Bagi orang lain, aku adalah Prayasti Mandagiri Bhirawa.
Tapi bagimu, aku tetaplah Karmala Bening Kalbu.
Aku akan selalu menjadi karma dari perbuatanmu di masa lalu.
Darah yang mengalir di nadi ini, tidak akan mencemari bening kalbuku untuk selalu berpihak pada kebenaran.
Kesalahan tetaplah kesalahan ... bagaimanapun kau memohon padaku, bersiaplah hadapi hukumanmu!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ➖ D H❗V ➖, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. TRUE LOVE
Sementara masih di tempat yang sama, seorang wanita sedang menangis di pelukan seorang pria. Di taman samping teras gedung di mana acara wisuda itu telah berakhir.
"Anak ... ku. Ibu sa ... ngat bangga padamu. Sungguh Ibu ingin me ... meluk dan membe ... ri ucapan selamat pada ... mu. Tapi ..." sang wanita masih menangis sesenggukan.
"Tenanglah, bersabarlah ... waktu itu akan tiba, tunggulah sebentar lagi." Pria itu mengusap-usap punggung wanita itu.
"Rasanya aku sudah tidak sabar lagi ... hiks ... hiks ..."
"Setidaknya kau sudah melihatnya mencapai keberhasilannya. Dia sangat cantik sepertimu, aku pun bangga menjadi ayah sambungnya." Sang pria kembali memeluk wanita itu, menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dan menghapus air matanya dengan sayang.
"Kau masih punya aku, yang akan selalu menemanimu. Kau tidak perlu merasa kesepian lagi."
Siapakah pria dan wanita itu?
FLASHBACK ON
Harold membuka map hasil penyelidikan dari detektif yang disewanya. Dia tersenyum puas, setelah mendapatkan informasi tentang wanita incarannya. Tidak lama lagi, Shakira akan menjadi miliknya dan dia tidak akan merasa merana dan kesepian lagi.
Tapi kali ini, Harold tidak mau gegabah. Dia tidak mau salah langkah lagi seperti ketika berpacaran dengan Ivy, menguntit Maureen atau pun menculik Prada karena obsesinya. Harold akan berusaha mendapatkan Shakira secara natural dan gentlemen. Harold akan berjuang sekuat tenaga untuk membahagiakan wanita yang dia cintai.
Setelah beberapa waktu berlalu, usaha Harold menumbuhkan hasil. Kesabaran dan ketekunannya mendekati Shakira membuat wanita itu tanpa sadar membuka hati untuknya. Harold tidak pernah memaksakan kehendaknya, untuk bertemu atau pun kencan dengan Shakira. Tidak juga mengawasi atau menguntitnya dari jauh.
Harold membiarkan usahanya mengalir begitu saja. Memberikan perhatian secukupnya, memberikan bantuan ketika diperlukan dan memberikan kejutan-kejutan yang manis di saat yang tepat. Harold takut, bila tindakannya terlalu berlebihan akan membuat Shakira merasa tidak nyaman, tertekan dan menjauh darinya.
Perlahan tapi pasti, Harold mulai menempati sebagian ruang hati Shakira. Shakira yang kesepian merasa membutuhkan tempat untuk bersandar, dan Harold lah pria yang tepat untuk itu.
Di tengah kegalauannya, Shakira mengungkapkan rasa bimbangnya pada Mr. Anthony. Bagaimana pun, Shakira masih terikat janji untuk melakukan misi dari Mr. Anthony untuk membalas dendam pada Harold. Misi Shakira adalah mengalihkan perhatian Harold dari Prada dan menakhlukkan Harold dengan pesonanya. Tapi siapa sangka, bahwa Shakira akan terjebak dalam misinya itu. Bahkan Shakira dan Harold merasa nyaman-nyaman saja meski selisih usia di antara ke duanya terpaut jauh.
Maka sebelum cinta lokasi itu semakin memanas dan hatinya semakin jatuh terlalu dalam, Shakira berniat menemui Mr. Anthony. Dia akan menerima apa pun keputusan Mr. Anthony nantinya. Shakira percaya, Mr. Anthomy seorang yang baik dan bijaksana. Terbukti ketika dirinya terlibat dalam skenario Beno untuk menjebak Sabda, Mr. Anthony tidak menghukum tapi malah menolongnya.
"Tuan, ada satu hal yang ingin saya bicarakan dengan Anda," Shakira memulai pembicaraan dengan perasaan kawatir.
"Bicaralah, jangan sungkan."
"Saya minta maaf, sepertinya saya sudah gagal menjalankan misi itu dan mengacaukan rencana Tuan," Shakira menunduk dalam, menunjukkan rasa sesalnya.
"Ada apa, apakah kau sudah jatuh cinta padanya ... hmmm ?" tentu saja Mr. Anthony yang sudah tahu akan arah pembicaraan Shakira, bisa bersikap tenang.
"Ti ... tidak. Tuan jangan salah sangka," Shakira berusaha menyembunyikan raut wajahnya yang memerah.
"Kau tidak perlu merasa bersalah. Memang misi awalmu seperti itu. Tapi dalam hal ini aku bersikap flexible saja."
"Maksud Tuan?" Shakira masih bingung mengartikan ucapan Mr. Anthony.
