Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.
Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.
Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.
Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?
Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Lepas Kontrol
❤️❤️❤️
Perhatian para tamu yang berada di sisi arena
dansa kini beralih sesaat pada kemunculan
Raya dan Ansel. Dengan tenang dan percaya
diri Ansel menggengam erat tangan Raya yang
terlihat begitu anggun dan mempesona dalam
balutan gaun pestanya yang menampilkan
segala keindahan dirinya dari ujung rambut
sampai ujung kaki.
Mata Aaron dan Lucas seketika terfokus pada
sosok Raya, mereka tidak menduga kalau gadis
itu akan turun ke arena dansa. Semua mata kini berfokus seluruhnya pada penampakan Raya
yang begitu berbeda dan istimewa baik dari
segi fisik maupun penampilan nya. Kulitnya
yang sebening porselen tampak berkilau indah
di bawah kilatan lampu lighting yang memukau.
Tiba di tengah arena untuk sesaat keduanya
tampak saling melihat sedikit canggung. Ansel
terlihat gugup karena terlalu excited dengan
semua kenyataan ini, dia benar-benar tidak
menyangka bisa turun ke arena dansa ini
bersama dengan bidadari nya Putra Mahkota.
"Maaf kakak ipar.. bolehkah.."
Ansel tersenyum seraya mengangkat tangan
kanannya meminta izin untuk menggengam
jemari Raya. Perlahan Raya mengangkat tangan
dan kini jemari tangan Ansel bertautan dengan
jemari halus lembut Raya yang terlihat sedikit
tegang dan ragu untuk bersentuhan dengan
Ansel yang jelas-jelas bukan muhrimnya itu.
Tuhan.. maafkan hamba yang terlalu lemah ini..
Hamba tidak bisa mengendalikan diri.. Hanya
karena tidak sanggup menerima kenyataan..
Lirih Raya dalam bathin nya sambil kemudian
mulai mengambil posisi badan sedikit merapat
ke dekat Ansel saat tangan kiri pria menawan
itu mulai melingkari pinggang rampingnya
dengan gugup dan tegang, terlihat sekali dari
wajah pria itu yang memerah. Ini sesuatu yang
baru di alami Ansel, merasakan nervous dan
tegang saat berada dan menyentuh seorang
wanita. Selama ini dia adalah penakluk wanita.
Mata mereka saling menatap mengirimkan
sinyal bahwa keduanya siap untuk memulai
gerakannya. Dan detik berikutnya mereka
mulai bergerak seirama. Untuk beberapa
saat gerakan Raya masih terkesan kaku.
"Rileks kakak ipar.. fokuskan dirimu pada apa
yang sedang kita lakukan sekarang. Aku tidak
akan macam-macam..Kau adalah milik kakak
sepupuku.."
Ohh.. jadi Ansel ini saudara sepupu Aaron.?
Bibir Raya mengulas sedikit senyum gusar.
Pasangan lain tampak melirik dan melihat ke
arah mereka, terutama dua pasang mata yang
kini mulai memanas melihat tubuh indah Raya
sudah berada dalam penguasaan Ansel.
"Kenapa kalian tidak mengatakan dari awal
tentang semua kenyataan ini. Kalian sengaja
merahasiakan semua ini dariku."
Raya mulai mencecar Ansel di tengah gerakan
dansanya yang mulai bisa mengimbangi Ansel.
Dan segala kemampuan nya sedikit demi sedikit
dia keluarkan untuk menyeimbangkan gerakan
mereka berdua.
"Tidak ada yang di rahasiakan. Aku pernah
bilang kau akan mengetahui semuanya secara
perlahan agar tidak terkesan di paksakan.!"
"Ini semua kenyataan yang terlalu besar, aku
tidak akan mampu bertahan untuk ini.!"
"Mau tidak mau kau harus menerima nya.!"
"Tapi aku tidak akan bisa menjalani semua
ini dengan mudah.!"
"Kau hanya harus menjalani semua ini sampai
perjanjian itu selesai.. setelah itu merapat lah
padaku..Maharaya.."
Raya terhenyak mendengar perkataan Ansel
yang begitu lugas dan tanpa basa-basi. Pria
ini menyatakan harapan dan perasaannya.
Mata mereka saling menatap kuat, tatapan
Ansel tampak penuh keyakinan berbeda
dengan Raya yang terlihat mengambang.
"Tolong perhatikan ucapanmu Tuan Ansel.
