"Kau hanya perlu duduk dan menghabiskan uangku, tapi satu hal yang harus kau penuhi, yakni kepuasan!" Sagara Algyn Maheswara.
"Asal kau bisa membuatku keluar dari rumah sialan itu, aku bisa memberikan apapun termasuk yang satu itu, Tuan." Laura Alynt Prameswari.
Laura menderita karena hidup dengan keluarga tirinya, ayahnya menikah lagi dan selama itu dia selalu ditindas dan diperlakukan seenaknya oleh keluarga barunya itu, membuat Laura ingin bebas.
Akhirnya, dia bertemu dengan Sagara. berawal dari sebuah ketidaksengajaan, namun siapa sangka berakhir di atas ranj*ng bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Laura merasa panik, dia pikir perasaan yang dirasakannya sekarang ini karena akan kedatangan tamu bulanan, tapi sudah hampir akhir bulan, dia belum mendapatkan tamu bulanannya juga. Jujur, dia khawatir kalau ternyata dia tengah hamil sekarang.
"Kenapa, baby?"
"Dad, aku kok belum datang bulan ya?"
"Iya, lalu?"
"Ihh, kok gitu sih? Gimana kalau aku hamil?" Tanya Laura merengek, Sagara tersenyum kecil lalu menarik perlahan tubuh sang gadis dan membuatnya terduduk di pangkuannya.
"Kenapa merengut begitu hmm?" Tanya Sagara sambil tersenyum menggoda.
"Aku belum mau punya anak, Dad."
"Tapi kita melakukan itu, gimana mau gak hamil, sayang?"
"Kata Daddy udah pakai pengaman."
"Daddy tanya, kapan coba Daddy pakai pengaman?"
"Gak pernah. Tapi Daddy keluarin di luar, biasanya." Jawab Laura sambil menghela nafasnya.
"Itu tahu.."
"Tapi, apa Daddy gak sadar atau gimana? Udah semingguan ini Daddy kelu4r di d4lem terus."
"Daddy sengaja."
"Kalau aku hamil?"
"Mau bagaimana lagi? Tidak mungkin Daddy memintamu menggugurk4n anak kita kan? Kita harus bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan."
"Gotcha, itu dia. Kita harus bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. Jadi, kita melakukannya kan berdua nih."
"Yeah, benar. Jadi kenapa?"
"Apa Daddy akan bertanggung jawab dengan menikahi atau memberinya nafkah?" Tanya Laura pelan. Dia tahu kalau sang Daddy pernah mengatakan bahwa dia tidak mau terikat dengan yang namanya pernikahan karena baginya itu terlalu merepotkan. Maka dari itulah, Sagara mencari sugar baby. Sistemnya satu kali kontrak, kalau sudah habis kontrak, selesai.
Laura menatap wajah Sagara dengan khawatir, dia tahu kalau pria ini belum merubah apapun, pemikirannya tentang pernikahan masih sama dan Laura tidak tahu, harus bagaimana. Jika seandainya dia hamil, tentu saja dia harus memiliki suami. Ayah dari si bayi, tidak mungkin dia membiarkan anaknya lahir tanpa seorang ayah, bukan?
"Besok pagi, test dulu. Kalau ternyata memang kamu hamil, Daddy akan pertimbangkan."
"Baik, Daddy." Jawab Laura, dia memeluk leher Sagara dengan erat. Pria itu juga merasa khawatir, banyak sekali perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata malam ini.
Malam ini, Laura tertidur dengan perasaan yang sedikit gamang. Dia melihat meja nakas, disana ada testpack yang diberikan Sagara. Besok pagi-pagi sekali, dia harus mencoba tes kehamilan agar semuanya jelas.
'Oke, calm down, Laura..' Batin Laura. Hingga akhirnya dia tertidur. Malam ini, dia meminta izin untuk beristirahat lebih dulu, sedangkan Sagara masih berada di ruang kerjanya.
Katanya ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakannya. Tapi sama halnya seperti Laura, Sagara juga merasa gamang. Berada di ruangan itu membuatnya mumet, dia tidak bisa fokus untuk mengerjakan pekerjaannya. Akhirnya, Sagara pun keluar dari ruangannya dan berjalan ke dapur untuk mengambil minuman bersoda dan menenggaknya.
"Bukan aku tidak ingin memiliki anak, tapi aku khawatir, apa aku bisa menjadi sosok ayah yang baik?" Gumam Sagara sambil menghela nafasnya. Itu menjadi ketakutannya. Trauma atas masa kecilnya yang bisa disebut buruk itu pasti ada dan dia takut masa itu terulang pada anaknya.
Sagara tidak tahu harus berlaku seperti apa setelah menjadi seorang ayah, tapi aturan pertama dia harus menyayangi sang anak dan memberikannya yang terbaik. Traumatis atas sebuah kejadian yang membekas di ingatan itu ada, Sagara masih mengingatnya hingga sekarang padahal itu terjadi puluhan tahun silam.
"Apa aku bisa menjadi seorang ayah yang baik? Pria sepertiku ini, apa layak menjadi seorang ayah?"
selamat menjadi gembel lagi ..