"Kalau kau jatuh cinta pada targetmu, itu pun bagus. Aku pasti mendukungmu. Harold sebenarnya pria yang baik. Tapi dibutakan oleh obsesi. Dan sepertinya dia sudah berubah sekarang. Aku harus memberi ucapan selamat padamu."
"Tu ... tuan sudah mengetahuinya?" Shakira semakin gugup. Belum mengaku tapi sudah ketahuan. Padahal selama ini Shakira selalu berusaha bersikap wajar dan menyembunyikan perasaannya yang sesungguhnya.
"Iya, dan aku merestuinya. Hiduplah dengan baik setelah ini. Berbahagialah." Mr. Anthony bangkit dari duduknya, menjabat erat tangan Shakira.
"Terimakasih Tuan, terimakasih ..." Shakira tidak mampu menahan air mata haru yang mengalir di pipinya.
"Kemarilah, aku ingin memelukmu. Kau sudah seperti anakku sendiri dan Pray adalah cucu kesayanganku."
*
Tinggal satu lagi PR untuk Shakira, dia harus menemui Harold untuk berbicara baik-baik padanya. Sebelum menerima cinta Harold dan menjalin hubungan serius dengannya, Shakira tidak ingin ada ganjalan di hatinya. Untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
Tentu saja Harold sangat berbunga-bunga hatinya, baru kali ini Shakira yang lebih dulu menghubungi dan ingin menemuinya. Jiwa lajangnya meronta, Harold harus tampil meyakinkan malam nanti. Dibawanya cincin yang sudah disiapkan dan disimpannya selama ini. Saking semangatnya, Harold sudah tiba lebih dulu di tempat itu. Beberapa kali ke toilet, untuk bercermin dan merapikan penampilannya.
"Shakira, akhirnya kau datang juga." Harold buru-buru berjalan menghampiri Shakira yang baru memasuki pintu restaurant itu.
"Maaf, aku sedikit terlambat." Shakira tersenyum.
"Tidak, aku juga baru saja tiba." Harold berbohong, agar Shakira tidak merasa bersalah.
Mereka berdua berjalan memasuki private room yang sudah direservasi oleh Harold. Shakira berpesan padanya ingin membicarakan hal yang pribadi dan rahasia. Sehingga Harold memilih tempat itu demi kenyamanan Shakira. Dan bila memungkinkan, Harold akan melamar wanita pujaannya itu.
"Duduklah, apa yang ingin kau sampaikan?" Harold menarik kursi dan mempersilakan Shakira duduk.
"Aku ingin bertanya satu hal padamu. Apakah kau serius ingin menjalin hubungan denganku?"
Tanpa berpikir lagi Harold menjawab, "Tentu saja. Kau sudah berhasil mengalihkan duniaku sejak pertemuan pertama kita. Tahukah kamu, cinta itu makin tumbuh subur di dalam sini." Harold menunjuk da danya sendiri.
"Baik, aku percaya akan kesungguhanmu. Tapi, aku tidak yakin kau akan tetap mencintaiku bila kau mengetahui rahasia ini."
Harold terkejut mendengar perkataan Shakira, tapi dalam hatinya Harold berniat akan menerima apa pun yang terjadi dengan tulus.
"Katakanlah, aku mendengarmu."
Shakira menceritakan tentang jati dirinya yang sesungguhnya, masa lalunya yang pahit, negara asalnya, tentang statusnya yang adalah ibu dari satu anak di luar pernikahan dan tentang misi yang dijalaninya atas permintaan Mr. Anthony.
Tentu saja hal terakhir ini membuat Harold sangat terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Shakira bekerja untuk Anthony untuk menjebak dirinya. Dan betapa bodoh dirinya yang sekali lagi harus kalah dengan rivalnya itu.
Harold tersenyum, "Setidaknya aku harus berterimakasih pada Anthony, karena jebakannya kali ini membawa kebahagiaan untukku. Dan aku yang bodoh ini akhirnya menemukan cinta sejatiku dari rivalku sendiri."
Shakira menatap Harold, "Maukah kau berjanji satu hal padaku?"
"Tentu saja, katakanlah!" Harold menduga-duga permintaan Shakira.
"Hapuslah dendammu pada tuan Anthony, hilangkan semua permusuhan di antara kalian. Tuan Anthony selama ini sangat baik padaku dan keluargaku," pinta Shakira dengan mata memohon.
"Baiklah, aku janji akan melakukannya untukmu."
Sepertinya dugaan Harold kali ini benar, karena memang Harold sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menghapus semua dendam di masa lalu, setelah dia menemukan cinta sejatinya.
Harold bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Shakira.
"Sayekti, aku mencintaimu. Dan aku menerimamu apa adanya, termasuk masa lalumu. Anakmu akan menjadi anakku juga. Aku akan menyayanginya sebagai anakku sendiri." Harold menggenggam tangan Shakira.
"Terimakasih untuk cintamu." mata Shakira berkaca-kaca, setelah harapannya untuk hidup bahagia kandas, tidak menyangka Harold akan mencintainya sebesar ini. Harold membawa Shakira dalam pelukannya.
"Sayekti, maukah kau menikah dan menua bersamaku?"
Ketika Shakira mengangguk, Harold segera memasangkan cincin itu, lalu mengecup tangan Shakira.
FLASHBACK OFF
Gimana gaessss... So sweet kan Harold? Jangan kesel lagi yak. Biar ga kena timpuk Harold.