Bukan Suami Pengganti

SATU JAM TELAH BERLALU

KANTOR PAK BURHAN.

Arsen menatap istri nya yang terlelap di samping dia menyetir. Satu tangan nya terangkat merapikan anak rambut yang sedikit berantakan menghalangi wajah cantik nya.

''Manis, '' Gumam Arsen.

''Eva sayang, bangun! Kita sudah sampai di kantor Papa.'' Mengusap lembut pipi istri nya.

''Hampir jam dua, sayang. Mau ikut masuk atau menunggu Mas di sini lagi.'' Ucap Arsen.

''Eeeng, Aku masih ngantuk Mas. Mas masuk ke dalam sendirian, ya'' Ucap Eva, dengan kedua mata nya masih terpejam rapat, enggan membuka nya. Bergerak mengubah posisi tidur nya, mencari ke nyamanan untuk melanjutkan tidur nya kembali.

''Baiklah, Aku masuk dulu.'' Pamit Arsen.

Hmmm, jawab Eva yang masih mengantuk.

Arsen menggeleng-geleng pelan, sebelum tersenyum melihat tingkah istrinya, yang sangat menggemaskan.

''Sleep well”

Cup

CUP

...****************...

Saat tiba di dalam, Arsen segera bertanya kepada Receptionist. Dan ternyata Pak Burhan belum kembali meeting di luar bersama klien dari luar kota.

Di saat Arsen sedang duduk menunggu, di salah satu sofa. Ada seseorang wanita cantik menghampiri Arsen, sambil memanggil nama nya.

"Arsen." Panggil wanita cantik tersebut.

Arsen mendongakkan kepala nya, lalu menatap sosok wanita yang berdiri di depan nya beberapa waktu.

"Seperti nya dia kenal dengan wanita ini, tetapi siapa, ya.?" Pikir Arsen, sambil mengingat-ingat kembali wanita di depan nya saat ini.

"Nadin, bukan." Ucap Arsen sedikit ragu, Arsen takut kalau tebakan nya itu salah orang.

Wanita itu mengangguk, "Kamu masih mengingat aku ternyata Ar. Ternyata kamu gak berubah, justru kamu semakin tampan. Oh ya, kamu sedang apa di sini.?" Tanya Nadin, sangat antusias.

"Ini kantor Papa aku, " Jawab Arsen singkat.

"Benarkah,? Aku juga bekerja di sini, di bagian pemasaran."

Arsen hanya tersenyum menanggapi nya. Sedangkan Nadin, merasa bahagia bisa bertemu kembali dengan Arsen. Sudah sejak SMA Nadin menaruh hati pada Lelaki di hadapan nya sekarang ini.

"Kamu sudah menikah atau belum Arsen.?" Tanya Nadin.

Baru saja Arsen ingin menjawab nya, Namun, tiba-tiba ada yang datang memberitahu kalau Papa nya sudah kembali dari luar.

''Maaf Pak Arsen, Bapak Burhan sudah kembali.'' Membuat Arsen mengangguk cepat.

''Maaf Nadin, aku tinggal dulu.'' Ucap Arsen.

''Tidak masalah, kita bisa sambung lagi di lain waktu.'' Jawab Nadin, dengan hati berbunga-bunga.

''Kali ini aku tidak boleh diam saja, aku harus melakukan sesuatu supaya Arsen sadar, kalau aku sangat-sangat mencintai nya.'' Pikir Nadin.

Nadin kembali duduk di meja nya dengan hati sangat bergembira. Cinta yang dulu hanya dia pendam, ternyata masih sama besar nya ketika kembali bertemu dengan orang nya.

...****************...

''Kamu ingin memegang posisi apa.? Direktur utama atau mau posisi apa.?'' Tawar Pak Burhan.

''Ada apa dengan sikap Papa, ? Bukan nya selama ini, kita berdua tidak sedekat ini.?''

''Atau sikap Papa berubah karena Arsen telah menyelamatkan nama baik Papa dan juga rasa malu akibat perbuatan Kak Juan. ?'' Tebak Arsen.

Pak Burhan menghentikan aktivitas nya beberapa waktu, dia tau selama ini sikap nya terlihat acuh ke pada putra kedua nya ini. Tetapi, dia melakukan hal itu ada alasan nya yang begitu kuat, dan demi kebaikan nya juga.

''Apa kamu mau tau alasan nya. ?'' Ucap Pak Burhan menatap luar jendela dari ruang kerja nya.

''Iya, aku mau tau alasan nya.'' Jawab Arsen yakin.

''Alasan aku melakukan hal itu, hanya demi keselamatan kamu.''

''Kes_____''

''Dengarkan Papa sampai selesai, dan jangan memotong nya jika kamu ingin tau alasan Papa melakukan hal demikian rupa.''

''Kecelakaan Mama kamu tidak murni kecelakaan tunggal, ada campur tangan dari istri ku Bunga, Mama tiri kamu. Namun sayang sekali , Papa tidak memiliki bukti apa pun soal itu.''

''Bunga sangat marah, ketika aku menikah lagi dengan Mama kamu. Hingga dia berani berbuat sekeji itu, membuat Mama kamu meninggal dengan manipulasi kecelakan tunggal waktu itu.''

''Aku tidak memiliki bukti, hanya telinga Aku yang mendengar semua nya. Dengan sikap dingin nya Aku ke kamu, itu membuat Mama tiri kamu dengan kakak kamu Juan, tidak terganggu posisi nya di depan mata Papa.''

''Dan itu sangat aman untuk kamu, aku tidak ingin kamu kenapa-napa.? Meskipun kamu sangat membenci ku, Papa ikhlas asal kehidupan kamu aman.''

''Apa Papa akan selalu diam saja, ?''

''Selama mereka berdua tidak berbuat sesuatu yang fatal terhadap kamu, Papa tidak akan pernah ambil pusing.''

''Kalau kasus Mama kamu, Papa minta maaf, Papa tidak bisa berbuat banyak. Semua bukti sudah tidak ada, aku baru mengetahui nya setelah lima tahun Mama mu pergi.''

''Sekarang kamu ingin memegang posisi apa.? Direktur utama atau posisi yang lain.?'' Tawar Pak Burhan lagi.

''Terima kasih, ''

''Untuk Apa, ?'' Menghampiri putra kedua nya itu, dengan membuka ke dua tangan nya lebar-lebar.

Arsen masuk ke dalam pelukan Papa nya sejenak, ''Terima kasih, '' Ucap Arsen lagi.

''Jaga menantu Papa dengan baik, dan cepat memberi Papa cucu yang cantik dan juga sangat tampan.''

''Soal Mama kamu, Bunga dengan Kakak kamu, Juan. Biar lah menjadi urusan nya Papa.''