NovelToon NovelToon
Mertua Limited Edition

Mertua Limited Edition

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Single Mom / Selingkuh / Kehidupan di Kantor / Keluarga / Pelakor jahat
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Pernahkah kalian melihat Mertua dan Menantu bersitegang??
Itu hal biasa, Banyaknya Mertua yang hanya bisa menindas menantu dan tidak Suka kepada menantunya, berbeda dengan mertua dari Almira, Rahayu dan Sintia. Dan Rafa

Mertua yang memperlakukan anak menantunya seperti anak sendiri bahkan sangat menyayangi ketiganya. Mertua yang sangat jarang ditemui karena sangat langkah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

"Kamu membuka usaha ternyata, Syukurlah jika kamu baik-baik saja, kalau begitu kakak pamit yah, oh iya bunda dan Ayu baik-baik saja". Sintia pergi meninggalkan Aiman dengan perasaan sendu.

" Mereka ternyata baik-baik saja tanpaku". Ucap Aiman, air matanya menetes tanpa ditahan.

Sintia kembali ke mobil suaminya tanpa kata, dia tahu suaminya kini sedang kesal. Tapi terpancar dari matanya kekhawatiran besar terhadap sang adik

"Dia bekerja disana?? Tanya Sultan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Dia pemiliknya, dia membuka usaha itu, dia baik-baik saja". Ucap Sintia mengelus tangan suaminya.

Dia sangat tahu dibalik amarah suaminya itu, terselip rasa khawatir karena mereka memang Aiman tidak pernah mereka lepas sejak belia karena penyakitnya.

"Baguslah, dia bisa hidup diluar, itu artinya kita tidak perlu lagi mengkhawatirkan nya". Ucap Sultan dengan pelan.

"Dia bertanya tentang keadaan bunda dan Ayu, tapi aku hanya mengatakan mereka baik-baik saja". Ucap Sintia pelan.

"Masih peduli dia pada mereka setelah apa yang dia lakukan, dasar tidak tahu diri". Ketus Sultan.

Diantara mereka bersaudara, Sultan memang berwatak sangat keras dan memiliki ucapan sarkas jika dia tidak menyukai segala sesuatu. Tapi hanya permasalahan yang sangat mendesak saja dia menunjukkannya.

"Jangan seperti itu kak, biar bagaimanapun dia adik kita, dia salah jalan, kita harus membawanya kembali dengan benar". Ucap Sintia mengelus tangan suaminya dengan sayang.

"Dia tidak salah jalan Dek, dia memilih wanita itu setelah perjuangan kita semua membuatnya sembuh dan bisa sukses, maka dari itu biarkan dia merasakan apa yang dia putuskan, jangan ada yang membantunya, sudah cukup kita mengorbankan apapun untuknya".

"Baiklah, aku tidak akan membahasnya lagi, kita pulang yuk". Ucap Sintia mengalihkan pembicaraan agar suaminya tidak semakin emosi.

"Maaf yah dek, aku langsung marah". Ucap Sultan dengan sendu.

"Tidak apa kak, aku tahu kamu menyayangi Ayu dan Aiman jadi seperti itu, tidak apa-apa, itu wajar karena kamu seorang kakak". Ucap Sintia menenangkan suaminya.

"Terima kasih menemaniku dalam segala hal, aku sungguh beruntung mendapatkan kamu". Sultan tersenyum mengelus kepala sang istri dengan sayang.

"Aku juga beruntung memilikimu kak, aku hanya berharap tidak memiliki kisah seperti Ayu dan Aiman". Ucap Sintia dengan sendu.

Dia juga khawatir jika suaminya akan berpaling kepada orang lain setelah bosan dan tertarik pada orang lain nantinya.

"Itu tidak mungkin dek, aku tidak akan mendapatkan orang lain selain kamu karena kamu akan jadi satu-satunya, mari bergandengan tangan membawa pernikahan kita menuju kebahagiaan sampai tua, makasih mau menerimaku yang banyak kurangnya ini". Sultan menatap istrinya dengan mata berkaca-kaca.

Dia sangat menghargai segala pengorbanan dang istri bersamanya hampir 10 tahun bersama, menjadikan hubungan mereka semakin harmonis. Apalagi istrinya kini mengandung anak kedua mereka. Dia semakin menyayanginya dan mencintainya.

