NovelToon NovelToon
VR Immortal: Sekteku Aturanku

VR Immortal: Sekteku Aturanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Menjadi NPC / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dwalkii

Di dunia kultivasi Cangxuan, Han Wuqing bereinkarnasi dari bumi ke dunia kultivasi abadi yang penuh kekuatan dan ketidakadilan.

Setelah berkultivasi selama 10 tahun dengan susah payah, tanpa dukungan apapun. Akhirnya cheat system muncul mewajibkan dia membuat sektenya sendiri.

System aneh yang mengizinkannya memanggil kesadaran orang orang dari bumi, seolah dunia adalah game virtual reality.

Orang-orang dari bumi mengira ini hanya permainan. Mereka menyebutnya "VR immortal".

Mereka pikir Han Wuqing NPC...
Mereka pikir ini hanya ilusi...

Tapi didunia ini— Dialah pendirinya, dialah tuhan mereka. Sekteku Aturanku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwalkii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kencan Yang Berakhir Dengan Formasi

Mereka berjalan berdampingan melewati jalur batu di sisi timur sekte. Pepohonan pinus tinggi mengelilingi mereka, dedaunan menari pelan diterpa angin gunung. Han tampak biasa saja—diam, tenang, pandangannya lurus ke depan.

Tapi di sampingnya, Yue… tidak tenang.

“Ini seperti... kencan?” pikirnya dalam hati.

“Ah tidak tidak tidak, aku salah paham… tapi… tapi dia memintaku keluar. Berdua. Tanpa penjaga. Tanpa tujuan jelas.”

“Apa dia menyukaiku...?”

“…Atau dia hanya ingin bicara hal serius?”

Sementara pikirannya melayang jauh, Han menoleh padanya.

“Yue?”

“Y-ya?!” jawab Yue cepat, matanya membelalak seperti tertangkap mencuri sesuatu.

Han memandangnya sejenak—lalu mengerutkan kening.

“Kenapa wajahmu merah?”

“I-Itu karena... angin!” jawab Yue cepat, menunduk sambil pura-pura membetulkan bajunya.

“Jangan bilang dia menyadarinya... aaaa, kenapa aku jadi begini?! Aku bukan gadis remaja lugu!” pikir Yue, menggigit bibirnya.

Mereka terus berjalan hingga mencapai gerbang luar sekte. Di sana, dunia terasa lebih terbuka. Langit luas membentang, awan bergulung pelan di atas Gunung Seribu.

Han berhenti sejenak, matanya menatap ke ujung langit.

Yue ikut berhenti di sampingnya, jantungnya masih berdebar pelan. Ia tak tahu, Han tengah bersiap memicu sesuatu yang telah lama ia simpan—sesuatu yang akan mengubah segalanya.

Matahari siang mulai condong, menebarkan cahaya keemasan di puncak-puncak batu yang mengelilingi Sekte Yuandao. Jalan setapak dari gerbang utama tampak sepi, hanya dihiasi angin yang menyapu dedaunan dan dua sosok yang berdiri bersebelahan.

Yue Lian berdiri setengah kaku, tangannya terkepal ringan di sisi jubahnya. Matanya menatap Han Wuqing, lalu cepat-cepat mengalihkan pandangan.

“Jadi... a-ada apa, Han?” tanyanya pelan, nadanya datar tapi sedikit gemetar. “Kau mengajakku keluar, apa ada yang perlu kita bicarakan?”

Han berdiri diam sejenak. Pandangannya tak fokus, seperti tengah berbicara dengan pikirannya sendiri. Angin menerpa jubahnya, membuat siluetnya terlihat lebih tinggi dari biasanya.

“Ya,” jawabnya tenang. “Ada yang harus kubicarakan.”

Yue mencuri pandang sekilas. Suara itu. Nada bicara itu. Tenang, mantap... dan hanya digunakan Han saat akan membicarakan sesuatu yang penting.

Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Dalam pikirannya.

“Jangan bilang...Tidak, ini terlalu tiba-tiba.

Tapi tadi dia mengajakku keluar… dan sekarang dia bilang ‘harus bicara’…”

Han menoleh perlahan. Matanya seperti biasa—dingin tapi dalam, seolah menyimpan terlalu banyak rahasia yang tak bisa diucapkan sembarangan.

“Yue…” katanya pelan. “Sebenarnya aku…”

Yue meneguk ludah.

“…Kamu harus tahu.”

Kepalanya langsung menunduk sedikit, wajahnya menegang. Ujung telinganya merah, meski ia paksa tetap terlihat netral. Bahkan angin tak bisa menyembunyikan suara degup dadanya sendiri.

Han melanjutkan dengan nada datar seperti membaca laporan taktis.

“Sekte ini... bukan sekte biasa. Dan aku... bukan ketua generasi pertama.”

