Apa dasar dalam ikatan seperti kita?
Apa itu cinta? Keterpaksaan?
Kamu punya cinta, katakan.
Aku punya cinta, itu benar.
Nyatanya kita memang saling di rasa itu.
Tapi kebenarannya, ‘saling’ itu adalah sebuah pengorbanan besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episot 30
Teman-temannya Puja di divisinya bingung dan terus saling melempar pandang.
Kubikel Puja berulang kali ditatap mereka dengan perasaan tak tenang. Kursinya masih kosong, pemiliknya belum juga datang setelah waktu tepat masuk kerja terlewat satu jam lalu.
Sehubungan dengan kejadian semalam di kedai seafood, mereka jadi cemas dan mulai berasumsi yang tidak-tidak.
"Apa dia dibawa Pak CEO? Kudengar beliau juga belum datang sampai sekarang?" Si paling centilーLila, mengemukakan asumsinya.
"Bisa jadi." Satu menyetujui. "Puja kan cantik. Wanita-wanita yang dibawa Pak Kavi aja kalah.”
"Entahlah."
"Aku jadi cemas. Semoga dia gak jadi korban."
"Siapa yang kalian maksud jadi korban?!"
Suara Jimmy Ardana tiba-tiba membelah ruang, menginterupsi percakapan yang terjalin. Sontak membuat semua manusia di ruangan itu kelabakan.
"Ng-nggak ada, Pak Jimmy." Bu Riska, sebagai manager team menjawab gagap. Segera dia memberi kode pada anak-anaknya untuk kembali fokus pada gawai dan berkas-berkas yang berserak di atas meja.
Jimmy mendesah kasar menyikapi mulut-mulut gatal dan tingkah konyol para bawahannya. Tapi dia juga penasaran dengan yang sedari tadi dibicarakan teman-teman Puja tersebut.
Mengingat wanita cantik itu, beberapa menit yang lalu dia diberitahu Aji Manggala bahwa Puja dan Kavi sedang berbulan madu.
Demi Tuhan, Jimmy terkejut setengah mati mendengar kabar itu, langsung kesetrum seperti disambar gledek.
"Jadi mereka sudah menikah? Pantas saja Kavi terus-terusan kasih tatapan horor, sudah seperti mau menelan saja." Jadi merasa ngeri sendiri membayangkan itu.
Dengan pertemuan sesingkat itu pagi tadi sebelum rapat, Aji menjelaskan padanya secara detail mengenai alasan pernikahan Kavi dan Puja dirahasiakan dari publik. Sekarang setelah tahu semuanya, Jimmy juga disumpah untuk bersikap pura-pura tak tahu apa pun.
Semua dilakukan demi nama baik Manggala Group, saat perceraian itu terjadi. Tapi tentu harapan Aji sebagai ayah dan mertua, tidak ingin anak dan menantunya sampai berpisah, terlebih dia sangat menyayangi Puja.
"Jadi hanya satu tahun ... bagaimana bisa ada pernikahan semacam itu?" Jimmy sungguh tidak habis pikir. “Di saat semua orang mendamba pernikahan terjadi, lainnya ingin langgeng dan bahagia, mereka malah membuat kesakralan itu seperti lelucon. Orang-orang kaya macam mereka sungguh di luar nalar."
Kepalanya menggeleng-geleng.
"Tapi ... istilah bulan madu itu ... apa artinya?" Kali ini Jimmy mengernyit kening. "Bercinta yang banyak lalu bercerai, begitukah?"
Ah, dia jadi pusing sendiri.
Sampai kemudian pria itu tersadar jika sikapnya mengundang tatapan aneh orang-orang di divisi pimpinan Riska. Pasang-pasang mata yang berpura-pura fokus pada pekerjaan, menanggapinya yang pletat-pletot [mungkin] seperti menemukan sisi lain dalam dirinya. Sisi yang memalukan.
Jimmy lupa jika dirinya masih berada di tempat itu, padahal tadi dia sudah berniat akan langsung pergi. Nyata yang terjadi malah tertahan hanya karena melihat foto Puja di meja kerjanya.
