NovelToon NovelToon
Takdir Istri Di Atas Kertas

Takdir Istri Di Atas Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Janda / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni mardiana

Karena desakan Ekonomi, Rosa terpaksa harus menikah dengan pria yang sama sekali tak di cintainya. Bekas luka di tubuh serta hatinya kian membara, namun apalah daya ia tak bisa lepas begitu saja dari ikatan pernikahan yang isinya lautan luka.

seiring berjalannya waktu, Rosa membulatkan tekadnya untuk membalas segala perbuatan suaminya. bersembunyi di balik wajah yang lemah lembut nan penurut, nyatanya menyiapkan bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Hem, gimana ya ceritanya. yuk simak kelanjutannya, jangan lupa tinggalkan jejak likenya, komen, subscribe dan vote 🥰🫶

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabar Duka

Keesokan harinya.

Rosa menginap di kediaman Fatmawati, saat konsultasi Rosa sempat berteriak kala mengutarakan semua yang di rasakannya. Tetapi, ada Fatmawati dan Lutfi yang bisa membantu menenangkannya sehingga prosesnya berjalan dengan lancar.

Di pagi yang cerah ini. Kediaman Fatmawati yang biasanya di selimuti keheningan, kini sudah berubah dengan banyaknya pelayan berlalu lalang menyiapkan makanan dan lain-lain.

Rosa duduk di kursi berhadapan dengan Lutfi, sedangkan Fatmawati duduk di kursi yang biasa di duduki suaminya sebagai singgasan pemimpin di rumah yang di tinggalinya.

"Ada yang mau kau jelaskan?" Tanya Rosa memicingkan matanya pada Lutfi. Tentu Rosa ingin tahu, Lutfi yang di kenal sebagai preman tiba-tiba memiliki rumah mewah nan megah dengan segala isinya.

"Tentu, nanti selesai makan." Jawab Lutfi sambil mengunyah sarapannya.

"Makanlah, nak. Bicara dengan bocah nakal sepertinya pasti menguras kesabaran, setidaknya isi tenagamu dulu." Ucap Fatmawati.

Rosa tersenyum tipis membalas ucapan Fatmawati, ia berulang kali mengucapkan terimakasih karena Fatmawati sudah mengizinkannya tinggal di rumahnya.

Ketiganya pun sarapan tanpa ada yang bersuara, hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu di atas piring.

Jeremy berlari sekencang mungkin menuju meja makan, ia mengatur nafasnya yang terengah. Rosa memberikan segelas air pada Jeremy agar pria itu bisa lebih tenang, tanpa pikir panjang Jeremy langsung menenggaknya sampai tandas.

Gleekkk.. Gleekkk..

"Haus ya, Jer?" Tanya Lutfi dengan senyum terpaksanya.

Dan dengan polosnya Jeremy menganggukkan kepalanya, Lutfi memejamkan matanya sambil menggenggam erat sendok yang di pegangnya.

"Ada apa, Jeremy?" Tanya Fatmawati.

"Dokter dari rumah sakit Cendana menghubungiku, kabarnya Pak Asep kondisinya semakin melemah." Jawab Jeremy.

Dreeettt...

Rosa syok mendengar kabar yang di sampaikan Jeremy, sebelum sarapan Lutfi sudah memberitahunya kondisi sang ayah dan rencananya setelah sarapan ia akan diantar ke rumah sakit. Lutfi langsung berdiri, ia berjalan mengelilingi meja makan dan langsung menarik tangan Rosa pergi.

"Ayo, sebelum terlambat!"

Lutfi izin keluar pada sang nenek, Fatmawati pun mengizinkannya. Jeremy mengekor di belakang tubuh Lutfi, mereka pun pergi ke rumah sakit menaiki mobil.

*****

Di kediaman Dharma.

Kejadian kemarin membuat Dharma murka, ia memerintahkan Kenny mengirimkan Alan ke rumah ibunya beserta Naresh. Rumah kini menjadi sepi. Hanya ada Bik Kokom dan juga Lucy serta pelayan lainnya.

"Apa harus pakai cara kasar! Sungguh memalukan, aku tak menyangka cucu yang ku rawat begitu menjijikan." Geram Dharma.