Yue mengangkat kepala sedikit. “…Huh?”

“Aku adalah ketua terakhir dari Sekte Yuandao, peninggalan dari zaman purba”

Yue berkedip dua kali, proses transisi di otaknya terdengar hampir seperti: tunggu—apa?

Han tetap meneruskan.

“Dan tadi... aku menyuruh semua murid keluar bukan karena latihan, tapi karena... ada perintah dari salah satu leluhur pendiri sekte. Senior itu akan turun tangan merenovasi struktur bangunan dan inti formasi sekte.”

Yue kini berdiri diam. Wajahnya kosong. Pikiran yang tadinya penuh nuansa merah muda... kini disapu seperti papan tulis yang dilap pakai telapak tangan.

“Jadi… maksudmu...” ujarnya pelan.

Han mengangguk mantap. “Sekte ini akan diperbarui. Dan karena prosesnya cukup dalam, aku diminta menjauh sementara. Aku tak bisa menolak perintah senior.”

“…Begitu ya.”

Ia mengangguk perlahan. Sangat perlahan. Matanya menerawang.

Beberapa detik hening. Angin lewat. Seekor daun gugur menari di antara mereka, seperti mengisi kekosongan dialog.

Lalu, Yue menarik napas. Pelan. Dalam.

“…Aku kira kau akan menyatakan sesuatu.”

Han menoleh.

“Menyatakan apa?”

Yue tidak menjawab. Ia hanya berjalan ke arah batu datar di pinggir jalan dan duduk di sana, memeluk lutut dengan tenang.

Han menyipit. “Kau baik-baik saja?”

“Baik,” jawab Yue.

“Kau yakin?”

Ia menatap lurus ke depan. “Aku hanya… sedang memproses fakta bahwa ternyata aku bukan tokoh utama di kisah ini.”

Han diam sejenak. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia lebih ahli bicara soal formasi atau pil spiritual daripada soal emosi manusia.

“…Aku tahu ini tiba-tiba, tapi aku tak bisa menyembunyikannya selamanya.”

“Memang,” balas Yue datar. “Tapi mungkin… lain kali, gunakan kalimat pembuka yang tidak membuat orang salah paham.”

“…Baik.”

Ia berdiri dan melipat tangannya ke belakang, matanya menatap langit.

“Kalau begitu, kita tunggu saja sinyal dari senior.”

Yue mengangguk pelan.

“…Yah, semoga renovasi sekte ini lebih tahan terhadap konyolnya murid-muridmu nanti.”

Han akhirnya tersenyum kecil. “Akan kuatur begitu.”

Ia berdiri tegap di depan gerbang sekte. Angin lembah meniup ujung jubahnya, sementara Yue masih duduk di batu datar tak jauh dari sana, menatapnya sambil menyilangkan tangan.

Di depannya, panel sistem yang tadi ia tunda... kini bersinar kembali.

[Hadiah Main Quest – Kebangkitan Sekte Yuandao]

→ Aktifkan Sekarang?

Han mengangkat tangan, jari telunjuknya perlahan menyentuh udara.

“Ya.”

Sekejap setelah sentuhan itu—

Tanah bergetar.

Kabut qi yang menggantung di sekitar Sekte Yuandao berpusar pelan, lalu naik ke langit seperti awan yang disedot ke pusaran surgawi. Cahaya keemasan muncul dari balik awan, menyelimuti bangunan sekte satu per satu.

Yue langsung berdiri, matanya membelalak.

“W-woah...”

Kilatan cahaya tak menyilaukan, tapi menembus jauh—seolah menyentuh sesuatu di dasar tanah dan langit sekaligus.

Bangunan Aula Utama di tengah sekte mulai bersinar. Pilar-pilarnya meregang dan meninggi, atapnya menggulung membentuk sudut-sudut yang lebih elegan, dan ornamen naga giok perlahan muncul di tiap sisi atap.

Tak lama kemudian, tanah di sekitarnya merekah pelan—dan jalan setapak baru terbentuk ke empat arah mata angin, memanjang seperti akar pohon surgawi yang menghujam ke tanah.

Yue mundur setengah langkah, menyaksikan bagaimana bangunan-bangunan sekte lain... ikut berubah.

Paviliun Ketua Sekte di utara menjauh pelan, seolah digeser oleh kekuatan tak terlihat, menciptakan jarak aman dari aula utama. Dinding-dindingnya menjadi lebih tinggi, bagian dalamnya kini dipagari aura ilusi—mustahil dilihat dari luar.

“Astaga... senior leluhurmu ini, Han... bukan kultivator biasa,” gumam Yue nyaris tak percaya.

Perpustakaan di sisi timur menyala lembut. Rak-raknya tumbuh dari dalam tanah, menambah tingkat dan memperluas ruang di dalam tanpa mengubah tampak luar. Sebuah lonceng giok muncul di puncak atap—memancarkan aura pengetahuan dan formasi pendeteksi pengintai.

