Soraya Kusuma, Gadis Yang Akrab Di Sapa Raya Anak Dari Wijaya Kusuma Dan Naraya Sekar Sari, sejak Ia Lahir Hidupnya Sudah Penuh pantangan. Ada Beberapa Pantangan Yang Tidak Boleh Di Lakukan Oleh Raya Yaitu Pergi Ke Air Terjun.
Larangan Itu Sudah Di Beritahukan Oleh Ibunya Raya. Saat Usianya Genap Sepuluh Tahun.
Namun Saat Raya Menginjak Usia Sembilan Belas Tahun Ia Diam-Diam Pergi Ke Sebuah Curug Bersama Kedua Teman Nya. Karena Mereka Membangun Sebuah Komunitas Untuk Di Unggah Di Sosial Media Nya. Hanya Untuk Memecahkan Sebuah Misteri Yang Sudah Di percaya Oleh Ibunya.
"Yang Sudah Di Takdirkaan Akan terus Membersamai" Ujar Arya Narendra
Sosok Laki-Laki Tampan Yang Membuat Mata Raya Terazimat Saat Pertama Kali Melihat Nya.
( Sambungan Kisah dari Cinta beda Alam )
" Happy Reading "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
"Sudah... Tapi Ada Satu Hal Yang ingin Aku Sampaikan." ujar Bu Nara, pandangan Nya Nampak Nanar Menerawang Jauh Melihat Ke Luar Jendela.
Mereka Semua Yang Ada Di Dalam Ruangan Menatap Ke Arah Bu Nara. "Apa Ada Hal Yang Menyangkut Raya Bu?" ucap Maja.
"Iya.... Karena Raya Harus Segera Kita Jemput, Tapi Semua itu Akan Ada Syarat Nya." Bu Nara Berusaha Mengingat Tentang Apa Yang Di Katakan Raja Arya Narendra Saat Berada Di istana Brawijaya.
"Kembang Kencana Sari Kan Bu? Bunga Langkah Yang Ada Di Kaki Gunung, Yang Konon Hanya Bisa Di Ambil oleh orang Yang Memiliki Kemampuan Spesial." Anjani Menjawab Dengan Lancar, Seolah Ia Sudah Tahu Kalau Bunga itulah Penawar nya.
"Bagimana Kamu Bisa tahu Neng? Sedangkan ibu Belum Menyebutkan Apa Nama Bunga Nya." ucap Bu Nara, Kagum Dengan Kemampuan Anjani.
Anjani tersenyum Getir, Karena Merasa Senang Bisa Membantu Bu Nara Lagi.
"Abah Dulu Memang Pernah Cerita Bu, Dan Bunga Kencana Sari, Adalah Bunga Langkah Yang Banyak Menjadi incaran Para orang Yang Memuja Ke Jalan Sesat, karena Dapat Di yakini Sebagai pemanjang Umur orang Yang Memakan Nya, Namun Abah Sih Dulu Bilang Kalau Bunga itu Banyak Kegunaan nya."
"Jadi Kapan kamu Bisa Membantu Kami, Mengambil Bunga Kencana Sari?" raut Wajah Bibi Puspita Seolah Memohon.
"Tidak Perlu Risau Bu... Ayo Sarapan Saja Dulu, Nanti Kita Lanjut Lagi Ngobrol Nya." Anjani mulai Menuang Nasi Dan Lauk Ke Dalam Piring Masing-Masing.
Mereka Semua Langsung Makan Pagi Bersama Di iring Dengan Suara Dentingan Piring, Pagi Ini Anjani Memasak Menu Makanan Sayur Jantung Pisan Dan Juga Ikan Sambal Teri."
"Sudah Cantik Pintar Masak Lagi...." ucap Maja, Sambil Mengedipkan Sebelah Mata Nya.
"Eh-udah Deh Mulai-Mulai......" Tama Menyenggol Sikut Maja.
"Dih Emang Kenyataan Nya..." Maja Berdecak Menyebalkan.
"Haduh.... Sudah Lama ibu Ngak Denger Kalian Ribut..." Sindir Bu Nara, Sambil Berdehem..
Akhirnya Kembali Maja Dan Tama Saling Adu Mulut, Dan Setelah Selesai Makan Desta Membantu Anjani Membereskan Bekas Piring Kotor, Dan Juga Sisa-Sisa Yang Lain Nya.
Setelah Selesai Mencuci Piring, Anjani Masuk Kedalam Kamar Nya. Seperti Sedang Mencari Sesuatu Di Dalam Lemari. "Hah...Akhirnya Ketemu" Gumam Anjani.
Anjani Keluar membawa Kain Yang Di Dalam nya Seperti terdapat Sesuatu, Anjani Berjalan Ke Luar Ruangan, Menuju Ruangan Tamu.
"Aku Akan Menunjukan Sesuatu." ucap Anjani Sambil Merapatkan Duduk Nya
Sebuah Kain Anjani Buka, Di Dalam nya terdapat Bunga Yang Masih Segar, Bunga Kencana Sari, Maja Dan Tama Yang Melihat Nya Langsung Mengingat Berita Yang Beredar Di Media Sosial tentang Bunga Langkah itu.
"Hah... Ma, itu kan Bunga Yang Ada Di Sosmed, Bunga Yang Di Hargai 2M... " Maja Langsung Lemas, Berasa Melihat Sebuah Uang 2M Di Hadapan Nya.
"Iya-Anjir... Sampai Merinding Gua, Ternyata Bunga Langkah itu Beneran Ada!" Tama Dan Maja Saling Berbisik.
