NovelToon NovelToon
When Our Night Began

When Our Night Began

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Pernikahan Kilat / Obsesi
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: blumoon

Satu malam yang seharusnya hanya menjadi pelarian, justru mengikat mereka dalam takdir yang penuh gairah sekaligus luka.
Sejak malam itu, ia tak bisa lagi melepaskannya tubuh, hati, dan napasnya hanyalah miliknya......

---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blumoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maldives

_____________________________

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

Ketika Hyunwoo dan Soojin tiba di tempat tujuan, matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat. Langit di Pantai Azure Bay beach sebuah pantai indah di pesisir selatan Maldives menyala keemasan, memantulkan warna jingga lembut di permukaan laut yang tenang.

Nb : gambar hanya ilustrasi pendukung karya

Angin laut membawa aroma garam yang segar, membelai lembut helaian rambut Soojin yang jatuh di bahunya. Hyunwoo menatap istrinya, senyum hangat menghiasi wajahnya.

“Hanuel, tolong urus semua urusan penginapan, ya,” ujar Hyunwoo tegas. Tanpa menunggu jawaban, ia langsung menggenggam tangan Soojin dan menariknya ke tepi pantai.

Pasir putih terasa hangat di bawah kaki mereka. Soojin memejamkan mata, membiarkan angin sore menyentuh wajahnya.

“Indah…” hanya satu kata itu yang keluar dari bibirnya.

“Iya,” balas Hyunwoo pelan, menatapnya dalam, “seperti kamu.”

Soojin tersenyum malu. “Apa sih…” katanya sambil memukul lembut lengan suaminya, lalu tertawa kecil.

Suasana menjadi hangat di antara suara debur ombak, tawa mereka menyatu dengan warna senja yang semakin memudar.

Matahari akhirnya tenggelam sempurna, digantikan oleh rembulan yang memantulkan sinarnya di atas lautan biru gelap.

“Ayo ke resort, sayang,” ajak Hyunwoo lembut.

“Hemmm…” Soojin mengangguk sambil mengelus perutnya yang berbunyi pelan. “Ayo, aku lapar banget.”

Hyunwoo tertawa kecil, menggenggam tangan istrinya, dan mereka berjalan menyusuri jalan setapak menuju resort tepi pantai yang mewah, Azure Pearl Resort.

Begitu sampai di lobi resort, Hanuel sudah menunggu di sana.

“Bos,” sapanya sopan sambil sedikit membungkuk. “Semua yang bos minta sudah saya siapkan. Makanannya juga sudah ada di kamar.”

Hyunwoo mengangguk singkat, lalu menyerahkan kartu kecil pada Hanuel.

“Lakukan sesukamu malam ini. Tapi kalau aku butuh, kau harus datang secepatnya.”

“Siap, bos. Aman,” jawab Hanuel dengan senyum tipis, lalu pergi meninggalkan mereka.

Hyunwoo menoleh ke arah istrinya. “Sayang, makanan sudah siap. Ayo ke kamar.”

Begitu pintu kamar terbuka, Soojin langsung terpaku.

Ruangan itu luas dan elegan. Lantai kayunya tertabur kelopak mawar merah, lilin-lilin wangi menyala lembut di sudut ruangan, dan di tengahnya, meja makan kecil sudah tertata rapi dengan dua piring dan segelas wine putih berkilau.

Aroma vanila bercampur mawar memenuhi udara.

Soojin menatap kagum. “Kamu yang siapkan semua ini?”

Hyunwoo tersenyum tipis. “Aku ingin malam pertama kita di luar negeri jadi kenangan paling indah.”

Ia mendekat, menatap wajah Soojin yang memerah oleh cahaya lilin.

“Tapi sebelum makan, ayo mandi dulu. Biar segar,” ucapnya lembut.

Ucapan itu membuat Soojin terdiam sejenak, lalu ia tersipu dan berlari kecil ke kamar mandi.

“Aku mandi sendiri aja ya!” serunya dari dalam.

Hyunwoo hanya tertawa pelan. “Iya, iya, aku tunggu di sini.”