Kita baru saja bertemu beberapa kali."
"Aku tidak butuh waktu lama untuk mengenali
seorang wanita yang istimewa seperti mu.
Kau memiliki hati yang tulus dan bersih.!"
"Cukup Tuan Ansel.. jangan membual lagi.!"
"Aku tidak suka membual. Aku orang nya to
the point..! Kau bisa melihat kesungguhan ku."
"Sudah hentikan..!!"
Raya memutar tubuhnya, gerakan tariannya
kini mulai keluar seluruhnya membuat Ansel
tersentak sesaat namun secepatnya dia segera mengimbangi gerakan wanita itu. Musik semakin menghentak, dan emosi Raya semakin berkobar
seolah tersiram oleh satu dorongan hebat yang
tidak di mengerti nya.
Fakta bahwa dirinya saat ini adalah istri
seorang pangeran yang hanya ada di belakang
layar saja dan memiliki tugas untuk memberinya keturunan semata, sangat mengoyak perasaan terdalamnya. Lalu apa bedanya dia dengan
gundik..?? Tidak ! ini terlalu menyedihkan
sekaligus rendah bagi dirinya, dia tidak akan
bisa menerima semua kenyataan ini.
Musik yang mengiringi kini sudah beralih pada
lagu baru yang berirama slow namun bernada
sedikit keras dan menghentak hingga emosi
Raya kembali terpercik. Lagu Drip Drop dari
Safura ..mengalun syahdu di bawakan oleh
seorang penyanyi dengan penuh penjiwaan
dan semangat yang berkobar-kobar.
Gerak tarian Raya dan Ansel semakin dinamis,
satu hentakan, satu irama, serasi dan terlihat di
penuhi oleh emosi hingga terkesan menggelora.
Pasangan lain tampak mulai tersisih satu persatu.
Mereka minggir ke sisi arena saat pasangan itu
melakukan gerakan yang lebih lincah, indah dan
memukau.
Tubuh Raya berputar dan meliuk-liuk kemudian melakukan gerakan yang membuat semua
pasangan lain berhenti total dari gerakan
dansa nya, berdiri mematung di pinggir arena
dengan tatapan terfokus pada sosok Raya saat
dia melompat dan meliukkan kembali badannya menguasai arena. Gerakannya semakin lama
semakin cepat. Emosi Raya benar-benar keluar,
larut dalam setiap gerakannya yang indah dan memukau hingga dia tidak peduli apapun.
Pandangan Aaron dan Lucas mengunci sosok
mempesona itu. Mereka tidak menduga kalau
wanita itu ternyata mahir berdansa dan terlihat
sekali sangat menguasai arena dengan emosi
dan penjiwaan yang penuh serta gerakan lihai,
lincah, terlatih dan profesional. Asap putih kini
membumbung memenuhi arena dansa hingga
membuat suasana tampak lebih romantis di
tambah permainan lighting yang super canggih.
Semua mata saat ini menatap terkesima pada
sosok cantik jelita yang sedang melakukan
gerakan indah dan menakjubkan di tengah
arena dansa. Ansel sendiri di buat takjub dan
hampir kewalahan mengimbangi gerakan Raya
yang semakin lama semakin di luar jangkauan.
Sorot mata Aaron yang dari tadi sudah berkobar
oleh api panas membara kini sudah tidak bisa
di padamkan lagi. Tubuh nya sudah terbakar
oleh satu dorongan perasaan yang dia sendiri
tidak mengerti apa itu.
Saat dia melihat tangan Ansel terayun untuk
menarik kembali lengan Raya agar merapat
padanya, secepat kilat dia maju ke tengah
arena menyambar tangan Raya kemudian
dalam gerakan cepat berirama dia membelit
pinggang rampingnya dengan kuat.
Raya terkesiap saat menyadari kini dirinya ada
dalam pelukan kuat pria yang sudah membuat
jiwanya terbakar emosi yang meluap-luap. Mata
mereka terpaut kuat, saling mengunci satu sama
lain berusaha masuk ke kedalaman masing-
masing, seolah ingin menyampaikan rasa yang
kini sedang menggebu dan menggelora.
"Kenapa tidak mengatakan segalanya dari
awal, kau sengaja melakukan semua ini ?"
"Kau tahu atau tidak, itu tidak akan ada
pengaruhnya pada posisimu.!"
"Ya tentu saja.! Aku hanyalah rumput liar
yang tidak sengaja menghalangi jalanmu.!"
