Anindita dipaksa menjalani pernikahan dengan seorang pria yang bernama Adam Dharmawan. Dan di malam pertamanya Anindita mendapati kenyataan bahwa suaminya sudah menikah dengan wanita lain.
"Aku sudah menikahi wanita lain, sebelum menikah denganmu!" Perkataan itu yang terlontar di malam pertamanya.
Adam Darmawan adalah seorang pria yang baik namun terjebak di dalam sebuah pernikahan dengan dua wanita. Akankah pernikahan yang penuh dengan konflik berakhir bahagia atau sebaliknya?
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 30 Bali
Perusahaan Andre.
"Kita akan berangkat ke Bali?" tanya Anin pada Pak Andre.
"Ya, karena kita ada meeting mendadak di sana untuk membicarakan kerjasama perusahaan ku. Dan kebetulan pemilik perusahaan itu sedang ada di Bali. Jadi kita pun harus segera menyusul mereka ke Bali," ujar Pak Andre.
"Tapi Pak, biasanya Bapak akan pergi dengan Pak Andi tangan kanan Bapak?" tanya Anin.
"Kebetulan Andi sedang mengurus masalah proyek di Bandung, jadi saat ini aku butuh bantuan dari sekertarisku yaitu kau Anin." ujar Pak Andre.
"Baiklah Pak, aku akan bersiap-siap dulu, menyiapkan berkas yang akan di bawa kesana."ucap Anin, dan langsung keluar dari ruangan Pak Andre,
Di dalam ruangannya Anin merasa sangat gelisah, karena ini pertama kalinya Anin akan pergi keluar kota bersama Pa Andre. Anin pun binggung ingin meminta ijin pada Mas Adam, karena Anin tidak tahu no ponsel suaminya sendiri.
Dan setelah mempersiapkan semua dokumen yang di butuhkan, Pak Andre dan juga Anin pun langsung berangkat ke Bali menggunakan pesawat.
Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, mereka pun sampai di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Andre dan Anin langsung menaiki mobil yang sudah menjemput mereka menuju hotel yang akan mereka tempati selama berada di Bali.
"Kau sudah menyiapkan semua berkas dokumennya?" tanya Andre pada Anin.
"Sudah Pak," jawab Anin.
"Bagus, rapatnya akan di adakan di hotel Hilton CleanStay. Empat jam lagi, jadi kau bisa istirahat lebih dulu." ucap Andre yang masih sibuk dengan laptop ditangannya.
"Oke Pak," ujar Anin.
Setelah sampai di hotel, Pak Andre dan juga Anin masuk kedalam kamar masing-masing. Anin pun langsung mandi untuk menyegarkan tubuhnya, setelah mandi Anin kembali menyiapkan berkas yang di bawanya tadi. Anin tidak ingin sampai ada kesalahan sedikit pun, karena ini kali pertama dirinya ikut dengan Pak Andre meeting diluar kota.
"Tok... tok," pintu kamar Anin di ketuk dari luar, Anin langsung membukanya saat tahu Pak Andre yang mengetuk pintunya.
"Pak Andre ada apa ya? bukankah masih ada waktu tiga jam lagi? apa meeting nya di majukan?" ujar Anin dengan banyak pertanyaan membuat Andre langsung tertawa.
"Kau itu lucu sekali jika sedang gugub," ucap Andre menatap Anin yang justru terbengong dengan ucapannya. "Aku kemari untuk mengajakmu makan, karena aku tahu kau belum makan sama sekali." ujat Andre.
"Ohh... makan," ucap Anin, dirinya justru baru sadar belum makan apa pun.
"Ayo!" ucap Adam.
"Baik Pak, tunggu sebentar."
Anin kembali masuk kedalam kamarnya untuk mengambil ponsel dan juga dompetnya, mereka berdua pun berjalan menuju restaurant yang ada di lantai bawah di hotel tersebut.
Setelah sampai, mereka langsung memesan makanan dan berbicang-bincang sambil menunggu makanan yang satu persatu sudah ada di meja makan.
"Apa kau suka?" tanya Andre yang melihat Anin makan dengan sangat lahap.
"Ini enak, aku suka." jawab Anin yang kembali makan, tanpa mempedulikan tatapan mata Andre yang menatapnya dengan intens.
"Apa kita akan langsung pulang ke Jakarta setelah rapatnya selesai?" tanya Anin.
"Kenapa, apa kau masih mau berlama-lama di sini?" tanya Andre.
"Hehehe maunya sih, tapi aku tahu kalau kau pasti sibuk dan harus kembali ke Jakarta." jawab Anin.
