NovelToon NovelToon
TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Sudah 12 tahun sejak Chesna Castella Abram tidak lagi pernah bertemu dengan teman dekatnya saat SMA, Gideon Sanggana. Kala itu, Gideon harus meninggalkan tanah air untuk melakukan pengobatan di luar negeri karena kecelakaan yang menimpanya membuat ia kehilangan penglihatan dan kakinya lumpuh, membuatnya merasa malu bertemu semua orang, terutama Chesna. Di tahun ke 12, saat ia kini berusia 27 tahun, Gideon kembali ke tanah air, meski kakinya belum pulih sepenuhnya tapi penglihatannya telah kembali. Di sisi lain, Alan saudara kembar Chesna - pun memiliki luka sekaligus hasrat mengandung amarah tak terbendung terhadap masa lalunya sejak lima tahun silam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 Terlalu betah

Mobil hitam itu baru saja berhenti di depan gerbang besar kediaman keluarga Sanggana. Gideon turun dengan langkah agak terpincang, tapi wajahnya terlihat terlalu cerah untuk ukuran orang yang baru selesai terapi. Bahkan satpam depan pun sempat menatapnya heran.

Biasanya, kalau pulang terapi, Gideon langsung masuk rumah tanpa suara, menuju kamar atau ruang kerja. Tapi kali ini... dia menyapa dengan ramah.

Dan tentu saja, Mama Vera yang sedang duduk di ruang tamu dengan majalah di tangan, langsung menatap curiga begitu melihat ekspresi itu.

“Wah, wah... wajah berseri, langkah ringan,” gumamnya pelan, lalu menatap anaknya dari atas ke bawah. “Gideon, kamu abis terapi atau abis menang lotre?”

Gideon menatap ibunya dengan gaya santai. “Biasa aja, Ma. Hasil terapi hari ini bagus.”

“Bagus karena dokter kamu manis, kan?”

Gideon hampir tersedak udara. “Ma, mulai deh!”

“ya habis kamu, ke klinik buat terapi dari pagi menjelang siang, sudah sore baru ingat pulang. Kayak orang gak punya kesibukan aja kamu,” godanya sambil menepuk-nepuk majalah di pangkuan.

Gideon berdeham, "Mama gimana sih, kayaknya mama yang gencar deh jodohin aku sama Chesna, kenapa sekarang Mama larang aku bareng dia?”

"Ya nggak gitu juga, sayang, masa kamu ngapelin siang-siang? Ganggu orang kerja aja,"

"Gideon mulai pasrah. Lebih baik jujur. "Tadi aku ketiduran di ruangan dia, Ma. Tapi dia kerja kok, aku tstirahat. Cukup?"

Sepertinya mama Vera belum puas. "Kamu cuman tidur? Kamu nggak apa-apain Chesna, kan?

Kali ini Gideon menatap ibunya dengan ekspresi lelah tapi pasrah. "Memangnya orang cacat kayak gini bisa apa, Ma?"

“Ohhh,” sahut Mama Vera dengan nada penuh drama. “Baguslah, mama percaya kamu bisa jaga kehormatan keluarga kita, sayang.”

“Soal itu, Mama tenang aja. Mama jangan terlalu jauh mikirnya.”

Mama Vera sampai bangkit dari duduknya, matanya berbinar.

“Eh, mama dengar dari tante Rania, tadi nitip bekal makan siang buat kamu ya sayang? Jadi Gimana? Rendang masakan dia, enak gak?”

“Enak, Ma. Mantap.”

"Enak mana sama masakan mama?"

"Enak masakan tante Rania lah Ma."

"Ah masa sih sayang? Perbandingan sama masakan mama sejauh mana, emang?"

"Emangnya Mama pernah masak?"

"Oh iya bener, mama gak pernah masak setelah jadi istri papa kamu. Tapi sebenarnya mama juga jago masak, tau."

Gideon hanya bisa tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala. Tapi diam-diam, senyum itu bertahan lebih lama dari biasanya

Melihatnya begitu, Mama Vera tersenyum lembut.