"Sabrina kabur entah kemana, keberadaannya sedang di buru oleh anak buah saya, Tuan besar. Dia sudah melakukan tindak kejahatan karena berusaha menabrak Rosa, meskipun Rosa selamat namun teman Rosa terluka di bagian kepala saat menyelamatkan Rosa." Ucap Kenny.

"Hufffttt, mau di taruh dimana wajahku kalau bertemu dengan Rosa. Aku sangat menyesal karena telah menikahkannya dengan Alan, andai aku tidak egois mungkin Rosa tidak akan menderita seperti sekarang ini." Dharma membuang nafasnya pelan, ia merutuki kebodohannya karena merasa egois sampai mengorbakan masa depan seseorang.

Di sisi lain, Alan memang masih berhak atas Rosa termasuk urusan ranjang. Akan tetapi, tindakannya sangat salah karena menggunakan kekerasan yang berujung membuat Rosa ketakutan.

"Rumah orangtua Rosa di jual oleh Sabrina, bahkan semua aset yang pernah Tuan besar berikan pun habis tak bersisa. Orangtua Rosa di telantarkan di panti jompo, dan sekarang kondisi Pak Asep sudah memprihatinkan." Jelas Kenny.

"Apa? Dimana Asep di rawat sekarang?" Tanya Dharma.

"Di rumah sakit Cendana. Dari laporan yang saya terima, Pak Asep jatuh dan begitu di bawa ke rumah sakit ada pendarahan di kepalanya, kemudian koma, setelah itu jantungnya melemah." Jawab Kenny.

"Antarkan aku ke rumah sakit sekarang!" Titah Dharma.

Kenny menganggukkan kepalanya, ia mempersilahkan Dharma berjalan terlebih dahulu agar ia bisa menjaga sang majikan dari belakang karena Dharma harus tetap di dampingi.

*****

Di sebuah Mall.

Sabrina memakai kacamata hitam, pakaian serba putih serta topi hitam. Tak lupa Sabrina memakai masker, orang suruhan Kenny ada dimana-mana, setiap gerak-geriknya pasti di curigai.

"Sial! Gara-gara si kampungan itu gue jadi buronan, awas aja kalo gue sampai ketemu, habis loe sama gue!" gerutu Sabrina.

Sekarang ia benar-benar kesulitan, pulang ke Apartemennya pun sudah tak bisa karena anak buah Kenny berjaga disana.

Tidak ada cara lain selain menemui ibu Alan untuk meminta bantuannya, selain itu Melany juga sudah tak kerja di perusahaan karena memilih menjadi asisten Rania, jadi ia bisa mengajaknya kerjasama untuk kabur.

*****

Di rumah sakit Cendana.

Rosa berlari masuk ke rumah sakit sampai menabrak benerapa orang disana, Lutfi mengejarnya karena Rosa sulit di kendalikan. Entah kemana langkah kaki Rosa membawanya pergi, namun dari kejauhan ia melihat sang ibu berjalan mendorong sebuah brangkar menuju suatu tempat.

"Ibu!" Panggi Rosa.

Kakinya kembali berlari menyusul sang ibu, begitu sampai di suatu ruangan tubuhnya langsung membeku, dunianya langsung runtuh bersamaan dengan pertahanannya.

"BAAPPAAAKKKK!!!" Teriak Rosa histeris.

Terlambat.

Asep sudah di bawa masuk ke ruang jenazah, semua orang pun tahu tempat apa itu. Nyawa Asep sudah tak tertolong lagi, Rosa merangkak sambil berusaha berdiri ingin melihat sang ayah untuk terakhir kalinya.

Tubuh Sumarni ambruk tak sadarkan diri, Rosa meraih tubuh sang ibu dan memeluknya dengan erat.

"Ibu! Bangun bu, bangun, huhuhu..." Tangis Rosa pilu.

"Dokter!" Teriak Lutfi memanggil Dokter.

Jeremy dan Lutfi mengangkat tubuh Sumarni, mereka pun diarahkan menuju IGD. Rosa menyusul sang ibu, ia cemas melihat Sumarni yang sangat tak berdaya.

Dokter memeriksa Sumarni, Lutfi merangkul tubuh Rosa selama pemeriksaan berlangsung.