Ia merebahkan diri di sofa, menatap pantulan cahaya lilin di langit-langit. Waktu berlalu pelan, hingga suara pintu kamar mandi terbuka.

Soojin muncul dengan gaun tidur putih tipis. Hyunwoo sempat terdiam, matanya menatap lekat seolah seluruh dunia berhenti.

“Sayang, istirahat dulu, ya. Aku mau mandi sebentar,” ujarnya pelan.

Soojin mengangguk, tersenyum lembut. “Hemmm…”

Ia naik ke tempat tidur, meregangkan tubuhnya di antara aroma mawar yang menenangkan. Tak lama kemudian, Hyunwoo keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan celana pendek. Rambutnya masih basah, menetes di pundaknya.

Ia mendekat, lalu berkata pelan, “Katanya lapar, ayo makan dulu. Kita butuh tenaga setelah perjalanan panjang.”

Soojin tersenyum kecil dan mengangguk.

“Setelah ini,” Hyunwoo berbisik dengan senyum nakal di ujung bibirnya, “gantian kamu yang aku ‘makan’.”

Soojin tertawa kecil, membalas dengan nada menggoda, “Aku tidak bisa dimakan… tapi kamu boleh menikmatiku sesukamu.”

Hyunwoo tertawa pelan, mencubit lembut ujung dagunya.

Makan malam itu pun berlangsung dengan canda dan tatapan penuh cinta, diiringi suara debur ombak dari luar jendela.

Setelah makan, Soojin bersandar santai di sofa.

“Hmm, kenyang banget… gimana kalau habis ini kita nonton film?”

Hyunwoo tersenyum dan mengusap lembut rambutnya. “Boleh, kamu pilih filmnya, ya.”

Soojin mengambil remote, lalu menyalakan layar besar di kamar itu. Ia memilih film romantis berjudul “Eternal Promise at Sunset”, film terkenal yang memang direkomendasikan untuk pasangan bulan madu.

“Sayang,” panggil Hyunwoo pelan.

Soojin menoleh, sudah duduk manis di sofa sambil menunggu film mulai.

“Mau popcorn?”

“Tentu! Sekalian minumannya juga,” jawab Soojin antusias.

Hyunwoo tersenyum dan berjalan mengambil tray kecil yang sudah disiapkan Hanuel sebelumnya. Tak lama, ia kembali dengan semangkuk popcorn karamel dan dua gelas jus mangga dingin.

Film pun dimulai. Lampu kamar diredupkan. Di layar, adegan cinta sepasang kekasih di pantai yang mirip tempat mereka sekarang, membuat Soojin memeluk Hyunwoo lebih erat.

“Romantis banget…” bisiknya.

Hyunwoo membalas dengan senyum lembut, mengecup keningnya.

“Tidak seromantis kita malam ini.”

Dan di bawah cahaya rembulan yang menembus tirai tipis, malam itu menjadi awal dari kenangan yang tak akan pernah terlupakan.

______________

Malam semakin larut, suara debur ombak semakin jelas terdengar, seolah berbisik menyimpan rahasia. Film di layar masih berjalan, adegan romantis yang seharusnya membuat Soojin terhanyut, tapi pikirannya sudah ke mana-mana. Hyunwoo, dengan tangan nakalnya, mulai menyelusup ke dalam kain tipis yang menutupi tubuh Soojin, membuat kulitnya meremang.

"Emhhh... Hyunwoo, filmnya belom selesai," cecar Soojin, tapi suaranya lebih terdengar seperti bisikan menggoda daripada protes sungguhan. Sentuhan Hyunwoo di area sensitifnya mengirimkan sengatan listrik ke seluruh tubuhnya, membuatnya sulit berkonsentrasi pada apa pun selain dirinya.

"Iya, Sayang," jawab Hyunwoo dengan senyum licik yang menghiasi bibirnya, matanya berbinar penuh hasrat. Ia merapatkan tubuhnya, merasakan setiap lekuk tubuh Soojin menempel padanya, dan berbisik, "Di kasur sudah, di kamar mandi juga sudah... Gimana kalau kita bikin 'pembukaan' malam ini di sofa ini?" Ia mulai menggigit-gigit kecil daun telinga Soojin, membuat Soojin merinding dan tanpa sadar mendongakkan kepalanya, memberikan Hyunwoo akses yang lebih mudah. Tangannya semakin berani, memainkan sesuatu yang kenyal di balik kain tipis, memutar dan memilinnya dengan lembut, membuat Soojin menahan napas dan tanpa sadar mengerang lirih.