"Argh, sial!"
Sebelum mereka semua menganggap dirinya gila, segera Jimmy berbalik dan pergi dari tempat itu. Malu setengah mati. Ketahuan kan jika dirinya yang tanpa cela ternyata bisa berbuat konyol.
...*****...
"Gimana ini, Kavi ... aku malu banget sama Mama." Puja terus saja berkeluh, mondar- mandir dengan hanya mengenakan kemeja putih Kavi yang dia pakai secara sembarang sesaat setelah panggilan video ditutup mama mertua.
"Kalo gitu lanjutin kegiatan kalian. Mama akan telpon Papa dulu untuk mengabarkan kalau kalian baik-baik aja.”
Kalimat penutup Bening membuatnya makin tak tenang, meresahkan.
"Apakah Mama akan cerita juga sama Papa tentang kita ini?"
Di sofa bersilang kaki, Kavi malah terkikik menanggap kelakuan istrinya itu.
Dia berdiri lalu melangkah mendekati Puja "Udah sih, biarin aja. Gak ada yang salah, kita malah buat mereka bahagia, 'kan?"
"Tapi, Kavi ...ーHey!!"
Malas membahas lagi, Kavi malah menarik lalu membawa Puja ke tempat tidur, menguncinya dengan pelukan erat, kakinya sampai ikut terlibat.
"Kavi!"
"Hmm."
"Kita harus pulang! Jangan kayak gini, plis ....”
Bukan Kavi jika mudah menyanggupi, dia adalah raja dominan, siapa bisa mengatur. "Jangan gerak terus. Kita baru aja berbaikan kayak ini setelah banyak tahun berlalu sama ketegangan."
Kalimat itu membuat Puja berhasil diam, memikirkan itu, lalu mengguman, "Kamu bener. Aku bahkan masih gak percaya kita bisa sampe begini.”
Bayangan wajah ketus Kavi daat SMA terpampang di pelupuk mata, berbanding jauh dengan Kavi yang memeluknya sekarang.
Namun detik berikutnya, saat perasaannya tenggelam dalam masa lalu, wajah Bening berkelebat tiba-tiba di kepala dan membuat buyar semua nostalgia. Puja menelan ludah.
Membayangkan ibu dan ayah mertua saling berbisik berbagi cerita soal hal intim dan memalukannya dengan Kavi, seperti berlari tanpa pakaian di tengah keramaian.
"Lepasin, Kavi!"
Membuat pria itu terkejut, tubuh yang dipeluknya meronta keras ingin melepaskan diri.
"Kenapa?"
"Kita harus pulang."
"Nggak mau!" tolak Kavi, kembali menguatkan pelukannya.
"Kavi!"
Tidak peduli, Kavi terus menahan Puja dalam kuasa.
"Lepasin gak! Aku mau mandi."
Yang terakhir barulah berhasil membuat sinyal malas di kepala Kavi langsung merah.
Dia melepas kuncian, lalu bangkit dan turun dari ranjang dengan semangat. "Ayo!" tangannya terjulur pada Puja, senyumnya penuh sirat. "Mandi bersama.”
Memicu ledakan kejut di kepala Puja. "Kamu!”"
"Kita lagi berbulan madu, Sayang. Mandi bersama akan memperkuat hubungan yang baik. Ayo!"
Dua pundak Puja langsung lemas. Ternyata itu yang ada di kepala si berengsek.
Semalam saja perbuatan lelaki itu membuatnya seperti lumbukan kain, lemas tak berdaya. Walau sama-sama menginginkan, tapi Puja cukup kesulitan mengimbangi. Kavi seperti memiliki kekuatan setara Brontosaurus.
"Ya, brontosaurus," gumamnya lemas.
"Apa kamu bilang?!"
perjalanan dan ekspansi bisnis mungkin bisa jadi pembelajaran juga buat pembaca..
tetaplah berkarya dan menjadi yang terbaik.. 👍👍😍🙏
jadi lupakan obsesi cintamu puja..
ada jim dan jun, walaupun mereka belum teruji, jim karena kedekatan kerja.. jun terkesan memancing di air keruh..