KKN Di Kampung Misterius

Mereka berlima kemudian memutuskan untuk mengunjungi Nyai Roro dan mencoba untuk mengontrol sisi buruknya. Mbah Karso memberikan mereka beberapa petunjuk dan strategi untuk menghadapi Nyai Roro.

"Jangan lupa untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan ketakutan," kata Mbah Karso. "Nyai Roro dapat merasakan ketakutan dan itu dapat memicu sisi buruknya."

Wahyu, Bobi, dan Alex saling menatap dengan mata yang penasaran. Mereka merasa bahwa ini adalah tantangan besar, tapi mereka juga merasa ingin membantu desa ini.

"Kita siap," kata Wahyu dengan suara yang tegas.

Mereka berlima kemudian menuju ke rumah Nyai Roro, siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. Ketika mereka tiba di rumah Nyai Roro, mereka melihat bahwa Nyai Roro sedang duduk di ruang tamu dengan mata yang tajam.

"Selamat datang, anak-anak," kata Nyai Roro dengan suara yang dingin.

Mereka berlima saling menatap dengan mata yang penasaran. Nyai Roro memandang mereka berlima dengan mata yang tajam, seolah-olah sedang menilai niat mereka.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Nyai Roro dengan suara yang dingin.

Wahyu, yang telah dipersiapkan oleh Mbah Karso, menjawab dengan suara yang tenang, "Kami ingin berbicara dengan Anda tentang desa ini, Nyai."

Nyai Roro mengangguk, seolah-olah sedang mempertimbangkan permintaan mereka.

"Duduklah," kata Nyai Roro dengan suara yang lebih lembut.

Mereka berlima duduk di sekitar Nyai Roro, siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi. Nyai Roro memandang mereka dengan mata yang tajam, seolah-olah sedang mencari sesuatu.

"Aku tahu kalian memiliki niat baik," kata Nyai Roro dengan suara yang lebih lembut. "Tapi, aku juga tahu bahwa kalian tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di desa ini."

Mereka berlima saling menatap dengan mata yang penasaran. Nyai Roro tersenyum misterius, dan tiba-tiba wajahnya berubah menjadi lebih muda dan cantik.

"Ya, aku memang Kuyang," kata Nyai Roro dengan suara yang dingin. "Dan aku telah hidup selama ratusan tahun, berkat kekuatan Kuyang."

Mereka berlima terkejut dan takut, tidak percaya apa yang mereka lihat.

"Bagaimana mungkin?" tanya Wahyu dengan suara yang gemetar.

Nyai Roro menjelaskan bahwa dia telah membuat perjanjian dengan kekuatan gelap untuk menjadi Kuyang dan mendapatkan kekuatan untuk tetap awet muda.

"Tapi, kekuatan itu juga memiliki harga," kata Nyai Roro dengan suara yang serius. "Aku harus memakan darah manusia untuk mempertahankan kekuatan itu."

Mereka berlima merasa ngeri dan takut, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Apakah mereka akan menjadi korban berikutnya dari Nyai Roro?

Mereka berlima merasa terkejut dan takut setelah mengetahui bahwa Nyai Roro adalah Kuyang. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menghadapi Nyai Roro.

"Kita harus pergi dari sini," kata Dinda dengan suara yang gemetar.

Tapi, Nyai Roro tersenyum dan mengangkat tangannya. "Kalian tidak bisa pergi," kata Nyai Roro dengan suara yang dingin. "Kalian sudah tahu terlalu banyak tentang aku."

Mereka berlima merasa terjebak dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Nyai Roro mulai berjalan mendekati mereka, mata merahnya memancarkan kekuatan gelap.

"Kalian akan menjadi korban berikutnya," kata Nyai Roro dengan suara yang menakutkan.

Mereka berlima segera melarikan diri dari rumah Nyai Roro dan kembali ke losmen dengan hati yang berdebar-debar. Mereka tidak bisa percaya apa yang baru saja terjadi.

"Kita harus berhati-hati," kata Wahyu dengan suara yang serius. "Nyai Roro bukanlah orang biasa."

Mbah Karso sudah menunggu mereka di losmen, dengan wajah yang serius.

"Aku tahu kalian sudah tahu kebenaran tentang Nyai Roro," kata Mbah Karso. "Sekarang, kita harus membuat rencana untuk menghadapi Nyai Roro dan mengalahkan Kuyang."

Mereka berlima saling menatap dengan mata yang penasaran. Apakah mereka dapat mengalahkan Nyai Roro dan menghentikan kekejamannya?