"Ahhhh... Nanti sofanya kotor," jawab Soojin dengan nada bicara yang mulai tidak jelas, pikirannya sudah kabur oleh sentuhan Hyunwoo. Terlebih saat Hyunwoo dengan nakalnya memutar dan memilin puncak gundukan kembar miliknya, membuat tubuh Soojin menegang dan tanpa sadar mengeluarkan desahan yang lebih keras.

Hyunwoo menghentikan aksinya sejenak, menatap Soojin dengan tatapan yang membara. "Sayang, aku udah nggak kuat lagi kalau nunggu filmnya habis," ucapnya menggoda, suaranya serak dan penuh hasrat. Tangannya semakin berani menyelusup ke dalam kain tipis, menyibak gaun Soojin hingga memperlihatkan kulitnya yang mulus dan menggoda.

Soojin menggigit bibirnya, berusaha menahan diri untuk tidak sepenuhnya menyerah pada godaan Hyunwoo. Tapi sentuhannya terlalu memabukkan, terlalu membuat ketagihan. Hyunwoo terus menatapnya, seolah meminta izin untuk melanjutkan aksinya. Soojin membalas tatapannya, memberikan anggukan kecil sebagai jawaban.

Hyunwoo tersenyum puas, senyum kemenangan yang membuat Soojin semakin berdebar. Ia meraih pengait bra Soojin, menyentuhnya dengan lembut seolah benda kecil itu adalah kunci menuju surga. Cletak! Pengait bra itu pun terlepas, membebaskan dua benda kenyal itu dari kurungan.

"Biar kamu nggak capek, biar aku aja yang bekerja. Tugas kamu cukup nikmati aja sensasinya," bisik Hyunwoo di telinga Soojin, suaranya bergetar karena hasrat yang membuncah. Dengan terampil, tangannya melepaskan satu per satu kain yang melekat di tubuh istrinya , memperlihatkan kulitnya yang mulus dan menggoda, dihiasi dengan lekuk tubuh yang membuat Hyunwoo semakin tergila-gila.

"Oh... waw, indah sekali," ujarnya dengan tatapan yang sulit diartikan, campuran antara kekaguman dan hasrat yang membara. "Selamat menikmati, Sayang," lanjut Hyunwoo, lalu membenamkan wajahnya di antara dua rongga benda kembar tersebut, menghirup aroma tubuh istrinya yang memabukkan.

"Slurup... ini enak," ucap Hyunwoo lagi, lidahnya men****t dan membelai kulit sensitif Soojin, membuatnya menggeliat dan mencengkeram sofa dengan erat. Ia mulai memberikan kecupan-kecupan singkat, namun sesekali menghisapnya dengan kuat, meninggalkan bekas merah yang menggoda, seolah menandai wilayah kekuasaannya.

Tangannya yang nakal pun mulai bermain di tempat intinya, membelai dan memijatnya dengan lembut, membuat Soojin semakin tidak sabar.

"Ahhhh..." Desahan itu lolos begitu saja ketika tangan itu menyelusup dan memainkan benda kecil di tengahnya, memberikan sentuhan yang membuat Soojin merasa seperti melayang.

Hyunwoo mendongak, menatap Soojin dengan tatapan penuh cinta "Sayang," panggil Hyunwoo lembut, suaranya bergetar menahan hasrat.

"Hemmm," jawab Soojin, napasnya naik turun tak beraturan, suaranya parau dan menggoda Hyunwoo untuk terus melanjutkan aksinya.

Cup!

Cup!

Kecupan lembut itu berhenti di area perut yang bergelombang indah, membuat Soojin menggeliat kecil. Hyunwoo tidak berhenti di situ, kecupan itu semakin turun, melewati pusar yang menggoda, hingga akhirnya berhenti tepat di bagian inti "Sayang, sebut nama ku," bisik Hyunwoo suaranya serak dan penuh tuntutan.