“Deon... Mama cuma senang ngeliat kamu bisa ketawa lagi, setelah sekian lama kamu tutup diri. Entah nanti kamu sama siapa pun, Mama cuma mau kamu bahagia.”

Gideon menatap ibunya sebentar, lalu berkata pelan,

“Ma, jangan lagi pikir aku akan dengan siapapun. Aku, hanya mau Chesna Castella. Titik!” Keduanya tersenyum bersama.

"Iya, iya. si paling sayang dokter Chesna," Vera menyentuh pundak putranya sambil berkata, “Ya udah, cepet sembuh, biar Mama nggak perlu ngerancang acara pernikahan pakai tongkat penyanggah,” selorohnya lagi.

“Ma!”

“Hehehe... Mama bercanda, kok,” katanya sambil melambaikan tangan. “Tapi... kalau minggu depan kamu makan siang bareng dia lagi, jangan lupa ajak Mama sekalian, ya. Mama pengen ‘kebetulan’ lewat dan mampir.”

Gideon menghela napas panjang sambil menatap langit-langit. “Astaga... Tuhan, kenapa aku punya mama yang terlalu aktif?”

Mama Vera menjauh membawa senyum lebarnya. Dalam hati ia sangat bersyukur putranya sudah kembali menjadi sosok yang bersemangat lagi.

___

Langit malam berpendar lembut, menyisakan sisa cahaya senja di balik jendela besar kamar Chesna. Di meja, masih ada kotak bekal kosong yang tadi siang ia bawa ke klinik dan yang kini menjadi sumber kehebohan kecil di rumah keluarga Abram.

Rania, ibunya, mengetuk pintu kamar dengan ceria sambil membawa secangkir susu hangat.

“Sayang, Mama masuk ya~”

Tanpa menunggu jawaban, Rania langsung masuk dan mendapati putrinya duduk di tepi ranjang, menatap kosong ke arah cermin… dengan senyum kecil yang susah disembunyikan.

Rania mengerling jahil. “Nah… senyum kayak gitu biasanya cuma muncul kalau habis ketemu seseorang.”

Chesna terlonjak kecil. “Apa sih, Ma? Aku cuma ingat pasien.”

“Pasien ya? Pasiennya tinggi, jalannya pakai tongkat, dan kebetulan seseorang yang mau nikahin kamu itu kan?”

“Ma!”

“Lho, Mama cuma menyebutkan fakta medis.” Rania terkikik sambil duduk di sisi ranjang.

Chesna menutupi wajahnya dengan bantal. “Aduh Mamaaa… jangan mulai.”

“Tadi siang makan bareng ya?”

“Hmm…”

“Hmm itu artinya iya.”

“Ya kan dia kebetulan belum makan…”

“Dan kamu kebetulan bawa bekal lebih. Luar biasa, kebetulan bisa seharmonis itu,” goda Rania sambil menahan tawa.

Chesna memutar bola matanya di balik bantal. “Itukan kerjaan Mama yang sengaja titip bekal buat dia.”

Rania akhirnya tertawa geli lalu menepuk lembut tangan putrinya.

“Sayang, Mama tahu kamu anaknya selalu jaga sikap, tapi Mama juga tahu... kamu bahagia hari ini, kan? Mama tau kamu pasti senang kan makan bareng orang yang kamu rindukan sejak lama?”

Chesna diam sebentar, lalu tersenyum kecil tanpa menatap ibunya.

“Entahlah, Ma… tapi rasanya… hangat aja.”

“Hangat?” Rania menirukan. “Wah, berarti efek bekalnya berhasil. Rendang cinta dari Mama sukses besar.”

“Mamaaa!” seru Chesna lagi sambil memukul bantal ke arah Rania.

Rania berdiri sambil menahan tawa. “Sudah-sudah, kamu istirahatlah sayang.”

Sebelum keluar kamar, ia sempat menoleh dan berkata lembut, “Chesna… kalau memang hatimu mulai menemukan arah, jangan lawan ya. Kadang yang kita butuhkan bukan kebetulan, tapi keberanian.”