"Kapan kamu Memetik nya Neng?" Bu Nara Semakin Heran Dengan Kemampuan Anjani.
"Saat Malam Satu Suro Bu, Sejak Lama Saya Menyimpan Nya. Dan Keistimewaan Bunga Kencana Sari Adalah Bunga Yang Tidak Akan Pernah Layu setelah Di Cabut Beserta Akar Nya."
"Jadi Kamu Mau Memberikan Bunga ini Pada Ibu.... Neng?" ucap Bu Nara Merasa Haru, Karena Masih ada Seseorang Yang Saling perduli.
"iya... Ambil Saja Bu..." Dengan Senang Hati, Dan Tampa Tapi Anjani Memberikan Bunga itu pada Bu Nara.
Setelah nya Bu Nara Meminta Anjani Untuk Pulang Bersama Mereka, Karena Masih Ada Syarat yang Harus Di Penuhi.
Setelah perjalanan Yang Cukup Jauh Ahirnya Mereka Semua Sampai Di Rumah Bu Nara, sementara Maja Dan Tama pamit pulang Karena Sudah Berhari-Hari Mereka Tidak Pulang ke Rumah Nya.
"Bu...Bibi... Semua nya. Aku Sama Maja Pamit Pulang Dulu Yah, Jangan Lupa Kabarin kalau Raya Sudah Pulang Ke Rumah ini." Ucap Tama Berpamitan.
"Iya... Maaf Yah Nak' Ibu Jadi Merepotkan Kalian." Bu Nara Memeluk Maja Dan Tama Layaknya Anak Sendiri.
"Ngak bu,,, Kami Yang Minta Maaf, Dan Setelah ini Saya Janji Akan Menutup Semua Konten Kami." Maja Berjanji Pada Bu Nara,
Bu Nara Terdiam, Suasana nya Seketika Berubah Menjadi Haru, "Andai Kalian Tahu Setelah Raya Kembali Nanti Separuh ingatan nya Akan Hilang...." Batin Bu Nara Terisak, ia Kembali Mengingat Ucapan Raja Arya Narendra.
"Yah Sudah Kami Pamit Yah Bu.... Assalamualaikum..."
"Iya.... waalaikumsalam."
Sekepergian nya Maja Dan Tama, Anjani Di Ajak masuk Ke Dalam Rumah Bu Nara. "Silahkan Masuk Neng...." Bibi puspita Membukakan Pintu Rumah.
Namun Betapa terkejutnya Mereka Saat Masuk Kedalam Rumah Sudah Banyak Sawang, Dan Anehnya Banyak Sisik ular Di Lantai, Maupun di pengantung Lampu. "Hah.... Baru Satu Minggu Kita Tingal Sudah Seperti Bertahun Tahun." Desta Terkejut
Sementara Bibi Puspita mengumpat Di pundak Sang Anak, rasa Takut Nya Muncul Saat Mengingat ular Besar Di Hutan jati tempo Hari.
"Desta ibu Takut..." Bibi puspita Memegang Pucuk Kerudung Desta.
"ibu tenang Bu... ini hanya Tipuan Belaka Saja!" Anjani Berusaha Menenangkan Mereka.
Dan Anjani Meminta Mereka Semua memejamkan Mata nya Sambil Berdoa. "Bacalah Do'a Apa Saja Yang Kalian Bisa, Dan Pejamkan Mata Kalian."
"Iya Baik"
Mereka Memejamkan Mata, Sambil Membaca Doa Yang Mereka Bisa, tidak Berselang Lama Saat Mereka Membuka Mata. isi Rumah Bu Nara Kembali Normal, Tidak Ada Sisik ular, Tidak Ada Sawang Yang Bergelantungan, Dan Juga Tidak Ada Kursi Dan Meja yang Berantakan.
"Alhamdulilah...." Rasa takut Bibi Puspita Memudar Saat Melihat Dalam Rumah Kembali Normal, Masih Sama Dengan Keadaan terakhir Mereka Tingal.
Bu Nara Langsung Meminta Anjani Masuk Kedalam Kamar Raya, Karena mereka Langsung Menaruh Bunga Kencana Sari Nantinya.
"Sebelum Itu Tolong ibu Tutup Semua Kaca Dan Jendela Bu, Dengan Kain" ujar Anjani Menoleh ke Arah Bu Nara, Saat Sudah Berada Di Kamar Raya.
"Baik Neng...."
.
.
Raya Masih Terdiam Kaku, Terbaring Lemah Di Dalam Kamar Istana Nya. "Tidak Ada Pergerakan Adinda... Akan Menjemputnya." Gumam Raja Arya Narendra Dalam Hati, Saat Melihat Raya Masih Berada Di Tempat Tidur
Sedangkan Sejak Kemarin Sore Raja Arya Narendra Sengaja Memberikan Tugas Pada Sailendra Ke Luar istana, Agar Saat Raya Kembali Nanti Ia tidak Akan Berusaha Mengagal kan Nya.
Karena Beliau Yakin Jika pembicaraan nya Dengan Bu Nara Kemarin, Sailendra Diam-Diam Menguping.
Raja Arya Narendra Memegangi Kening Raya Yang Sudah Mulai Hangat Tidak Seperti Biasanya Yang Selalu Dingin.
"Berarti Mereka Sudah Menemukan Bunga Kencana Sari.... " Batin Raja Arya Narendra Saat Mengetahui Tubuh Raya Mulai Berbayang.
Raja Arya Narendra Juga ikut Bersemedi, Karena Janji Nya Pada Bu Nara, Akan Membebaskan Raya, Asalkan ia Bisa Selalu Bertransportasi Ke Alam Bu Nara.