Soojin tidak mengerti apa maksud suaminya, pikirannya sudah terlalu kabur untuk mencerna kalimat kompleks. Ia hanya mengangguk lemah sebagai jawaban. Hyunwoo mengerti, ia tidak membutuhkan jawaban verbal saat ini. Ia kemudian membenamkan kepalanya di antara dua pangkal p**a istrinya dan...

Slurup!

Slurup!

Lidah Hyunwoo men****t dan membelai dengan lihai, memberikan sensasi yang belum pernah Soojin rasakan sebelumnya. Tubuhnya menegang sempurna, setiap sarafnya seolah dialiri listrik. Sensasi yang memabukkan itu membuat Soojin tidak bisa menahan diri, suara-suara haram itu lolos begitu saja dari bibirnya.

"Akhhhhh....." Erangan itu semakin membuat Hyunwoo bersemangat. Ia merasakan tubuh Soojin bergetar hebat di bawahnya, membuatnya semakin ingin memberikan yang terbaik untuk istrinya. Hyunwoo bangkit, menatap Soojin yang kini berbaring dengan mata terpejam dan bibir sedikit terbuka. Ia lalu membalikkan tubuh istrinya, memberikan akses penuh pada punggungnya yang mulus.

Ia mulai menciuminya lagi, dari tengkuk hingga tulang ekor, setiap inci kulit Soojin seolah memanggilnya untuk memberikan sentuhan. Begitu juga tangannya, tidak mau kalah dengan bibirnya, ikut Bermain di tubuh Soojin, meremas dan membelai setiap lekuk tubuhnya.

Saat dirasa cukup, Hyunwoo mengangkat tubuh Soojin, menempatkannya dalam posisi Do**y style

Jleb!

"Ahhhhh!" teriak Soojin saat dirinya dihantam dari belakang, merasakan sesuatu memasuki dirinya dengan sempurna.

Hyunwoo memacu tubuhnya dengan ritme santai, memberikan kesempatan pada istrinya untuk menikmati setiap sentuhan, yang terjadi di antara mereka. Ia ingin Soojin merasakan setiap inci kenikmatan yang ia berikan.

"Ahhhhh...."

"Hyunwoo... ehmmmhhhh...."

"Ya, Sayang. Sebut nama aku, ayo sebut lagi," bisik Hyunwoo di telinga Soojin, suaranya penuh dengan tuntutan dan cinta. Ia ingin Soojin mengakui bahwa hanya dirinyalah yang bisa memberikan kenikmatan seperti ini.

Ritme yang tadinya santai kini berubah menjadi semakin cepat, semakin membara, seiring dengan de***an Soojin yang semakin menjadi-jadi.

"Akhhhh... Hyunwoo!"

"emhhhhh..."

"Ya, Sayang!" jawab Hyunwoo, semakin memacu dirinya hingga mencapai batasnya.

Cp

Cp

Suara itu menggema di seluruh kamar, berpadu dengan suara ombak yang menderu di pantai, menciptakan simfoni kenikmatan yang tak terlupakan. Film yang masih terus berputar seolah menjadi saksi bisu atas cinta dan hasrat yang membara di antara Hyunwoo dan Soojin.

"Akhhhh..." Erangan panjang pun akhirnya tiba, menandakan keduanya sudah mencapai puncak kenikmatan. Tubuh mereka bergetar hebat, napas mereka tersengal-sengal, namun hati mereka dipenuhi dengan kebahagiaan yang tak terhingga.

Namun, permainan itu belum selesai. Dengan gerakan cepat, Hyunwoo mengangkat tubuh Soojin yang lemas dan membawanya ke tempat tidur. Ia merebahkan Soojin dengan lembut, lalu kembali menindihnya, siap untuk melanjutkan permainan itu.

Ia mulai memacu lagi di sana, gerakannya semakin dalam dan intens. "Akhhh..." De***an itu lolos dari bibir Soojin saat tubuhnya kembali memanas, sensasi gila itu muncul lagi, menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Babak kedua, Sayang," bisik Hyunwoo di telinga Soojin, suaranya serak dan penuh hasrat. Ia menggigit kecil daun telinga Soojin, membuat Soojin merinding dan semakin tidak sabar.