Begitu pintu tertutup, Chesna menghela napas panjang.

Ia menatap cermin lagi, pipinya masih merah, senyumnya masih sama seperti tadi siang.

“Keberanian, ya?” gumamnya pelan. “Kalau saja aku tahu dia juga merasa hal yang sama...” Ia tersenyum kecil.

___

Dua bulan kemudian, secara kebetulan Alan baru saja menyelesaikan beberapa urusan pekerjaannya. Sebelum kembali ke tanah air ia memasuki  Mall di pusat kota Seoul.

Terlihat Alan berjalan seorang diri. Ia hendak menuju lantai dua lantaran mencari ole-ole pesanan adik perempuannya, Lila.

Di antara lalu lalang pengunjung, seorang bocah laki-laki berlari kecil sambil membawa balon biru di tangannya.

“Papa!”

Waktu seolah berhenti. Entah bagaimana, Alan menoleh saat mendengar suara nyaring seorang anak kecil.

Alan menoleh perlahan, jantungnya memukul keras di dada. Bocah itu menatapnya lekat-lekat dari seberang lorong, seolah yakin betul bahwa pria di depannya adalah sosok yang ia kenal.

Rambutnya hitam legam, matanya tajam tapi jernih, dan senyumnya… terlalu familiar.

“Papa!”

Bocah itu berlari menghampiri, dan Alan hanya berdiri kaku, tidak tahu harus menatap ke mana. Tapi begitu jarak mereka hanya tinggal beberapa langkah, Alan sadar… mata itu. Hidung itu. Bahkan cara bocah itu tersenyum miring, semuanya seperti pantulan kecil dirinya.

"Apa ada kebetulan semacam ini?" bisik Alan, sambil meneliti wajah bocah itu.

1
RaveENa
aku kira neneknya chesna sama kek neneknya gideon/Grin/
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
RaveENa
ini kenapa sihh para nenek2 kepo bgt,ikut campur bgt.
bukannya nikmatin hr tua,ehh malah ikut campur urusan cucu2 nya/Left Bah!/
thor lidya biang gosip ya,apa2 selalu aja tau/Facepalm/
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Dar Pin
haduh bangun tidur dibuat spot jantung 😄💪
Nurminah
sudah bau tanah aja bikin rusuh ceptin mati aja Thor nenek peot nya nyusahin aja
RaveENa: bikin emosi ya kak tu nenek2
total 1 replies
Dar Pin
haduh ada aja yg ngalangin 🤣
Nurminah
lanjutkan makin seruuuu
Eva Karmita
so sweet nya 💓💓💓💓💓💓💓😍
Mela Nurmala
slalu ingin baca... utk alan diperbanyak jg ya thor. penisirin pengen alan cepet2 tau klo di pny anak ternyata😄
Dar Pin
meleyot Thor hatiku tunggu gebrakan Alan nih ayo jangan kalah dengan pasangan satunya 👍😄
Ophy60
Alan....kerahkan orang² mu untuk mencari. Shenia sudah didepan mata.
Dar Pin
ayo Alan berjuang semoga cepetan ketemu titik terang biar bisa kumpul menjadi keluarga 💪😄
Dar Pin
deg deg hatiku Thor lanjut 💪
Umi Kolifah
ayo Thor pertemukan keduanya agar si kembar bisa sama2 membina keluarga yang bahagia
Nurminah
aku kira bakal kehamilan simpatik biar alan tambah gencar nyari sherina tau bakal jadi ayah
tari
ayo thor pertemukan alan dan shenia
tari
bacanya sambil senyum senyum nih thor😀🥰
RaveENa
meleyot aq bacanya...seneng bgt kl disuguhin yg manis2 kek gini.
thor kapan giliran alan??
Dar Pin
ketawa terus bawaannya thor JD semangat nunggu lanjutannya kawal sampai halal chesna Gidion 💪😄
Iin Wahyuni
lanjut thor💪
Dar Pin
mudah mudahan cepet ketemu Alan dan shenia ya JD ikut gregetan nih lanjut Thor 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!