Ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, dan kelembutan mengikis kekejaman…
Min Yoongi, seorang CEO muda tampan yang dikenal dingin dan kejam, menjalankan bisnis warisan orang tuanya dengan tangan besi. Tak ada ruang untuk belas kasih di kantornya—semua tunduk, semua takut. Sampai datang seorang gadis bernama Lee YN, pelamar baru dengan paras luar biasa bak boneka buatan, namun dengan hati yang tulus dan kecerdasan luar biasa.
YN yang polos, sopan, dan penuh semangat, menyimpan luka mendalam sebagai yatim piatu. Tapi hidupnya berubah saat ia diterima bekerja di bawah kepemimpinan Yoongi. Ketertarikan sang CEO tumbuh menjadi obsesi, membawa mereka ke dalam hubungan yang penuh gairah, rahasia, dan ketegangan.
Namun, cinta mereka tidak berjalan mudah. Yoongi masih terikat dengan Jennie, kekasih cantik nan angkuh yang tidak terima posisinya tergantikan. Sementara itu, Jimin—sahabat Yoongi yang terkenal playboy—juga mulai tertarik pada YN dan bertekad merebut hatinya.
Dibayangi fitnah, d
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angle love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 : Di Antara Tangis dan Tawa
Minggu pertama setelah kelahiran Hana adalah minggu paling melelahkan namun paling membahagiakan dalam hidup mereka.
Jam tidur? Lupakan.
Makan tepat waktu? Mustahil.
Tapi setiap kali Hana menangis lalu tertidur dalam pelukan mereka, semua rasa lelah itu menguap seperti kabut pagi.
**
“Yoongi... popoknya penuh lagi.”
Yoongi menatap YN sambil duduk bersandar dengan mata setengah tertutup.
“Yang terakhir aku kan... sekarang giliran kamu...”
“Tadi kamu cuma pegangin tisu basah,” YN cemberut. “Yang ganti tetap aku.”
Yoongi menghela napas dramatis, bangkit dari sofa, dan dengan wajah seperti hendak menghadapi misi rahasia, ia mendekati Hana.
“Hai, nona kecil... ayo kita selesaikan urusan kotor ini.”
Namun begitu membuka popok, Yoongi langsung meringis dan menjauh sedikit.
“YA TUHAN... kamu makan apa sih di perut ibu dulu?!”
YN menahan tawa, sementara Yoongi tetap mengganti popok itu dengan hati-hati.
Setelah selesai, ia mengangkat Hana tinggi-tinggi dan mencium pipinya.
"Walaupun kamu jahat ke ayah, tapi kamu tetap lucu banget..."
**
Yoongi berubah.
Dulu, pagi-paginya diisi dengan rapat, evaluasi proyek, dan negosiasi keras.
Sekarang, pagi-paginya diisi dengan suara tangis Hana, memasak bubur untuk YN, dan mencuci botol susu.
Dan anehnya, ia tak keberatan.
Justru... ia ketagihan akan ketenangan ini.
“Kenapa kamu lihat aku kayak gitu?” tanya YN suatu malam saat mereka menonton TV, Hana tidur di pelukan YN.
Yoongi menatapnya lama.
“Kamu tahu... aku dulu hidup buat mengendalikan. Kekuasaan. Perusahaan. Orang-orang. Tapi kamu... dan dia... kalian membuat aku ingin melindungi, bukan mengendalikan.”
YN terdiam.
Ia tahu betul perubahan itu nyata.
Yoongi bukan hanya mencintainya... dia juga mencintai peran barunya.
Sebagai suami.
Sebagai ayah.
**
Namun kebahagiaan tak selamanya tenang.
Suatu pagi, Jimin datang dengan wajah muram.
“Ada berita... tentang Seojin.”
Yoongi langsung tegak.
"Apa?"
“Dia keluar dari negeri ini. Bawa anak yang katanya anakmu.
hasil tes DNA yang di bawanya palsu hyung.dia memanipulasi nya"
"ya aku sudah tau tentang itu. aku sudah melakukan tes dna sendiri"
Jimin mengangguk.
“baguslah jika kamu sudah tau semuanya, Kamu dijebak. Semua ini permainan terakhir Seojin sebelum menghilang.”
Yoongi terduduk.
“Bodohnya aku... sempat mengorbankan YN karena percaya dia…aku berjanji pada diriku sendiri Jimin hal itu tidak akan pernah terulang lagi. Yn dan Hana adalah hidupku sekarang jika aku kehilangan mereka bearti aku juga kehilangan kehidupanku"
“Sekarang kamu punya segalanya kembali, hyung,” kata Jimin, menepuk bahunya. “Istrimu. Anakmu. Keluarga yang kamu pilih... bukan yang dipaksakan.”
**
Malam itu, Yoongi memandangi YN yang sedang tertidur sambil memeluk Hana.
Perlahan, ia menyusup masuk di sela mereka.
Lalu memeluk keduanya.
"Aku janji... dari sekarang sampai kapan pun, aku tidak akan melepaskan ini. Tidak akan tertipu lagi. Tidak akan ragu lagi."
Hana menggeliat, membuka matanya yang bulat.
Yoongi tersenyum.
"Selamat malam, putriku. Selamat malam, duniaku..."
**
Matahari musim semi menembus celah jendela besar di ruang tengah, menyinari seluruh ruangan dengan kehangatan lembut. Di atas karpet berbulu abu-abu, Hana duduk di tengah tumpukan mainan dengan ekspresi bingung. Di satu sisi ruangan, YN duduk sambil tertawa kecil memegang camilan favorit Hana, sementara Yoongi berlutut beberapa meter di depannya dengan tangan terentang.
“Hana, ayo ke sini,” panggil Yoongi dengan suara lembut.
“Hana sayang, lihat ayah tuh...” YN tersenyum lebar, memancing perhatian anak mereka yang kini berusia hampir satu tahun.
Hana menatap mereka bergantian. Tubuh kecilnya bergoyang sedikit saat ia mencoba berdiri sendiri. Ini bukan kali pertama dia mencoba—tapi selalu berakhir jatuh kembali ke lantai empuk itu.
Namun hari ini berbeda. Hana menggenggam erat mainan berwarna kuning cerah di tangannya, menguatkan niatnya. Dengan bibir yang terbuka lebar dan tawa kecil yang manis, ia mengambil satu langkah... lalu dua langkah...
Yoongi menahan napas. YN menutup mulut, menahan teriakan kegembiraan.
Langkah ketiga membuat tubuh kecil itu oleng, tapi sebelum terjatuh, Yoongi sudah menyambutnya dengan pelukan hangat dan tawa bahagia.
“Kau berhasil!” serunya, memutar Hana di udara.
YN ikut mendekat dan memeluk keduanya, mata berkaca-kaca.
“Anak kita sudah bisa jalan, Yoongi...”
Yoongi menatap YN, lalu mencium dahinya dengan lembut.
“Anak kita kuat. Sama seperti ibunya.”
**
kenapa gk ada yg nge like yaaa