lelaki itu. Gadis itu menggeleng dengan cepat.
"Gua gak akan bunuh dia kok." Tetap Achel teguh pada pendiriannya.
"Gua hanya ingin tahu orangnya." Gyan tetap bersikukuh. Achel lebih kekeh dengan keputusannya untuk tidak memberitahu.
Hembusan napas kasar disertai rasa kecewa keluar dari mulut Gyan. Lelaki itu mengangguk pelan.
"Gua gak akan larang lu untuk suka sama dia. Tapi, gua larang lu pacaran dulu sampai kuliah lu selesai." Kata demi kata yang terucap begitu datar seperti ungkapan kekecewaan.
Gyan bangkit dari sana, dan tanpa kata keluar dari kamar gadis itu dengan punggung yang tak setegap biasanya. Sedangkan Achel menatapnya dengan mata yang nanar.
"Bercerminlah, Kak! Orangnya ada di balik pantulan cermin itu."
.
...**** BERSAMBUNG ****...
Yuk, tinggalin komentar setelah baca ya .. Kalau komennya banyak nanti up lagi.
masih bertanya" dalam hati
adegan agak dewasa
hehehee
lanjut trus Thor
semangat
semangat kak doble up nx💪