NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30 Tetap Di Sisinya.

"Aku mohon jangan tinggalkan aku!"

"Aku mohon!" ucapnya yang terdengar lirih dengan matanya yang masih terpejam.

Arfandi merasakan tangan yang sangat dingin itu dan bahkan tubuh Aira yang masih bergetar. Arfandi yang kembali berjongkok dan menggenggam erat tangan itu.

"Aku tidak akan kemana-mana?" ucapnya.

"Kamu jangan takut, aku akan tetap ada di sini? Kamu tidak sendirian Aira," lanjut Arfandi.

Tidak ada respon dari Aira yang mungkin tadi dia memang mengigau, Arfandi masih melihat dari ujung kelopak mata Aira menetes air mata yang sejak tadi tidak berhenti. Arfandi mengusap lembut air mata itu.

Sejak tadi wajahnya tampak sedih melihat apa yang terjadi pada Aira benar-benar mengalami tekanan dan ancaman yang begitu besar.

Beberapa kali Arfandi menghela nafas sangat turut bersimpatik atas semua masalah yang dialami gadis yang berusaha untuk kuat itu. Arfandi kembali memperbaiki selimut Aira dan merapikan anak rambutnya.

Arfandi sudah dapat dipastikan ikut hancur melihat gadis yang dia sukai menderita seperti itu.

Setelah merasa Aira benar-benar sudah tertidur dengan tenang dan barulah Arfandi berdiri dan memang benar apa adanya jika Aira sudah tidur terbukti dari genggaman tangan itu yang sedikit demi sedikit melemah yang sudah bisa terlepas.

Arfandi tidak meninggalkan Aira sendirian melainkan dia mengambil benda-benda yang jatuh di lantai membuat rumah itu seperti kapal pecah.

Arfandi memilih membersihkan kediaman Aira sembari mengawasi Aira apakah sudah terbangun atau tidak. Arfandi juga memasuki kamar Aira yang tidak kalah berantakannya dan mungkin saja Aira mencari alat perekam yang disembunyikan di kamarnya yang tidak tahu kapan Remon melakukan semua itu.

Saat membersihkan kamar itu dan akhirnya Arfandi menemukan benda kecil berwarna hitam itu.

"Kurang ajar!" umpatnya dengan kesal dengan nafas naik turun.

Wajah Arfandi yang menegang tampak memerah yang rasanya ingin sekali menghajar orang yang telah melakukan semua itu kepada Aira.

Bagaimana tidak karena perbuatan orang itu Aira menjadi seperti ini. Tindakan Remon yang benar-benar sangat merugikan Aira yang hampir saja kehilangan nyawanya.

"Kau pikir aku akan melepaskan mu?"

"Kau sekarang berurusan denganku bajingan!" umpat Arfandi dengan penuh amarah yang menggebu-gebu.

"Aku akan membiarkanmu hidup tenang," ucapnya dengan tegas.

Setelah beberapa jam yang akhirnya rumah itu kembali bersih seperti semula. Arfandi memastikan bahwa tidak ada lagi kamera tersembunyi di rumah Aira.

***

Masih jam 5 pagi. Aira yang tiba-tiba saja terbangun dengan membuka mata perlahan yang terasa begitu sangat berat, bagaimana tidak dia terus saja menangis. Rumahnya terdengar begitu sangat sepi sekali yang hanya terdengar suara ayam berkokok di luar.

Entahlah bagaimana tetangga semalaman saat mendengar Aira histeris dan tidak ada satupun yang datang untuk melihat keadaannya.

Aira paling pintar menyembunyikan segala sesuatu yang terjadi padanya. Tetangga mendengarkan suara musik yang kencang dan tidak mendengarkan suara teriakan itu dan bagaimana mungkin orang lain akan curiga terjadi hal buruk pada salah satu tetangga mereka.

Dengan memegang kepala yang terasa begitu berat, Aira yang mencoba untuk duduk.

"Kamu sudah bangun?" Aira melihat ke arah suara yang berasal dari dapur.

Arfandi yang ada di sana. Aira tidak menjawab dan melihat keadaan rumahnya yang kembali rapi.

"Minumlah!" Aira sedikit terkejut ketika mendengar suara yang sudah berasal dari sampingnya dengan Arfandi yang sudah di sampingnya.

"Ambil!" titah Arfandi yang membuat air yang menganggukkan kepala.

Aira sedikit canggung dengan kehadiran Arfandi yang ada di rumahnya. Tetapi dia menyadari jika pria itu semalaman menjaganya.