Lalu, di sisi selatan, tanah runtuh perlahan dengan sangat halus. Sebuah ruang bawah tanah luas terbuka di bawah permukaan, lengkap dengan gerbang raksasa dan tangga menuju Aula Kebangkitan.

“Wah... apa itu tadi... ruang bawah tanah?” gumam Yue, kaget.

Di atas tanahnya, arena latihan terbentuk seperti halaman pelatihan sekte militer. Senjata kayu dan boneka latihan bermunculan, dikelilingi dinding setinggi dada dari batu giok putih, dihiasi lambang Sekte Yuandao.

Di barat, asrama murid melebar. Bangunannya kini dua tingkat penuh, tiap kamarnya dilapisi formasi peredam suara dan pelindung spiritual ringan. Balkon-balkon kecil muncul di tiap sisi—tempat pemain bisa melihat ke pusat sekte.

Yue hanya bisa mematung. Ini... bukan pembangunan biasa.

Di luar empat bangunan inti, lingkaran kedua mulai muncul.

Sebuah gedung dengan atap datar dan cahaya merah membara muncul di arah utara luar—Aula Tempa, dengan suara logam berdenting dari dalam seolah sudah berfungsi bahkan sebelum digunakan.

Lalu di arah barat luar, Pasar Sekte terbentuk: puluhan lapak batu bermunculan, ada papan pengumuman kecil, jalan-jalan kecil, bahkan bangku kayu melingkar. Di pinggir pasar, tenda-tenda pengungsi bergetar pelan—NPC mortal menatap ke arah sekte dengan kagum.

Han menatap semua ini dalam diam.

Panel sistem muncul di sampingnya.

[Struktur Sekte Telah Diperbarui]

– Semua Bangunan Lv.1 → Lv.2

– Bangunan Baru: Aula Tempa, Pasar Sekte

– Aktivasi Sistem Produksi: Tempa, Jimat, Alkimia

– Boneka Customisasi Sekte: Tersedia

– Skill Kepemimpinan Host: Lv.2 – Fitur baru terbuka

Han hanya mengangguk tipis.

Yue menatapnya dengan ragu. “Aku masih belum sepenuhnya percaya dengan ceritamu soal kalian ini... sekte kuno atau entah apa tadi. Tapi setelah melihat semua ini... aku percaya satu hal.”

Ia menunjuk ke arah langit, di mana bekas formasi cahaya masih samar-samar berputar.

“Kalau senior yang membantumu ini... Sosok Kultivator Besar”

1
iqbal nasution
semangat
iqbal nasution
mantap
Dhika Dp
bintang lima
Sir Fitz
sekte?
Sir Fitz: enggak si, cuma ga biasa aja dengernya :v
Dwalkii: I-iya..? ada yang salah kah?
total 2 replies
iqbal nasution
oke thor
iqbal nasution
next
Azizah18
semangat thor/Determined//Determined/
Azizah18
DualQi, RedAndWhite?/Slight/
Pelukis Takdir 🎶✨
Up Thorrr/Panic/
Seorang Penulis✍️
gw kasih hadiah Thor satu vote, biar cemunguttt💰🎶💋
Seorang Penulis✍️: Yoi Bray 👌🗿
Dwalkii: Makasih Kawan/Pray/
Senang kalau kamu menikmati novel nya😆
total 2 replies
Seorang Penulis✍️
uhuk... ya benar alat- eh pemain😆🗿💰
Seorang Penulis✍️
Wow, ngeri juga nih 🗿 main komputer didunia kultivasi 🗿🎶
iqbal nasution
mantap
PanGod
Aku mampir thor.

sekteku aturanku. Jadi keinget manhua Invincible at the start/CoolGuy/ Keren, thor! SEMANGAT!
Dwalkii: Wkwk thanks udah mampir(≧▽≦)
Iya, emang vibes-nya agak mirip Invincible at the start, tapi aku justru dapet banyak inspirasi dari manhua This Game Is Too Realistic 😁
Makanya ada unsur VR-nya juga hehe.
Semoga ceritanya makin seru ke depannya! 💪🔥
total 1 replies
Aryanti endah
Luar biasa
Dwalkii: Terimakasih Pujian nya(≧▽≦)
Tinggal Sedikit lagi Menyentuh Bab 20!!
Terus Dukung Novel Ini Ya!!
total 1 replies
Mưa buồn
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Dwalkii: Terimakasih pujian ya!!(≧▽≦)
Aku akan usahakan untuk update cepatnya.
Enjoy membaca yaa!!
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
Dwalkii: Terimakasih atas dukungan mu(≧▽≦)!!
Semoga kamu menikmati ceritanya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!