"Aku harap seperti itu kak, aku akan berusaha menjadi istri dan ibu yang baik untukmu dan juga anak-anak kita nantinya". Ucap Sintia mengelus perutnya yang masih rata karena baru sebulan usia kandungannya.

"Kalian selalu melupakan aku, padahal aku ada dibelakang kalian". Kesal Sikecil dibelakang mereka.

Mereka memang memiliki seorang putra dan kini menatap mereka dengan kesal.

"Tidak ada yang melupakanmu sayangku, kami pikir kamu masih tidur, jadi kami tidak mengajakmu mengobrol". Ucap Sintia dengan lembut.

"Iya sih, Ibu dan ayah tidak tahu aku sudah bangun". Lelaki berusia 8 tahun itu cengengesan memandang kedua orangtuanya.

"Iya sayang, bagaimana mainnya tadi sama kakak kembar, kamu suka?? tanyanya dengan senyuman.

"Senang kok Ibu, kapan adik aku lahir, aku sudah tidak sabar melihatnya keluar dan main bersama nanti". Ucap Fatur mengelus perut sang ibu.

"Kamu sabar yah nak, ini masih lama, tapi kamu punya adik dari tante Shifa kan minggu depan dia melahirkan .

"Iya juga, aku akan punya adik 2 nanti dari ibu dan juga dari Mama". Girang Fatur dengan mata berbinar.

"Iya sayang". Ucap Sultan dan Sintia dengan bersamaan.

Sesampainya dirumah mereka menatap kesal keluarga Sintia yang datang lagi entah karena apa, mereka seakan-akan tidak punya malu.

"Mau apa lagi kalian dirumah kami". Kesal Sultan keluar dari mobilnya.

"Kami cuma memberitahu kalau ayah dan ibu ada dirumah sakit". Ucap Mereka dengan penuh amarah.

"Terus kenapa kalian kesini, bukannya mengurusnya". Ucap Sultan dengan acuh serta membuka Pintu pagarnya tapi tidak jadi karena mendengar perkataan sang ipar.

"Kami tidak punya uang untuk membiayainya, kami tidak akan kesini jika tidak butuh". Kesal nya menatap jengkel kepada Sultan yang sangat sombong.

"Kami tidak punya uang, sama kan seperti kalian memperlakukan kami ketika kami meminjam uang untuk Fatur yang dirawat tapi kalian menghina dan mengusir kami, jadi pergilah". Ucapnya dengan tidak perduli.

"Jangan keterlaluan kau Sultan, ayah dan ibu itu mertuamu, jangan kurang ajar". Hardik kakak lelaki Sintia dengan kasar.

"Memangnya kenapa kalau mereka mertuaku, toh selama ini mereka tidak pernah menerimaku sebagai menantu, mereka juga tidak memperlakukan istriku seperti anak, lalu apa yang kalian mau hubungkan?? Sultan menatap tajam semua saudara istrinya itu.

"Kak". Sintia mengelus tangan sang suami agar emosinya redah.

"Dimana ayah dan ibu dirawat, kami akan kesana sekarang, kami tidak percaya pada kalian untuk diberi biaya perawatan, jadi katakan dirumah sakit mana dia dirawat". Sintia menatap Mereka dengan tajam.

"Kau tidak percaya pada kami padahal kami yang mengurus orangtua?? ". Tanya mereka dengan geram.

"Aku mengenal watak kalian, bukan sekali ini kalian menipu ku, jadi jika memang ayah dirawat katakan di rumah sakit dimana beliau dirawat?? ". Tanyanya lagi dengan lebih tegas.

"Dasar manusia perhitungan, dirumah sakit pelita harapan, kamar kelas 3 nomor 2, pergilah kesana, kami tidak mau lagi mengurus mereka, setelah sembuh urus saja mereka dan berikan kami ganti rugi membiayai mereka, mereka berdua hanya menyusahkan saja". Kesal kaka tertua Sintia.

"Kalau begitu ganti uang ayah dan ibu saat membesarkan kalian, keterlaluan, padahal mereka berdua sangat menyayangi kalian bertiga". Sungut Sintia dengan penuh emosi.

"Kami tidak perduli, berikan kami uang ganti rugi, jika tidak mereka berdua akan dalam masalah, kami tidak punya uang karena mengurus mereka jadi sekarang kau harus menggantinya". Hardik mereka dengan kesal.