"Ahhh... Iya! Cepetan ! Ada sesuatu yang gila di bawah sana yang bikin otakku nggak bisa mikir!" ungkap Soojin frustrasi karena "adik kecil" Hyunwoo sudah terbenam di dalam dirinya, namun Hyunwoo sengaja tidak menggerakkannya. Ia merasa seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja.

"Sesuai perintah, Sayang," Hyunwoo tersenyum tipis, puas melihat Soojin yang sudah tidak sabar dan kehilangan kendali. Ia tahu betul bagaimana cara mempermainkan istrinya. Rencananya berhasil, Hyunwoo sengaja hanya membenamkan "adik kecilnya" di sana tanpa memacunya, membiarkan Soojin merasakan sensasi yang menggantung dan membuatnya semakin menginginkan lebih.

Malam itu terasa sangat panjang dan penuh gairah. Desahan dan erangan itu berpadu dengan suara ombak yang menderu di pantai, menciptakan simfoni kenikmatan yang tak terlupakan. Permainan itu sudah berulang beberapa kali, setiap sentuhan dan ciuman terasa semakin dalam dan membara.

"Akhhhh.... " desahan panjang itu kembali keluar menandakan puncaknya.

" Hyunwoo, udah! Capek! Ini udah yang keempat, pinggangku rasanya mau patah," rengek Soojin, ia benar-benar sudah sangat lelah dan lemas. Tubuhnya terasa seperti jelly, setiap ototnya terasa sakit dan pegal.

"Panggil aku sayang dulu," goda Hyunwoo, ia masih menggutui istrinya, menikmati setiap lekuk tubuhnya yang indah. Ia tahu betul bagaimana cara membuat Soojin bertekuk lutut padanya.

"Sayang, plisss, besok pagi lagi ya? Aku udah nggak kuat," ujar Soojin manja, ia memeluk Hyunwoo erat, menyembunyikan wajahnya di dadanya. Ia tahu Hyunwoo tidak akan bisa menolak permintaannya.

Hyunwoo menghela napas panjang, ia tidak tega melihat istrinya yang sudah kelelahan. "Oke, oke, sekarang kita bersihin tubuh ini dulu, biar-" ucapan Hyunwoo dipotong Soojin dengan cepat.

"Enggak! Mandinya besok aja! Aku udah ngantuk banget," tolak Soojin. Ia tidak mau beranjak dari tempat tidur, ia hanya ingin tidur di pelukan Hyunwoo.

"Enggak, Sayang, aku janji nggak macem-macem," jawab Hyunwoo berusaha meyakinkan istrinya, ia tersenyum lembut, menunjukkan ketulusannya. Ia tahu Soojin tidak akan percaya begitu saja.

"Beneran janji ya?" Soojin mengulurkan jari kelingkingnya, menatap Hyunwoo dengan tatapan menyelidik. Ia ingin memastikan Hyunwoo tidak akan melanggar janjinya.

Hyunwoo pun mengikuti itu, mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Soojin. "Janji," ucapnya tegas, lalu Hyunwoo membopong tubuh Soojin ke kamar mandi, berhati-hati agar tidak membuatnya semakin lelah. Hyunwoo menepati janjinya, ia hanya membersihkan tubuh Soojin dengan lembut, tanpa melakukan hal yang lebih jauh, meskipun dalam hatinya ia ingin sekali "memakannya" lagi.

Hyunwoo kembali mengangkat tubuh Soojin ke tempat tidur, membaringkannya dengan hati-hati.

"Peluk sini," ujar Hyunwoo, merentangkan tangannya lebar-lebar. Soojin hanya menurut karena ia sudah kehabisan energi, ia memeluk Hyunwoo erat, mencari kehangatan dan kenyamanan. Hyunwoo menarik selimut itu, menutupi tubuh mereka berdua, Soojin pun tertidur lelap di pelukan Hyunwoo.

"Mimpi indah, Sayang," bisik Hyunwoo lembut, ia mencium kening Soojin dengan penuh kasih sayang.

Cup!

