Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Ada apa?" tanya Kamila saat melihat Defandra hanya berdiri diam tak mengatakan apa-apa kepadanya. Hal itu membuat Defandra sadar jika apa yang baru saja diucapkan hanyalah bayangannya.
"Aku meminta ikut pulang bersama Kamila beberapa hari? Hehg! tidak mungkin." batin Defandra membatalkan apa yang sebenarnya Ia ingin katakan.
"Cuci piring yang bersih," ucap Defandra yang kemudian berlalu pergi.
Kamila hanya mengernyitkan keningnya melihat Sikap aneh Defandra. Kemudian mencuci piring seperti yang Defandra perintahkan.
"Non Kamila, biar saya saja Non," ucap Bibi begitu tak melihat Defandra lagi disana.
"Gak papa Bi," tolak Kamila secara halus.
Karena Bibi mendengar apa yang Defandra katakan, Bibi tidak berani memaksa Kamila dan melakukan pekerjaan lain.
Di kamar mandi, Defandra membaringkan tubuhnya di dalam Bathub memejamkan mata menikmati air panas yang merendam seluruh tubuhnya. Pikirannya melayang jauh mengingat saat-saat bersama adiknya. Begitu besar penyesalan yang ber kecambuk di hatinya karena sampai sekarang ia belum bisa menemukan bukti apapun tentang siapa saja yang terlibat.
"Defandra... Defandra..."
"Hagh!" Defandra terkejut ketika Kamila membangunkannya. Terlebih saat melihat dirinya sudah berada di kamar, padahal Defandra ingat betul, jika sebelumnya Ia madih berendam di kamar mandi.
"Bagaimana aku bisa berada disini?" tanya Defandra yang langsung duduk.
"Apa kamu tidak ingat apapun?" Kamila balik bertanya.
"Aku ingat jika aku sedang berendam di Bathub, tapi kenapa sekarang aku disini, dan siapa yang... Defandra membuka selimut yang menutupi tubuhnya, dimana dirinya sudah mengenakan celana training panjang berwarna abu-abu dan kaos oblong berwarna putih.
"Siapa yang memakaikan ku baju?!" tanya Defandra yang Terlihat semakin kesal. Namun di jawab dengan santai oleh Kamila.
"Kenapa kamu Terlihat begitu khawatir, Aku ini istrimu, kalaupun aku yang memakaikan mu baju lalu apa salahnya?"
"Kamu berrani menyentuh ku!?" dengan kasar Defandra mencengkram lengan Kamila.
"Kamu sendiri boleh menyentuh ku, tapi aku gak boleh menyentuhmu?" tanya Kamila, menatap sinis tangan Defandra yang ada di lengannya.
Mendengar itu Defandra langsung melepaskan cengkraman tangannya dengan kesal. Kemudian Defandra menyingkirkan selimut yang menutupi separuh tubuhnya, lalu turun berdiri dihadapan Kamila.
"Kamu benar-benar wanita tak tahu malu, pantas saja jika kamu di perk0sa!"
Mendengar itu, buliran bening langsung lolos dari ke dua mata Kamila. Kata-katanya begitu menusuk hatinya, seolah dialah wanita murahan yang sengaja mengundang sy4hwat pria.
"Yang mengangkat mu dari kamar mandi, dan yang memakaikan mu baju Pak Satpam, aku hanya memanggilkan mereka," ucap Kamila yang kemudian pergi sembari mengusap air matanya.
Defandra yang melihat itu, sedikit merasa menyesal karena sudah mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hati Kamila. Namun itu hanya sesaat karena dering telponnya mengagetkannya.
"Hallo..."
"Tuan Defandra."
Mendengar suara itu, Defandra melihat layar ponsel untuk memastikan nama siapa yang tertera. Begitu melihat salah satu nama orang suruhannya, Defandra kembali menempelkan benda pipih itu ke telinganya.
"Bagaimana, apa kalian sudah mendapat buktinya?"
"Maaf Tuan kami sudah memeriksa CCTV di depan pabrik dimana Kamila bekerja tapi rekaman di tanggal itu tidak ada, karena saat itu CCTV dikabarkan rusak."
"Jika tidak di pabrik cari di sekitar, seluruh jalan atau dimana saja yang ada CCTV-nya."
"Itu dia masalahnya Tuan, disini masih jarang sekali ada CCTV, Selain itu, orang sekitar, bahkan yang menolong Kamila pun tidak ada yang melihat orang-orang itu."
Defandra terdiam tak tahu harus bagaimana lagi mencari keadilan untuk adiknya. Karena selain membalas dendam pada Kamila yang dianggapnya tidak adil, Defandra juga akan membalas orang-orang yang melibatkan Adiknya.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