"Terima saja yang sudah aku tetapkan, maka
semuanya akan berjalan baik-baik saja.!"
"Kau terlalu menganggap mudah segala hal.
Bahkan harga diriku sudah tertelan habis oleh
sikap angkuh dan arogansi mu.!"
"Aku hidup dengan aturanku sendiri. Tidak ada
seorang pun yang bisa mengaturku.!"
Raya memutar tubuh nya berusaha untuk keluar
dari arena ini tapi Aaron menangkap kembali
pinggang nya hingga tubuh mereka merapat
masih dalam rentak irama lagu yang semakin memuncak dengan gema musik yang mampu
membangkitkan emosi.
Pasangan lain kini sudah kembali ke arena.
Ansel berpasangan dengan Catharina yang
terlihat menatap tidak nyaman pada Aaron
dan Raya yang semakin lama semakin tampak
larut dalam posisi tubuh yang sangat intim.
"Jangan berharap lebih pada pernikahan ini.
Kau sudah tahu posisimu sedari awal. Ada
wanita lain yang sudah di siapkan untuk hal
yang lebih penting dalam perjalanan ini.!"
Kembali Aaron berbisik di daun telinga Raya.
Ada rasa sakit yang membelah hati dan jiwa
Raya, mata mereka kembali bertemu panas,
gelora emosi di dalam diri Raya kini kembali
menggebu membuat gerakannya kian ekstrim
dan menjelang akhir lagu mereka melakukan
gerakan yang terlihat semakin lincah dan indah
dengan hentakan yang terbawa emosi.
Tangan kiri Aaron menggenggam pergelangan
tangan Raya yang kembali melakukan gerakan
berputar cepat seraya melengkungkan badannya
ke belakang kemudian dia melompat lincah ke
atas pangkuan Aaron dan berputar bersama
di iringi tepuk tangan gemuruh seluruh hadirin
yang terpukau melihat semua gerakan Raya.
Dada Raya menempel ketat di dada Aaron,
sedang posisi kaki jatuh menjuntai ke bawah
dengan wajah yang saling bertemu, hidung
mereka menempel satu sama lain. Mata
mereka saling menatap kuat. Cairan bening
itu kini turun tidak tertahan lagi membasahi
wajah cantik Raya yang memerah membuat
tatapan Aaron semakin kuat dan dalam.
Semua orang saat ini sedang menganga, terpaku
di tempat melihat mereka berdua dan menyadari
satu kenyataan bahwa pasangan ini ternyata
yang paling serasi dan cocok dari pasangan
lainnya. Mereka berdua tampak begitu menyatu, seimbang, saling melengkapi satu sama lain.
Lagu berakhir dengan indah..Posisi tubuh Raya
dan Aaron masih seperti tadi, tubuh Raya berada
dalam pangkuan Aaron, saling menatap kuat,
keduanya saat ini seakan melayang ke angkasa
saling menikmati pancaran pesona wajah masing-masing. Dan Saat ini lighting tampak
meredup dengan kilatan lampu penuh suasana romantis. Perlahan dan sedikit gemetar bibir
Aaron mendekat ke bibir Raya yang masih
menatapnya kuat, mencoba menstabilkan
napas dan emosinya.
"Aku hanyalah wanita rendahan Yang Mulya..
Jangan nodai keagungan mu dengan mencari
kenikmatan sesaat dari bibirku..!"
Raya berucap pedas begitu bibir Aaron hampir
saja menyentuh bibirnya. Aaron membeku, Raya
turun dari pangkuan nya, kemudian dia melirik
sekilas kearah Ansel dan Catharina yang sedang menatap dirinya. Dengan sikap hormat dan penuh kesantunan dia membungkuk di hadapan Aaron
yang masih membeku, menatap tajam wajah
Raya yang masih menyisakan lelehan air mata.
Dengan gerakan cepat Raya berbalik kemudian
berlalu pergi dari arena dansa di iringi tatapan
puluhan pasang mata yang masih terpesona
padanya. Tak ada keinginan lagi bagi Raya
untuk berada di dalam pesta ini. Dia keluar
dari ruangan pesta tersebut dengan derai air
mata yang kini tumpah seluruhnya.