"Innalillahi wainna ilaihi roji'un," Ucap Dokter.

Rosa menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia melepaskan tangan Lutfi yang merangkul bahunya. Dengan cepat Rosa mendekap tubuh sang ibunda, ia mengguncangkan tubuh Sumarni, ruang IGD pun menjadi saksi betapa hancurnya ia saat ini.

"Ibu, bangun, bu! Jangan tinggalin Rosa, bangun ibu, huaaa..!!" Tangis Rosa semakin menjadi, Lutfi menarik tubuh Rosa dan memeluknya dengan erat.

"Menangislah, aku ada disini di sampingmu." Ucap Lutfi tepat di telinga Rosa.

"Huuaaaa...."

Orang-orang yang berada di IGD menatap iba pada Rosa, mereka pula ikut berbela sungkawa serta merasakan apa yang di rasakan oleh Rosa.

Dokter menutup tubuh Sumarni yang sudah tak bernyawa lagi, namun Rosa langsung menarik kembali kain yang menutupi tubub ibunya dan menatap garang pada sang Dokter.

"Ibu aku masih hidup! DIA GAK MATI, IBU BAPAKKU MASIH HIDUUUUPPP!!"

"Rosa, hey. Tenangkan dirimu, semua sudah takdir Tuhan." Ucap Lutfi.

"Kenapa hanya aku yang di berikan takdir buruk? Apa aku gak pantas menerima takdir baik, begitu bencinya Tuhan padaku!" Protes Rosa dengan suara tinggi.

"Rosa," Lirih Lutfi.

Dada Rosa naik turun, ia tak menyangka kalau sang ibu menyusul sang ayah hanya dalam beberapa jam. Lalu, kepada siap kelak Rosa mengadu, pundak mana yang akan menjadi sandarannya ketika lelah. Tangan mana yang akan menyambutnya, siapa yang akan memberinya nasihat dikala rasa ingin menyerah melanda.

Rosa hampir hilang keseimbangan, lututnya langsung melemas dan ambruk di lantai. Lutfi mengangkat tubuh Rosa yang perlahan tak sadarkan diri, ia membaringkannya di salah satu brangkar yang kosong dan meminta Dokter yang lain untuk memeriksa tubuh Rosa.

"Jeremy, urus semuanya!" Titah Lutfi.

Jeremy menganggukkan kepalanya, ia langsung menjalankan tugasnya mengurus semua proses sesuai prosedur rumah sakit mewakili Rosa sebagai keluarga jenazah.

1
@pry😛
😭😭😭😭😭😭😭😭
@pry😛
eeee monyet.... moga ktm
@pry😛
emak🤣🤣🤣👏👏👏
Wahyuni Riansyah RO
bener² ini si anak durhaka Sabrina memang bener2 anak sableng
juwita
sedih banget Rosa di tinggalkan sm ayah dn ibunya sekaligus😭😭
Etty Rohaeti
semangat Thor
I Love you,
🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭🤭. Tuk..tuk ..tuk....aku fokus ke sura tongkat emak di kolam cucunya 🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🙏🙏🙏🙏🙏
I Love you,: maksut nya kepal🤣🤣🤣 tapi nek.....🤭
total 1 replies
Etty Rohaeti
lanjut
Reni Mardiana: oke gas😉
total 1 replies
@pry😛
yak bukn...salh almt aq🤣
@pry😛
apa orlando...
anak sich nando sm zoya kah kk
@pry😛: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣iya" ya....
sangking 💪💪ny aq bc... jd kgn mrk
total 2 replies
@pry😛
hy pak... dy lg nyamar🤣🤣🤣🤣
@pry😛: bnr" next lg
total 2 replies
juwita
jgn smpe di perkosaan sm sialan thor. jijik aq sm dia. kk sm adek mau di tidurin
@pry😛
syukur slmt... gk di mkn mokondo
@pry😛
mt kn z
@pry😛
aq jijik liat ny... tlog ya kk... pshkn mrk
@pry😛
cpt bkn cerai ny
@pry😛
mampus kau
juwita
😍😍😍😍
Ayi lubis
bagus
@pry😛
mt kn sabrina... tp jgn bkin alan brst lg.. jijik aq
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!