Hyunwoo pun ikut menyusul istrinya ke dunia mimpi, membiarkan kelelahan dan hasrat yang masih membara menghilang dalam tidurnya. Ia tahu, masih ada banyak malam lain untuk membahagiakan Soojin.

Bersambung.....

Sekilas info dari author

Pantai Azure Bay yang berada di pesisir selatan Maldives berarti terletak di negara Maldives (atau Maladewa dalam bahasa Indonesia). 🌴🇲🇻

📍 Negara: Maladewa

📍 Wilayah: Samudra Hindia, bagian selatan Asia

📍 Ibu kota: Malé

📍 Ciri khas: Dikenal dengan pantai berpasir putih, laut biru jernih, dan resor mewah di atas laut

Jadi, Pantai Azure Bay berada di negara kepulauan Maldives, tepatnya di wilayah tropis di selatan Asia, di tengah Samudra Hindia.

>jangan lupa Like dan comen nya beb

Biar author makin tambah semangat 🤗

trimakasih

Sampai jumpa di episode selanjutnya

1
༺🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
"𝑺𝒆𝒌𝒖𝒏𝒕𝒖𝒎 𝒎𝒂𝒘𝒂𝒓 🌹 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌𝒎𝒖, 𝑻𝒉𝒐𝒓. 𝑺𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕𝒎𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒔𝒆𝒈𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒋𝒖 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒓𝒖𝒎𝒌𝒂𝒏 𝒏𝒂𝒎𝒂𝒎𝒖.
✿⚈‿‿⚈✿
༺🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
Ya tdk semudah itu, coba lo cari perhitungan sama soojin klo lo ingin hidup lo berantakan 😂😂😂😂
༺🦋⃟‌⃟𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
Wah eunhe gue suka gaya lo, sat set tnp bnyak cingcong wkwkwk
Alyanceyoumee
mau di apain eunhe...
Xlyzy: eunhee: mau gue amputasi kaki nya biarga ga bisa main cewek lgi kk🫣😁
total 1 replies
Alyanceyoumee
eoooh ke laut lu sana. 🤧
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
pasti shock berat si Soojin 🫣 di hari pernikahannya dong dtng kluarga si mantan gila
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
🤦‍♀️ satu keluarga gak punya malu, muke badakk, jelas2 hyunwoo udah jijik sama Jinhyuu masih aja di sodoriin, dulu pas hyunwooo jatuh klean kemana, malah sembunyi kan sampai pakai drama kematian palsu 🤢
Septi Utami
seperti kebanyakan suami pada umumnya ini tuan Kang nurut atas perintah istri padahal sekali panggil doang🤣
Xlyzy: kalok ga nurut nanti ga dapet jatah kk
total 1 replies
sjulerjn29
kalo ada eunhee pasti seru nih, ada yang cie cie ini🤭
sjulerjn29
seneng liatnya kalo soojin akhirnya menemukan kebahagiaan yang sebelumnya penuh pengkhianatan
Sarifah Aini
Gila, Hyunwoo nekat abis, semoga beneran bahagia sama Soojin, bukan drama lagi yaa. ❤️
@dadan_kusuma89
Siap, Ma! Hyunwoo nanti akan gass poll.... biar mama segera punya cucu😁
@dadan_kusuma89
Kamu sampai semuak itu ya, Hyunwoo. Hanya mendengar nama Ji-Hyun saja kamu sudah enek, apalagi kalau melihat mukanya😁
Nurika Hikmawati
itu masa lalu nyonyaaa... skg Hyunwoo sdh menatap masa depan dgn orang lain
Iqueena
Masa secepat itu kamu naroh perasaan, Jin. Habis hohahoe langsung jatuh cinta 😭
Nurika Hikmawati
ibunya Ji hyun juga gak tau malu... emang harus ditegesin. mantap Hyunwoo
Afriyeni Official
cwit cwiitt bang hyunwoo terpesona nih yeew
Afriyeni Official
bukan tenang lagi,, soojin bikin hyunwoo nggak bisa tidur pengen manjat tebing Mulu 🤣
Afriyeni Official
cerita masa lalumu ya hyunwoo 🤔
Dasyah🤍
eh melanggar privasi itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!