Bagaimana rasanya bila di hari pernikahanmu, laki-laki yang kamu cintai pergi begitu saja dan posisinya harus digantikan oleh calon mertuamu?
Sebuah kenyataan pahit harus dialami oleh Dyra Anastasya seorang dosen cantik yang harus menikah dengan calon mertuanya.
Seorang Darren Ethan Lee ternyata sudah mengagumi Dyra terlebih dahulu dari Ansel putra kandungnya, namun karena rasa sayang Darren membuatnya mengalah dan merestui pernikahan Dyra dengan Ansel, walau pada akhirnya dia harus menggantikan posisi anaknya demi menjaga nama baik Dyra di depan tamu undangan yang sudah hadir. Awalnya Darren berniat akan melepas Dyra ketika Ansel kembali, namun ternyata harapan Darren harus dipatahkan oleh takdir ketika Ansel membawa seorang wanita yang bernama Irene dalam keadaan sedang mengandung. Sebuah kenyataan yang tak memungkinan untuk membuat Dyra dan Ansel kembali. Ansel semakin hancur dengan rasa bencinya kepada Irene, sementara Darren dan Dyra perlahan menemukan jalannya untuk bahagia
Bagaimana kelanjutan rumah tangga mereka?
Apakah Dyra dapat mencintai Darren seperti Darren yang sangat mencintainya?
Luka itu memang sangat sulit hilang, karena bekasnya akan terus ada seumur hidup.
Tapi cinta Darren akan selalu jadi penyejuk hati untuk Dyra. Cinta yang selalu ingin melihat seorang Dyra Anastasya bahagia.
Selamat membaca semua 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Pradita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintaimu
Selamat membaca!
Darren mencoba menampik rasa kecewanya saat ini dengan cepat. Ia kemudian melanjutkan apa yang ingin dikatakannya.
"Itu sudah menjadi keputusannya, karena Ansel tidak ingin membuatmu ketakutan dengan kehadirannya dan dia merasa kamu selalu menghindar," ucap Darren menguatkan hatinya yang saat ini sedang dilanda percikan api cemburu, karena Dyra seperti masih mengkhawatirkan Ansel.
Dyra menautkan kedua alisnya dengan raut wajah yang menunjukkan ketidaksetujuan, terhadap apa yang baru saja Darren sampaikan.
"Tapi aku tidak ingin seperti ini. Kalau pun salah satu di antara kami harus ada yang mengalah, akulah orangnya yang harus pergi dari rumah ini."
Mendengar perkataan Dyra membuat Darren terkesiap. Ia dengan cepat langsung menampik semua ucapan Dyra, yang ternyata memiliki niat untuk pergi.
"Tidak, Dyra. Kepergian Ansel dari rumah ini adalah keputusan yang tepat, karena saya ingin kamu bisa menjalani hari-harimu di rumah ini dengan tenang dan nyaman. Saya ingin kamu belajar melepaskan masa lalumu bersama Ansel, demi masa depanmu yang bahagia."
Dyra mengesah kasar. Ia teringat semua kenangan buruk yang terjadi di hari pernikahannya.
"Apa aku masih punya kesempatan untuk bahagia, setelah semua yang menimpaku ini? Kejadian yang menyakitkan di hari pernikahanku, telah merampas semua impian yang selama dua tahun ini aku bangun untuk dapat hidup bahagia bersama Ansel. Sekarang semuanya sudah hancur, tidak ada lagi harapan untuk bahagia."
Dyra bangkit dari posisi duduknya yang terasa tidak nyaman. "Aku juga tidak mungkin memisahkan hubungan seorang Ayah dengan seorang anak satu-satunya, hanya karena kehadiranku di rumah ini sebagai seseorang yang tidak diinginkan."
Darren hanya diam menunggu Dyra menyelesaikan semua perkataannya.
Dyra melangkah dengan membelakangi tubuh Darren, lalu ia kembali membalikkan tubuhnya dengan raut kesedihan yang tersirat di paras cantiknya. Wajah yang sedari tadi seakan dipermainkan oleh air mata, karena saat senyuman itu terbit, tak berapa lama kemudian air mata kembali membasahinya.
Dyra menajamkan sorot matanya dengan menunjukan dirinya sendiri. "Ayah, tolong lepaskan aku. Lepaskan ikatan di antara kita, karena tidak ada lagi hal yang diharapkan akan terjadi, walau Ansel telah kembali."
Bak hantaman sebuah halilintar di pagi hari tanpa awan mendung dengan terik matahari yang mulai menyengat. Darren sangat terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut wanita yang dicintainya itu.
"Apa maksud dari perkataanmu, Dyra?" tanya Darren yang perasaannya mulai tidak karuan.
