KESALAHPAHAMAN

30.

Anggia sampai di apartemen tepat pukul 22. 30 malam Anggia masuk ke dalam Apartemen tapi ia terkejut ketika melihat suaminya duduk di sofa ruang tamu menatap Anggia tajam, Anggia menelan Saliva nya susah payah

" darimana" ucapan dingin dari suaminya membuat bulu kuduk Anggia merinding Anggia menundukkan kepalanya tak berani menatap mata suaminya yang kejam

" Aku habis anterin sasya pulang Mas" ucap Anggia jujur

" Dengan berpakaian seperti itu" Ucap Rayyanu semakin dingin ia kesal melihat Anggia keluar dengan berpakaian sangat sexsy dress tidur nya sangat pendek memperlihatkan pahanya yang putih mulus dan kalau saja atasan nya tak memakai belejer sudah dipastikan lengan dan bahu Anggia kelihatan sungguh Rayyanu tak bisa membayangkan banyak pria menatap istrinya

 Anggia tersadar karena terlalu terburu-buru ia lupa kalau dress tidur nya sangat pendek

" Eumm itu aku terlalu terburu-buru jadi gak sempet ganti" Rayyanu mendengus kesal

ia berdiri dan berjalan menghampiri Anggia dan berhenti tepat di depan Anggia sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana nya dan menatap Anggia dengan tatapan yang Sulit di artikan

" terburu-buru ya" Anggia mengangguk mengiyakan Rayyanu mengangkat dagu Anggia yang masih menunduk

" Aku di depan bukan di lantai" ucap Rayyanu datar karena Anggia menundukkan kepalanya terus dengan cepat Rayyanu menarik pinggang Anggia sehingga badan mereka menempel Anggia tersentak mendapat pergerakan cepat suaminya dengan tangan masih memegang dagu Anggia Rayyanu sedikit menundukkan kepalanya menatap wajah Anggia yang sangat cantik natural tanpa polesan make up

Cup

untuk yang kedua kalinya Rayyanu mencium bibir Anggia tapi kali ini hanya sebuah kecupan saja tidak seperti tadi siang Anggia memalingkan wajahnya Rayyanu tersenyum tipis tangan Rayyanu terangkat mengusap rambut Anggia yang sangat harum lalu setelah itu ia pergi ke kamar nya Tanpa sepata kata pun Anggia menatap suaminya pergi dari hadapan nya Anggia memegang jantung nya yang kembali berdetak sangat kencang

di kamar Rayyanu mengusap wajah nya kasar ia tak habis pikir dengan dirinya kenapa ia selalu saja tak bisa terkontrol kalau berdekatan dengan Anggia Rayyanu masuk ke dalam kamar mandi untuk meredakan rasa panas yang tiba-tiba muncul hanya karena mencium bibir Anggia dan menghirup aroma rambut anggia malah membuat gairah nya muncul dengan sangat mudah

setelah di rasa sudah cukup menghilangkan panas dalam tubuhnya Rayyanu keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk

..........................,............,..........................................

pagi nya seperti biasa Anggia bangun pagi setelah siap dengan pakaian rapi Anggia keluar kamarnya untuk kedapur berhubung ia tidak bisa memasak Anggia hanya bisa menyiapkan roti dengan di olesi coklat

sepertinya ia harus belajar memasak karena tak mungkin kan ia setiap hari harus seperti ini apalagi ia sudah memiliki suami dan ia harus bisa memasak tapi gimana Anggia menghela nafas

" Sepertinya aku harus belajar memasak pada sasya nanti" ucap Anggia

Rayyanu keluar kamar dan melihat Anggia duduk melamun di dapur dengan roti di meja makan Rayyanu berdecak apa dia tak bosan setiap pagi harus makan roti Rayyanu melangkah kan kaki nya ke dapur dan melihat kulkas lagi Rayyanu baru sadar ternyata ia tak belum berbelanja kebutuhan lagi selama Anggia ada di sini Anggia yang melihat suaminya ada di dapur ia bingung melihat Rayyanu seperti mencari sesuatu

" Mas cari apa?" tanya Anggia Rayyanu menatap Anggia datar

" Pakai kartu itu" ucap Rayyanu memberikan kartu hitam tanpa batas pada Anggia ia lupa memberikan Anggia napkah Anggia hanya menatap tanpa mau mengambil nya

" Aku juga punya kok mas dari Mom" jawab Anggia Rayyanu menatap tajam Anggia ternyata ia kalah cepat oleh Mommy nya kenapa juga ia lupa memberikan istrinya napkah

" jangan menolak " ucap Rayyanu dingin tanpa mau dibantah Rayyanu berlalu meninggalkan Anggia ,

Anggia menghela lalu mengambil kartu yang baru di berikan padanya

...Ting..

suara pesan masuk dari Nomor tak di kenal

"password nya tanggal lahir mu" itu lah isi pesan nya yang ia yakini suaminya