"Tidak juga, kalau kau mau setelah rapat, kita jalan-jalan mengelilingi tempat wisata yang ada di Bali." ujar Andre.
"Benarkah?" tanya Anin dengan semangat, dirinya sudah tidak sabar untuk menjelajahi pulau dewata pulau seribu pura.
"Tentu saja, untuk mu apa pun akan kulakukan." ucap Andre keceplosan.
"Maksud Mas Andre?" tanya Anin karena tadi dirinya tidak mendengar dengan jelas perkataan Pak Andre.
"Lupankanlah, cepat kau habiskan makanmu! atau kau mau tambah?" tanya Andre.
"Tidak terima kasih, aku sudah kenyang," jawab Anin dengan tersenyum.
Setelah selesai makan, Andre dan Anin pun kembali ke kamar masing-masing. Menyiapkan semua keperluan untuk meeting.
.............
Hotel Hilton CleanStay.
Pak Andre dan Anin yang sudah sampai di Hotel Hilton CleanStayn, langsung berjalan memasuki hotel tersebut menuju tempat yang sudah disiapkan untuk meeting.
Anin yang berjalan di belakang Pak Andre tidak melihat siapa orang yang akan berkerjasama dengan perusahaan Pak Andre, namun dirinya di kejutkan oleh sebuah suara yang menyambut kedatangan Pak Andre. Sebuah suara yang sangat dikenalnya.
"Pak Andre," ujar Adam mengulurkan tanganya.
"Pak Adam," ucap Andre menyambut uluran tangan Pak Adam.
"Mas Adam.... " gumam Anin dalam hati yang masih berdiri di belakang tubuh Pak Andre.
"Silahkan duduk," ujar Adam.
Andre pun langsung duduk, membuat Anin hampir terlihat oleh Adam. Namun dengan cepat Anin langsung menutup wajahnya dengan berkas yang ada di tangannya.
"Anin duduklah," ucap Andre menatap kearah belakang, untuk menyuruh Anin duduk di sampingnya.
Adam yang kaget mendengar nama Anin disebut, semakin terkejut pada saat Anin menurunkan berkas yang menutupi wajahnya.
Anin kini bisa menatap wajah Mas Adam yang duduk di depannya begitu pun sebaliknya Adam pun bisa melihat Anin dengan jelas. Pandangan mata mereka berdua pun saling bertemu satu dengan yang lainnya, Anin bisa melihat wajah Mas Adam yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa di tebak. Anin pun melihat ke arah Intan sekertaris Mas Adam yang duduk di samping Mas Adam.
"Duduklah," ucap Andre membuyarkan pandangan Anin yang masih menatap Mas Adam.
"Baik Pak," ucap Anin.
Dan di sepanjang acara meeting, Mas Adam sama sekali tidak menyapa dirinya. Mas Adam seperti tidak memperdulikan keberadaan Anin, dan entah mengapa itu membuat Anin merasa sangat sakit hati. Bahkan Intan yang tahu betul dirinya adalah istri dari Mas Adam tidak memberikan raekasi apa pun.
Anin pun akhirnya memilih untuk tidak memperdulikan keberadaan Adam, dan secara profesional menjalankan pekerjaanya. Dengan sesekali melihat interaksi Mas adam dengan Intan yang terlihat sangat dekat, dan ada perasaan marah di hatinya. Perasaan yang dulu tidak ada sama sekali saat melihat Adam dengan wanita mana pun termasuk Alya.
Dan setelah satu jam acara meeting itu selesai, mereka pun menutupnya dengan pembicaraan santai. Adam Dan Andre membicarakan sesuatu di luar dari masalah proyek, sedangkan Anin dan Intan hanya terdiam mendengarkan para atasannya berbicara.
"Saya dengar-dengar Pak Adam sudah menikah?" tanya Andre pada Adam, membuat Anin langsung tersedak saat minum.
"Kau tidak papa?" tanya Andre dengan penuh perhatian.
Adam yang melihat interaksi antara keduanya hanya terdiam dengan mengepalkan kedua tanganya, ini bukan pertama kalinya bagi Adam melihat Anin dan juga Andre. Waktu itu Adam pernah melihat Anin dan Andre disebuah restaurant, dan Adam pun pernah melihat Andre mengantar Anin pulang kerumahnya. Adam sendiri tidak pernah menyangka jika Andre adalah atasan Anin.
krn pd dasarnya dia itu punya prinsip
jd tidak plin plan
ihhhj najongg