Dyra mencoba menjawab pertanyaan Darren walau dengan terisak. "Aku yang harus pergi dari rumah ini, aku tidak ingin hubungan Ayah dengan Ansel terpisah hanya karena aku. Percayalah, Ansel sangat membutuhkanmu karena hanya kamu satu-satunya orangtua yang dia miliki saat ini, setelah Ibunya meninggal. Ansel menggantungkan hidupnya hanya pada Ayah seorang."
Darren menggelengkan kepala berulang kali, kedua matanya tampak mulai memerah. Sementara itu tangisan Dyra semakin terisak, membuat suasana pagi itu menjadi penuh dengan kesedihan.
"Ayah tolong ceraikan aku! Agar ini cepat berakhir dan hubunganmu dengan Ansel akan kembali membaik. Mulailah menerima Irene sebagai menantumu, karena aku percaya dia adalah wanita yang sangat baik, walau apa yang sudah dia lakukan bersama Ansel telah merampas kebahagiaanku," lirih Dyra sambil menekan dadanya untuk memberinya kekuatan.
Napas Darren tercekat kaget, mendengar permohonan Dyra yang ternyata menginginkan sebuah perceraian. Darren hanya diam tanpa kata. Ia masih terus berusaha mencerna semua ucapan Dyra yang sangat melukai perasaannya.
"Ayah tolong jangan berpikir terlalu lama, kamu tidak perlu mementingkan perasaanku! Aku tahu Ayah itu orang yang sangat baik, Ayah juga tidak ingin melukai perasaanku, tapi untuk saat ini tolong jangan pikirkan semua itu! Ayah harus lebih memikirkan perasaan Ansel daripada aku, karena Ansel itu adalah anak kandungmu sendiri. Perceraian ini adalah satu-satunya jalan terbaik agar semua masalah ini berakhir, karena kita berdua tahu bahwa pernikahan kita kemarin terjadi karena sebuah keterpaksaan, memang pada saat itu keadaan sangat mendesak hingga Ayah mengorbankan diri sebagai pengganti Ansel, demi menjaga nama baikku juga agar pernikahan itu tetap berlangsung."
Dyra semakin geram, saat Darren masih diam tak menjawab semua pertanyaannya. "Ayah tolong jangan diam saja, tolong jawab pertanyaanku!" Kini nada suara Dyra meninggi, namun terdengar serak karena terlalu banyak menangis.
Darren masih diam membisu, membuat Dyra kesal dan semakin meracau. "Aku tahu Ayah tidak tega menceraikan aku sekarang, karena merasa kasihan padaku, tapi apa bedanya sekarang atau nanti! Oh, atau Ayah tidak berani menceraikan aku karena takut suatu hari nanti aku akan merusak hubungan Ansel dengan Irene? Tentu aku tidak akan melakukan itu. Aku janji! Aku akan pergi sejauh mungkin dari kehidupan kalian, agar Ayah tidak perlu merasa cemas lagi, jadi aku mohon cerai...."
Seketika perkataan Dyra terhenti, saat secara tiba-tiba Darren bangkit dari posisi duduknya dan menarik tubuh Dyra lalu memeluknya dengan begitu erat.
Darren menekan erat kepala Dyra, agar menempel dan tenggelam di dadanya. Hati Darren begitu teriris mendengar permintaan Dyra, yang sangat sulit untuk ia kabulkan. Tanpa terasa bulir bening itu lolos dari kedua mata Darren, yang sudah tak mampu untuk ditahannya lagi, bulir kesedihan itu terus menetes seolah tak ada habisnya.
"Dyra, sudah jangan bicara lagi! Saya tidak akan pernah menceraikanmu, sampai kapan pun juga. Kali ini saya tidak akan memendamnya lagi. Saya akan mengatakan yang sejujur-jujurnya, bahwa saya sudah mencintaimu jauh sebelum Ansel jatuh cinta kepadamu. Saya mohon, Dyra, jangan pernah ada kata cerai yang terucap dari mulutmu lagi!"
Perkataan Darren sungguh membuat Dyra tersentak begitu kaget, sebisa mungkin ia mencoba membebaskan diri dari dekapan Darren yang memeluknya begitu erat, Dyra ingin meminta penjelasan atas ucapan yang telah dikatakan oleh Darren kepadanya.
"Jadi selama ini, Ayah diam-diam mencintaiku tapi kapan perasaan itu mulai ada di hatinya," batin Dyra bergetar dengan hebat.
🌸🌸🌸
Bersambung✍️
Berikan komentar, vote juga like kalian ya untuk episode baper kali ini.
Oh ya, jangan lupa tetap dukung karyaku ini dengan like SETIAP EPISODENYA dan ayo vote agar karya ini bisa masuk jajaran ranking karya vote.
Terima kasih banyak ya semua.