NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Amrita Blanco

Nikah Paksa Amrita Blanco

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:52.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Amrita Blanco merupakan gadis bangsawan dari tanah perkebunan Lunah milik keluarganya yang sedang bermasalah sebab ayahnya Blanco Frederick akan menjualnya kepada orang lain.

Blanco berniat menjual aset perkebunan Lunah kepada seorang pengusaha estate karena dia sedang mengalami masalah ekonomi yang sulit sehingga dia akan menjual tanah perkebunannya.

Hanya saja pengusaha itu lebih tertarik pada Amrita Blanco dan menginginkan adanya pernikahan dengan syarat dia akan membantu tanah perkebunan Lunah dan membelinya jika pernikahannya berjalan tiga bulan dengan Amrita Blanco.

Blanco terpaksa menyetujuinya dan memenuhi permintaan sang pengusaha kaya raya itu dengan menikahkan Amrita Blanco dan pengusaha itu.

Namun pengusaha estate itu terkenal dingin dan berhati kejam bahkan dia sangat misterius. Mampukah Amrita Blanco menjalani pernikahan paksa ini dengan pengusaha itu dan menyelamatkan tanah perkebunannya dari kebangkrutan.

Mari simak kisah ceritanya di setiap babnya, ya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 Kabar Mengejutkan

Tampak Denzzel Lambert berjalan masuk ke dalam ruangan tengah bungalow sembari membawa kantung plastik berisi kotak makanan dari mandor Tobin.

Rupanya Denzzel tidak sendirian, dia datang berdua bersama mandor Tobin, orang kepercayaan di tanah perkebunan Luhan.

Denzzel berjalan menghampiri ruangan dimana Amrita dan dua sepupunya berada disana.

Sorot mata Denzzel menatap serius ke arah Amrita yang terisak-isak menangis.

"Amrita...", panggilnya lalu berjalan mendekat ke arah kursi malas.

Denzzel berjongkok di dekat kursi malas, tempat Amrita duduk dengan terisak-isak.

"Ada apa denganmu, kau menangis ?" tanyanya bingung.

Amrita tersentak kaget ketika dia melihat kedatangan Denzzel di bungalow.

"Ke-kenapa kau kembali, bukannya kau pergi ke tanah perkebunan Luhan ?" tanyanya seraya menyeka sudut matanya yang berair.

"Ya, aku baru saja kembali dari tanah perkebunan Luhan karena mandor Tobin memberitahukan bahwa ada sesuatu terjadi di sana, jadi aku segera pergi kesana", sahut Denzzel.

"Apa yang terjadi disana ?" tanya Amrita tertegun diam.

Denzzel sempat tertunduk diam lalu menoleh ke arah mandor Tobin kemudian dia berpaling pada Amrita.

"Ada kabar yang kurang mengenakkan terjadi disana, aku tidak ingin memberitahukannya, tapi kau adalah pemilik tempat ini maka aku wajib mengatakan padamu", sahutnya.

"Katakanlah padaku yang terjadi disana !" kata Amrita.

"Ada kabar bahwa salah satu pemetik buah di tanah perkebunan ditemukan tewas keracunan ketika dia hendak menyantap makanan dari kantin", sahut Denzzel.

"Apa ???" tanya Amrita tersentak kaget langsung berdiri tegak dari kursi malasnya tanpa menyadari bahwa kakinya masih sakit dan diperban.

"Amrita, tenanglah, lihatlah kakimu masih sakit !" sahut Denzzel terperanjat kaget saat dia melihat Amrita berdiri dari kursi malasnya sembari berpegangan pada Poppy.

"A-aku baik-baik saja, jangan pikirkan tentangku, katakan padaku siapa yang tewas di perkebunan dan bagaimana bisa itu terjadi", kata Amrita.

"Ya, kami pikir itu adalah kecelakaan murni tak sengaja tapi setelah kami memanggil polisi kemari, ada sesuatu yang ganjil ditemukan pada pemetik buah yang tewas", sahut Denzzel.

"Sesuatu apakah itu ?!" tanya Amrita terlihat cemas.

