Alfino seorang siswa SMA yang sangat rajin, ia dari keluarga sederhana dan seorang anak yatim. Ibunya pembuat kue, dan ia yang menjual kue itu di sekolah dan keliling komplek, untuk kebutuhan hidup dan bayar hutang mendiang ayahnya.
Ia sering di bully di sekolah dan di jauhi tetangga karena Almarhum ayahnya pencuri dan tukang judi. Barang jualannya juga sering rusak, sehingga tidak bisa di jual.
Hingga suatu hari, kue-kuenya di hancurkan oleh anak kepala sekolah itu, membuat ia sangat marah, tapi apa yang ia dapat? Perlakuan buruk yang ia terima. Sementara guru tidak ada yang menolongnya, mereka malah tersenyum sinis karena berpihak pada kepala sekolah. Tidak ada perlakuan adil untuknya. Ia pulang dalam keadaan terluka, dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
Tanpa sadar, ia mendapatkan sebuah sistem, yaitu sistem Jual Beli barang, sistem yang mengubah hidupnya. Setiap ia menjual beli barang, maka akan mendapatkan hadiah menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
586
...☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹☘️❤🩹❤🩹☘️...
...Happy Reading...
...☘️⛈️❤🩹⛈️☘️⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹⛈️❤🩹☘️...
Alfino berjalan masuk ke dalam kantin, hari ini ia ingin makan sepuasnya di kantin.
"Bude, berikan aku 2 mie ayam bakso ya," pinta Alfino duduk di kursi.
"Lho? Alfino ya? Bude jadi pangling," ucap Bude tersenyum melihat Alfino yang memakai baju baru, gaya rambut baru dan Alfino terlihat lebih tampan dan bersemangat.
Alfino tersenyum. "He he he he, segala sesuatu itu harus berubah ya kan Bude," ucap Alfino mengangkat alisnya.
"Ya bener, bener, bener," ucap Bude mengangguk-angguk. "Oh ya, kamu nggak jualan kue lagi?" tanya Bude penasaran.
"Enggak Bude, kasihlah ibu harus bagun tengah malam lagi buat kue, siangnya dia jualan lagi, capek dia Bude. Biarkan aja Ibu istirahat aja di rumah," ucap Alfino.
"Oh begitu, wah kamu memang anak yang berbakti ya. Tapi... dari mana kamu akan dapat uang buat bayar hutang?" tanya Bude itu khawatir.
"Gampang itu Mah, ada aja jalannya nanti," jawab Alfino tersenyum dengan santai seolah-olah semua sudah di atur.
"Ya sudah kalau begitu, tunggu sebentar, Bude buatkan mie ayam untuk mu," ucap Bude kantin.
Setelah mie ayah bakso jadi, Bude itu mengantarkan pesanan Alfino.
"Terima kasih Bude, mie ayam Bude selalu aku rindu rindukan," goda Alfino.
"Ah, kamu bisa aja," ucap Bude tersanjung. Lalu Bude pun kembali bekerja untuk melayani para pembeli.
"Hm... mie ayam bude ini enak tiada duanya," puji Alfino melahap satu mangkok habis, saat ingin memakan mie ayam yang kedua, Gio datang dengan wajah penuh amarah.
"Di mana Alfino! Apa kalian melihatnya?!" tanya Gio dengan suara lantang.
Alfino yang mendegar namanya di panggil, ia mendongakkan kepalanya dan menghentikan makanannya dan melihat ke arah Gio di depan pintu kantin. Alfino kembali melahap makanannya tanpa mempedulikan Gio yng sedang marah itu.
"Cepat jawab aku! Apa kalian melihat Alfino!" Terima Gio berjalan masuk ke dalam kantin, ia melihat kue yang bisa di letakkan oleh Alfino.
Ia ingin membuang kue-kue Alfino lagi, dengan begitu Alfino pasti akan datang.
"Kok tidak ada?" gumam Gio tidak menemukan kotak kue Alfino.
"Yo, sedang mencari kue ku ya? Ketemu nggak?" tanya Alfino sambil meneguk air putih dengn kasar, lalu menyeka mulutnya dengan tangan.
Gio tersenyum licik. "Heh! Akhirnya kau keluar juga, ku pikir kau berani bersembunyi lagi!" kata Gio berjalan mendekat.
Gio kini berdiri di depan Alfino yang masih duduk di kursi, tak ada rasa takutnya melihat Gio lagi.
Di dalam kantin, semua siswa yang menyaksikan itu menjadi tegang, mereka takut jika ada perkelahian lagi. Para siswa yang sudah selesai makan itu langsung keluar, sementara siswa yang baru makan juga ikut keluar dan makan di luar.
"Eh kalian berdua, jangan bertengkar di dalam kantin ya, nanti kantin Bude rusak, bude nggk punya uang buat beli kursi lagi!" ucap Bude berusaha untuk meleraikan kedua orang yang sedang konslet itu.
"Bude, kalau Bude mau minta ganti rugi langsung saja sama kepala sekolah, kan anak dia yang selalu cari masalah," ucap Alfino dengan entengnya.
"Anu... tapi... tapi... " Bude bingung bagaimana menjelaskannya.
"Kamu! Apa yang kamu bicarakan kepada Sini dan Randi? Hah?!" bentak Gio dengan mata membulat.
"Memangnya apa yang aku katakan pada mereka?" tanya Alfino pura-pura tidak tahu. Ia mengorek hidungnya melihat ke arah Gio.
"Semalam mereka bilang pada ku begitu, kamu pasti mengarang cerita kan?!" bentak Gio lagi tak berani untuk mengatakan di depan siswa ramai itu.
"Oh, kamu yang di tampar ayah kamu itu?" tanya Alfino dengan nada datar.
Seketika wajah Gio langsung memerah, ia menjadi malu.
...❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹❤🩹...