Pembalasan Dendam Nona Alena

"Kau bisa lihat 'kan bagaimana marahnya gadis bodoh itu?Jika kita terus menentang perintah dia,semua rencana yang sudah kita susun selama ini bisa gagal.Dan hidup kita akan berakhir dijalanan.Apa kau mau hidup menjadi gelandangan?" ujar Andi langsung mengingatkan Santi.

"Tentu saja aku tidak mau,ayah.Impian ku menjadi nyonya dirumah ini akan hancur begitu saja.Alena benar-benar sudah berubah.Dia semakin lama semakin terus menindas kita.Apa kita akan terus diam saja?" ujar Santi yang seketika takut jika keinginannya menjadi nyonya dikediaman Alena akan hancur begitu saja.

"Itu sebabnya lebih baik kita mengalah saja.Kita turuti apa pun yang dikatakan Alena.Jika kita tidak membuat masalah,aku yakin Alena pasti bisa kembali seperti dulu lagi.Ini semua pasti karena Toni,hingga membuat Alena begitu marah dan melampiaskannya pada kita berdua." ujar Andi yang begitu percaya dirinya dan yakin.

"Iya,ayah.Nanti ibu akan coba menasehati Toni." ujar Santi.

...****************...

Keesokan harinya..

Ketika Toni akan bersiap-siap ke kampus,tanpa sengaja Toni melihat sang ayah tengah berada dihalaman dan sedang menyapu.Membuat Toni seketika merasa penasaran dan mencoba menghampiri sang ayah.

"Ayah,kenapa kau disini?Bukankah ini sudah jamnya ayah mengantar Alena?" tanya Toni mengingatkan sang ayah.

"Ayah sudah tidak mengantar Alena lagi." jawab Andi dengan nada ketus.

"Maksud ayah?" tanya Toni bingung.

"Alena tidak memakai ayah lagi untuk jadi sopirnya.Dia sekarang mengalihkan pekerjaan ayah sebagai tukang kebun." jawab Andi menjelaskan semuanya pada Toni.

"Hah??Tukang kebun?Apakah ini semua karena kemarin?" tanya Toni mengungkitnya.

"Menurut mu apa lagi?" tanya balik Andi.

"Alena benar-benar keterlaluan.Aku harus menegurnya.!" ujar Toni langsung kesal dan bergegas berniat akan menemui Alena.

Tapi Andi langsung menahan tangan Toni sang anak.

"Sudah lah,biarkan saja apa yang dia lakukan.Kau tidak usah lagi mencampurinya.Itu memang sudah haknya dan kita cuma bisa menurutinya."ujar Andi melarang niat Toni yang ingin menemui Alena.

"Tapi ini tidak bisa dibiarkan ayah,dia tidak punya hak menggantikan pekerjaan mu yang bukan tugas mu.Dia sudah sangat keterlaluan.!" ujar Toni dengan nada ketus.

"Tapi saat ini kita tidak bisa menentang aturan dia.Semakin kita menentang,Alena akan semakin kejam pada kita.Apa kau mau rencana kita selama ini gagal karena kita selalu menentangnya.?" ujar Andi mengingatkan Toni.

Sesaat Toni pun terdiam.

"Kau bisa gagal menikahi gadis bodoh itu,dan impian kita menjadi orang kaya akan sirna begitu saja.Coba kau pikirkan." ujar Andi lagi melanjutkan kata-katanya.

"Ya,mungkin ayah benar.Semakin kita menentang Alena,Alena semakin agresif dan bertindak semaunya.Dan ini bisa menggagalkan semua rencana kita." ujar Toni membenarkan semua kata-kata Andi sang ayah yang masuk akal.

"Sudah,sebaiknya untuk saat ini kita jangan cari masalah dengannya.Lebih baik kita berpura-pura baik dan peduli padanya seperti sebelumnya.Agar Alena bisa kembali seperti dulu." ucap Andi menasehati Toni.

"Baik ayah,aku mengerti.Dan ada hal yang ingin ke sampaikan pada ayah." ujar Toni.

"Soal apa?" tanya Andi penasaran.

"Aku akan pergi berlibur ke vila Alena bersama Jena dan teman-temannya." jawab Toni memberitahu.

"Apa??Apa kau sudah gila berlibur di villanya?" tanya Toni sedikit kaget.