Sultan mengambil uang merah yang lumayan dan melemparkan kewajah saudara Sintia dengan kasar, dia tidak menyangka mereka malah mengungkit kebaikan pada orangtua padahal selama ini mereka selalu dimanjakan oleh mertuanya.

"Ambillah, ayo kita pergi sayang, biarkan manusia-manusia tidak tahu terima kasih dan balas budi, padahal mereka selalu dimanjakan". Sultan menggandeng tangan sang istri dan anaknya masuk kedalam mobil dan pergi dari sana.

"Dasar Sultan Sialan, awas kamu, akan kami balas" Teriak mereka bersamaan.

1
Sunaryati
Astaga masa anak sama orang tua kok begitu, dulu didikan orangtuanya itu gimana kok jadi begitu
Sunaryati
Syukurlah bila sudah sadar Bu Romlah, tapi kenapa masih sehat kok hidupnya minta ditopang anak? Jika telah sadar jangan terlalu mengandalkan Ayu kebutuhan hidupmu, Bu Romlah. Punyalah malu, ya. Masa dulu dibuang sekarang dijadikan ladang uang.
Riana Utami
bagus lah kalo safar ibunya ayu
Sunaryati
Apa yang kau tabur itu akan kau tuai, Bu Romlah. Kau dulu meninggi suami dan anakmu karena miskin. Jangan sampai kau mengalaminya.
Sunaryati
Nah gitu Ayu, terus beri Aiman agar otak bodohnya cair, dan ingat akan semua kesalahan dan dosanya. Lelaki dan suami tak punya malu
Sunaryati
Lanjuut nah gitu, Aiman diberi pelajaran da sesekali diberi sindiran untuk mengingatkan pengkhianatannya. Serta buat kerepotan untuk menuruti ngidammu Ayu.
Sunaryati
Keren semoga aku srnentst jadi mertua idaman
Sunaryati
Kamu memang berhati emas Ayu, sudah disakiti begitu dalam masih mudah memaafkan
Sunaryati
Sungguh besar hatimu Ayu, jika aku jadi kamu tak biarin saja, toh itu penyakit yang dibuat sendiri oleh Aiman.
Bunda Ochie
syukurlah keluarga aiman masih punya hati nurani begitu juga ayu..tp aiman hrs diberi pelajaran dulu
Sunaryati
Masa Allah mulia sekali hatimu Ayu, tapi jika nanti Aiman telah siuman jangan langsung dimaafkan, selingkuh itu penyakit, apalagi sampai beli rumah dan rela meninggalkan keluarga demi selingkuhan, itu sudah parah dan jika sembuh bisa kambuh lagi.
Sunaryati
Firasat seorang ibu yang tulus menyayangi anak- anaknya tak salah apalagi Aiman sempat meyebut ibunya. Bagaimana Aiman kamu masih bisa angkuh dan sombong, itulah jika tak mendengarkan peringatan ibumu
Sunaryati
Lanjuut Thoor, makin seru ceritanya
Ummu Umar: jangan lupa bintang 5 nya yah😃😃
total 1 replies
Sunaryati
Bagaimana Aiman Aira tidak mencintaimu, tapi hanya butuh uangmu
Sunaryati
Mudah- mudah fi tempat mertuamu kamu, dan menjalani kehamilan perasaanmu nyaman. Tidak usah memikirkan suami dajal, biarkan karma datang sendiri.
Sunaryati
Ada ya orang tua seperti itu
Gabut: begitulah
Ummu Umar: banyak
total 2 replies
Bunda Ochie
lanjut kak...
Sunaryati
Ayu kau pasti karena dukungan dan perlindungan dari mertua dan saudara iparmu. Bu Sofiah sebaiknya laporkan ayah dan ibu tiri Ayu, ibu kan punya banyak bukti kejahatan mereka , agar Ayu menjalani kehamilannya dengan tenang dan tentram, toh Aiman sudah hidup dengan pilihannya Aira, mungkin sudah tsk ingat Ayu, jadi tak akan mengganggu Ayu. Kecuali jika kebusukan Aira terbongkar.
Sunaryati
Nah itu solusi yang tepat, jangan biarkan Aiman tahu kehamilan Ayu, dan segera terbongkar siapa ayah anak yang dikandung Aira, dengan Aiman memergoki dan diam- diam mendengarkan percakapan Aira dengan lelaki yang menghamilinya. Maka segera Kubilai 5 bintang⭐, Kutunggu momen itu.
Anto D Cotto
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!