Aira yang masih minum dengan kedua tangannya memegang cangkir yang tampak begitu gugup dan Arfandi sudah berjongkok di depannya.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Arfandi yang membuat Aira mengangguk.

"Aku sudah melaporkan semua ke kantor Polisi dan sekarang Polisi menangani semua ini. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan pelakunya akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi," ucap Arfandi yang membuat Aira melihatnya.

Aira yang sudah selesai minum dan masih memegang cangkir tersebut dengan tatapan mata yang masih kosong dan terlihat banyak berpikir. Aira juga tampak takut.

"Kenapa?"

"Kamu masih merasa jika bisa menghadapi semua ini?" tanya Arfandi.

"Jika Polisi tahu, orang tuaku juga akan tahu," ucapnya tampak takut.

"Lalu kamu pikir setelah mengalami masalah ini orang tua kamu belum mengetahuinya?" Arfandi bertanya kembali.

"Aira tidak ada lagi yang bisa kamu sembunyikan, kamu sudah cukup bertahan untuk menyembunyikan dan memendam semua sendiri yang bisa kamu lakukan sekarang berbagai cerita kepada keluarga kamu. Kamu harus menghargai mereka yang masih ada dan tidak seharusnya kamu memendam semua ini sendiri!" ucap Arfandi yang sejak tadi sangat lembut berbicara dengan Aira.

"Cara untuk menyelesaikan masalah dengan warga kamu mengetahui dan mereka pasti akan berada di sisi kamu yang akan tidak membiarkan hal ini terjadi!"

Dia berusaha mengimbangi emosi Aira. Agar Aira bisa tenang dan tidak marah-marah. Arfandi hanya ingin wanita yang di depannya itu baik-baik saja dan tidak frustasi akibat permasalahan yang ada.

Arfandi memegang tangan Aira. Dia merasakan dinginnya tangan itu yang mengalahkan air hangat yang baru saja dia berikan.

"Semua akan baik-baik saja Aira. Jangan takut Aira, kamu tidak akan sendiri, percaya padaku. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu dan membiarkan semua ini" ucap Arfandi yang membuat air mata air jatuh.

Arfandi yang memeluk Aira kembali. Arfandi masih merasakan ketakutan dari tubuh bergetar Aira. Aira hampir saja nyaris bunuh diri. Jika dia tidak sadar atas perbuatannya.

Aira sudah sampai ingin menyayat nadinya dan tiba-tiba saja kucingnya melompat dari atas lemari yang menjatuhkan vas bunga dan suara pecahan yang sangat kuat itu membuat Aira sadar dan ketakutan seperti orang gila yang menjatuhkan pisau itu.

Sekarang dengan keberadaan Arfandi di dekatnya yang pasti sudah jauh membuat dia lebih tenang. Apa yang dikatakan Arfandi benar, jika tidak ada yang harus dia takuti saat ini.

**

Arfandi tadi meninggalkan Aira sebentar, dia hanya ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan yang memang kulkas Aira tampak kosong dan bahkan adapun makanan yang ada di sana sudah begitu sangat lama.

Saat masuk ke rumah Arfandi tidak melihat wanita itu yang biasanya berada di sofa hanya sekedar menenangkan diri karena Aira tidak berani ke kamar yang dia mengetahui ada kamera di kamarnya.

Walau sudah mengatakan menemukan kamera itu tetap saja Aira yang masih trauma.

"Kemana dia?" tanya Arfandi yang meletakkan dua kantong plastik putih itu di atas meja.

Arfandi melihat ke arah pintu samping yang ternyata menuju teras. Wanita yang dicarinya ternyata ada di sana yang duduk salah satu kursi tampak termenung.

Arfandi melangkah ingin menghampiri Aira, namun langkahnya tiba-tiba saja terhenti.

"Sebaiknya aku memberikannya waktu. Ini tidak mudah untuk Aira, biarkan Aira menenangkan diri sebentar," ucap Arfandi yang tidak jadi mendekati Aira.

Arfandi memilih untuk memindahkan seluruh apa yang dia beli ke dalam kulkas. Tetapi matanya sesekali menoleh ke arah Aira. Dia tetap mengawasi wanita yang dia cintai itu sembari tangannya bekerja.

Arfandi sama sekali tidak masalah melakukan hal itu. Lagian Aira juga tidak memiliki bahan makanan di rumahnya. Arfandi tidak akan miskin jika membelikan semua itu dan jika meminta izin kepada Aira maka Aira akan menolak.

Bersambung...

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!