***
Malam semakin larut, udara dingin terasa
semakin menusuk kulit saat Raya berdiri di
pinggir geladak, mencoba mencari angin
sekedar ingin menenangkan dirinya. Saat ini
dia sudah berganti pakaian dengan gaun malam panjang yang membungkus seluruh tubuhnya. Aneh..rasa sakit itu masih saja terasa. Namun sesungguhnya kalau di pikirkan apa yang harus
dia tangisi. Nasib buruk nya.? sudah jelas dari
awal nasib baik memang tidak berpihak pada
dirinya, sejak awal dia memang sudah sial.
Tidak..!! Tuhan tidak akan pernah menyesatkan
umatnya. Apa yang terjadi padanya sekarang
memang kehendakNya.. Dia hanya harus
menerima dan menjalani nya dengan ikhlas.
Raya menarik nafas dalam-dalam, mencoba
untuk membuang ganjalan dalam dadanya.
Dia harus kuat, apapun yang akan di alaminya
nanti semuanya semata-mata rencana Tuhan.
"Apakah anda butuh teman Nona sekretaris.?"
Raya tersentak, dengan cepat dia melirik ke
arah samping, di sana pria elegan yang sangat
menawan dengan segala daya pikatnya telah
berdiri sambil tersenyum manis kearahnya.
"Tu-Tuan Lucas.. Sedang apa anda di sini.?"
"Aku sedang mencari angin dan ketenangan.!"
Raya melirik sekilas, kembali menatap lurus
ke depan, menembus pekatnya kabut malam
yang sangat tebal menyelimuti hamparan laut
lepas yang terbentang di depan mata. Lucas
melirik Raya, menatap keseluruhan diri wanita
itu dari samping yang terlihat begitu sempurna.
Jiwanya semakin meronta, apapun caranya
dia harus mendapatkan wanita ini baik itu
dengan cara nyata ataupun dengan cara lain.
"Sudah lama bekerja pada Putra Mahkota.?"
Jantung Raya kembali seakan terhantam benda
keras, sesak seketika. Putra Mahkota.. Hahaa..
iya benar. Bosnya itu sejati nya adalah seorang Pangeran yang telah di nobatkan sebagai Putra Mahkota, sang penerus tahta kerajaan.
"Belum Tuan.. baru beberapa hari saja."
"Oohh.. pantas saja, sebelumya aku belum
pernah melihatmu di sekitar nya.!"
"Sebenarnya ini cukup berat.."
"Kalau begitu berhenti saja. Dan datanglah
padaku, ada posisi bagus yang aku siapkan
dan sangat cocok untuk mu !"
Raya melirik kearah Lucas yang juga sedang
menatapnya tajam. Pancaran gelap itu kini
mulai berkilat mengurung seluruh dirinya
membuat Raya merasakan tidak nyaman dan
ada hawa dingin yang kini menerpa tubuh nya.
"Posisi apapun tidak akan cocok untukku
Tuan kalau aku tidak menginginkan nya.!"
"Jadilah istriku Nona Sektretaris..!"
DEG !
Raya terhenyak, matanya membulat sempurna.
Apa laki-laki ini sudah kehilangan kewarasan ?
Mereka bahkan baru bertemu beberapa kali saja.
Tapi dia sudah berani mengatakan hal di luar
nalar dan tidak masuk akal.
"Tuan Lucas.. mohon koreksi lagi perkataan
anda barusan.!"
"Kenapa, kau pikir aku mengigau.?"
"Maaf Tuan Lucas.. untuk saat ini saya tidak
membutuhkan posisi apapun. !"
"Tidak perlu terburu-buru. Aku akan memberi
waktu selama yang kau butuhkan.!"
Mata mereka saling bertemu, kali ini aura
gelap itu sirna. Yang ada hanya tatapan mata
yang penuh kelembutan dan memikat. Raya
memalingkan wajahnya dengan cepat, semua
ini gila, semuanya tidak masuk akal.
"Tolong..anda jangan membuang waktu hanya
untuk sesuatu yang tidak penting, permisi Tuan
Lucas..selamat malam."
Raya menundukkan kepalanya sedikit setelah
itu dia berlalu pergi dari hadapan Lucas yang
menatapnya dengan seringaian penuh arti.
"Maharaya..kau adalah pasangan yang paling
sesuai untukku. Apa yang aku miliki sekarang
akan semakin sempurna dengan percikan api
gairah yang kau berikan pada tubuhku.!"
Desisnya dengan seringai aneh yang lagi-lagi
menguarkan aura gelap nan mencekam..
***
Happy Reading...
pasti lebih seru