"Ada unsur kesengajaan pada tewasnya salah satu pemetik buah di tanah perkebunan Luhan, sepertinya dia sengaja dibunuh oleh seseorang, tapi belum ada bukti yang mengarah kesana", sahut Denzzel.

"Ba-bagaimana semua cerita bisa berubah menjadi kasus pembunuhan ?!" ucap Amrita terkaget-kaget.

"Bukti mengarah pada racun yang ada dimakanan kantin, namun setelah di check oleh polisi, tidak ditemukan racun pada makanan lainnya di kantin", sahut mandor Tobin menyela pembicaraan.

Amrita memalingkan mukanya kepada mandor Tobin dengan ekspresi wajah semakin kebingungan.

"Racun ?!" tanyanya bertambah kuatir.

"Ya, racun, tapi racun ini sangat halus, tidak mudah terdeteksi pada makanan, baru ditemukan oleh polisi sekitar dua jam", sahut mandor Tobin.

"Astaga, Tuhanku !?" ucap Amrita terperangah kaget.

"Aku datang menjemput bos, awalnya karena dia akan melihat perkebunan Luhan yang akan panen, tapi dua jam sebelumnya, aku tidak tahu kalau ada pekerja yang tewas", sahut mandor Tobin.

"Mandor Tobin baru datang ke bungalow karena dia hendak menjemputku sekalian dia memberitahukan padaku bahwa ada pekerja disana yang tewas keracunan", kata Denzzel.

"A-aku akan melihatnya, siapa yang mati disana karena i-ini tanggung jawabku", sahut Amrita gelisah.

"Tenanglah, Amrita !" kata Denzzel. "Semua telah teratasi disana, dan mereka telah mengurus jasad pemetik buah yang tewas itu di tanah perkebunan Luhan", sambungnya.

"Bagaimana aku bisa tenang sedangkan tanah perkebunan merupakan tanggung jawabku", kata Amrita.

Amrita berusaha memaksa pergi namun Denzzel, suaminya menahannya agar dia mengurungkan niatnya itu.

Keduanya saling berpandangan satu sama lainnya, rupanya Amrita bersikeras pergi dari bungalow, untuk melihat ke tanah perkebunan Luhan dimana terjadinya peristiwa tewasnya salah satu pekerja disana.

"Tidak bisa, aku harus melihatnya disana, ini merupakan tanggung jawabku, dan aku harus bisa memastikannya dengan baik", ucap Amrita.

"Lihatlah keadaanmu sekarang, bagaimana kita bisa mencapai tanah perkebunan Luhan dengan cepat sedangkan kau berjalanpun susah, Amrita", sahut Denzzel.

"Tapi aku harus tetap pergi kesana !" ucap Amrita.

"Amrita...", sahut Denzzel terdengar putus asa dengan sikap keras Amrita.

Denzzel menoleh kepada mandor Tobin seperti dia ingin mencari jawaban atas sikap keras Amrita.

Namun mandor Tobin justru mengangguk cepat seakan-akan dia menyetujui kemauan dari Amrita untuk pergi ke tanah perkebunan Luhan.

"Biar kalian berdua naik sepeda motorku kesana, aku akan menelpon pekerja lainnya untuk membawa kendaraan ke bungalow, kalian pergilah terlebih dahulu, baru aku akan menyusul kesana", ucapnya tegas.

"Tapi...", kata Denzzel seperti keberatan.

"Kumohon padamu, Denzzel !" ucap Amrita sembari menarik tangan suaminya agar dia mau mendengarkan permintaan Amrita.

Denzzel tak kuasa menolak keinginan Amrita agar dia membawanya pergi ke tanah perkebunan Luhan.

"Baiklah, kita pergi kesana sekarang", sahutnya seraya menunduk dalam.

"Terimakasih, kuucapkan padamu, Denzzel atas pengertianmu", sahut Amrita dengan wajah berseri-seri.

"Mari kita pergi, Amrita !" kata Denzzel lalu memapah Amrita.

Sayangnya, Amrita masih belum mampu berjalan dengan baik bahkan kakinya tidak bisa menapak pada lantai dengan benar sehingga Denzzel terpaksa menggedongnya kembali.

Denzzel membawa Amrita bersamanya menuju pintu depan bungalow hendak ke tanah perkebunan Luhan.

Terlihat Denzzel menuruni tangga bungalow dengan langkah cepat sedangkan dia menurunkan Amrita di beranda depan karena dia hendak memindahkan sepeda motor ke dekat bungalow.

"Ayo, Amrita, turunlah pelan-pelan !" ajak Denzzel seraya membimbing Amrita menuruni tangga beranda bungalow.

"Ya, Denzzel", sahut Amrita dengan langkah hati-hati saat berjalan turun.

"Jaga langkah kakimu saat turun !" kata Denzzel dengan sabarnya menuntun Amrita ke arah sepeda motor milik mandor Tobin.

Denzzel membantu Amrita naik sedangkan dia mengemudikan sepeda motor tersebut menuju kembali ke tanah perkebunan Luhan.

Keduanya terlihat menjauh pergi dari arah bungalow dimana dua sepupu kembar Amrita masih berada disana bersama mandor Tobin seraya menatap lurus ke arah jalan yang dilalui oleh Denzzel dan Amrita.

"Kita tunggu kendaraan lainnya, setelah itu kita pergi bersama-sama ke perkebunan, tuanku Baron Axel", kata mandor Tobin.

"Baiklah, aku mengerti, mandor Tobin", sahut Baron Axel seraya mengangguk ringan.

"Sepertinya kendaraan kita sudah datang", kata mandor Tobin ketika dia melihat dari kejauhan sebuah mobil pengangkut buah datang ke bungalow.

Baron Axel menaikkan kedua alisnya saat dia melihat kedatangan sebuah mobil pengangkut buah mendekat ke bungalow lalu dia melirik ke arah Poppy Baldwin, saudari kembarnya yang sedari tadi diam.

"Baldwin Rosemary, apakah kau berkenan naik mobil pengangkut buah itu ?" tanyanya pada Poppy.

Poppy hanya terdiam namun pandangannya tertuju lurus pada mobil pengangkut buah yang usang dengan catnya terkelupas dimana-mana.

"Baldwin, kau dengar ucapanku barusan ?" tanya Axel.

"Ya, Axel, aku mendengarmu", sahut Poppy.

"Jika kau dengar maka kau tahu apa yang harus kau putuskan sekarang, Baldwin", ucap Baron Axel.

"Meski aku keberatan naik mobil pengangkut buah usang itu, tapi aku tidak punya pilihan lainnya selain menumpang pada mobil itu, Axel", sahut Poppy.

"Baguslah, kau cukup cerdas dan mempunyai pilihan tepat, untuk mencapai tanah perkebunan Luhan dengan cepat, Baldwin", kata Baron Axel.

"Penyebabnya aku tidak mau lagi berjalan kaki kesana, selain perjalanan ke perkebunan membutuhkan waktu lama karena jauh, aku merasa kedua jari jempol kakiku menjadi bengkak akibat berjalan bolak-balik", sahut Poppy lugas.

"Baguslah, kau ternyata pintar dalam memilih, Baldwin, kalau begitu kita naik sekarang ke mobil pengangkut buah", ucap Baron Axel mengajak saudari kembarnya turun dari beranda bungalow.

1
Anonymous
up....
Anonymous
🍜
Anonymous
cerita misteri nih sama dengan protagonis prianya...
Bianca Nadia
next
Bianca Nadia
luar biasa
Reny Rizky Aryati, SE.
🧑‍🌾🧑‍🌾🧑‍🌾🧑‍🌾
Reny Rizky Aryati, SE.
/Casual//Casual//Casual//Casual/
Anonymous
/Good//Good//Good//Good/
Anonymous
/Ok/
Anonymous
🧑‍🤝‍🧑
Anonymous
/Doge//Doge//Doge/
Anonymous
/Gift//Gift//Gift/
Anonymous
/Pray//Pray//Pray/
Anonymous
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Anonymous
/Coffee//Coffee//Coffee//Watermalon/
Anonymous
👩‍❤️‍💋‍👨
Anonymous
🧑‍⚕️🏨
Anonymous
/Rose//Rose//Rose/
Anonymous
🏞️🌳🌳🌳🍒🍎🍓🍊🍑🥝🍋🥭🍇🫐
Anonymous
/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!