Citra adalah anak tunggal kesepian yang kerap kali tinggal sendirian di rumah. Sebab, orang tuanya bekerja dengan berpindah-pindah kota. Semasa ia beranjak remaja, Citra memutuskan untuk menetap di rumah barunya meski tinggal sendirian.
Dari situlah dia sering mendapatkan gangguan oleh sosok tak kasat mata. Sampai suatu ketika dia bertemu dengan seorang pemuda yang datang menolongnya dan benih-benih cinta pun tumbuh di antara keduanya. Namanya adalah Andra.
Namun, anehnya ketika berada di sekolah, Andra tidak mengenali Citra. Hal itu membuat Citra kecewa terhadap Andra.
Sedangkan Andra merasa mengalami keanehan setelah kepindahannya ke Indonesia. Setiap habis joging di malam hari, ketika paginya dia akan terbangun di teras rumahnya. Dia seolah bermimpi bertemu dengan seorang gadis. Namun, dia tidak mengingat wajah gadis itu ketika bangun dari tidurnya.
Seperti apakah kisah selanjutnya yang akan terjadi antara Citra dan Andra?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ney-nNa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.29
Ardi terus menangis sesenggukan ketika teringat kala menguburkan janin hasil hubungannya dengan Alya. Dia menyesali perbuatannya saat itu yang tidak berpikir panjang.
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Dia hanya bisa berharap semoga dengan menguburkannya secara layak dapat membuat janinnya tenang.
Paranormal itu kemudian memegangi tanah yang sudah digali sedikit oleh Bejo. Dia mencaruk segumpal tanah kemudian terdiam sembari berjongkok di hadapan tanah galian itu.
Dalam diamnya dia tengah berkomunikasi dengan jin yang menduplikat si janin. Entah apa yang terjadi dalam mediasinya, namun suasana malam itu semakin suram. Bejo bahkan tidak berani menengok ke arah lain saking takutnya. Sedangkan papa Andra terus terisak mengingat kesalahannya dimasa lampau.
Beberapa saat kemudian paranormal itu berdiri seraya melihat ke arah papa Andra.
"Tuan, janin ini ingin dikuburkan berdekatan dengan ibunya," ujar si paranormal setelah melakukan mediasi.
"Apa? ibunya?" pekik papa Andra terkejut. "Tapi saya tidak tahu di mana ibunya berada. Kami sudah lama sekali tidak berhubungan setelahnya," ujar papa Andra mengatakan yang sejujurnya, bahwa setelah menggugurkan janinnya itu mereka tidak lagi bertukar kabar.
"Sayangnya dia tidak mau dipindahkan di sembarang tempat, dia hanya mau di dekatkan dengan ibunya, Tuan!" ujar si paranormal.
Papa Andra menjadi semakin gelisah mendengarnya. Mengingat selama ini hidupnya terus dihantui dengan rasa bersalah dan juga didatangi lewat mimpi oleh janinnya itu meminta untuk pertanggungjawaban.
"Lantas sekarang saya harus bagaimana?" tanyanya pada si paranormal.
"Saya akan mengambil tanah yang berasal dari sisa-sisa jasadnya dan memasukkannya ke dalam kendi, tolong simpan kendinya baik-baik, jika sudah menemukan ibunya tolong kabulkan permintaannya itu agar janin ini bisa tenang. Kuburkan dia secara layak dan kirimkan doa, agar dia dapat tenang di sisi Allah.
"Satu lagi, minta maaflah kepadanya dalam doa itu, tunjukkanlah betapa anda menyayanginya dan juga bahwa anda menyesal telah membunuhnya dan membuangnya, sebab bagaimana pun dia ini juga anak anda yang harusnya anda jaga dengan baik. Dia merasa sangat sedih karena anda menolaknya dan menyia-nyiakan nya begitu saja," tutur si paranormal itu menyampaikan pesan dari jin yang menduplikat si janin.
Papa Andra semakin terisak dia merasa sangat berdosa terhadap janin Alya yang di gugurkan tersebut. Namun, semuanya telah berlalu dan tak mungkin bisa mengulang kembali. Manusia tidak akan bisa mengembalikan keadaan semula, yang ada hanya penyesalan. Beliau kemudian pulang sembari membawa kendi itu.
....................
Di tempat kosnya, Citra yang merasa lelah kemudian berbaring di kasurnya sembari memainkan gawainya. Dia bertukar pesan dengan Amel, bercerita tentang pertemuannya dengan Bima di kost barunya beberapa saat lalu. Dia tidak menyangka jika anak misterius itu ternyata satu kos dengannya kini.
Namun, semenjak dari dapur dan masuk ke dalam kamar, Citra merasa ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman dan seolah ingin menengok ke arah pojokan kamarnya terus menerus.
Perasaannya pun semakin tidak enak ketika hawa panas menyeruak di belakang lehernya. Citra mencoba mengabaikan hal itu, dan mencoba berpikir positif, tapi lagi-lagi dia selalu ingin melihat ke arah pojokan kamar di samping almari baju. Citra semakin bimbang antara ingin tetap tinggal di kamar atau memilih ke luar dari kamarnya.
Citra mengecek jam yang tertera pada layar awal pada handphonenya. Jam sudah menunjukkan pukul 22.00. Citra menjadi ragu untuk ke luar dari kamar. Akhirnya dia memutuskan untuk tinggal dan bersiap untuk tidur.
Citra mulai mematikan lampu kamarnya. Sebab, jika lampu menyala Citra tidak akan bisa tidur. Sejak kecil dia sudah terbiasa tidur dengan suasana temaram.
Usai mematikan lampu Citra menarik selimut hingga menutupi sebagian badannya hingga sepinggang. Lantas dia mulai memejamkan mata berharap agar dapat bermimpi yang indah dalam tidurnya.
Tiba-tiba saja Citra merasa mendengar suara berisik di dekat telinganya, namun tidak jelas apa perkataannya. Bulu kuduk Citra pun meremang. Ada perasaan was-was tentang siapa yang bersuara di samping telinganya.
Citra kemudian memanjatkan doa sebisanya. Dia berharap terlindungi dari gangguan jin yang hendak mengganggunya. Hingga lama-kelamaan Citra terlelap dalam tidurnya.
......................
Citra melihat ada seorang anak perempuan berseragam putih abu-abu dan juga anak laki-laki dengan seragam yang sama. Mereka berdua terlihat seperti tengah mendebatkan sesuatu yang sangat serius.
"Ayo, minum obatnya, Al. Kamu hanya perlu meminumnya dan setelahnya kamu akan mengalami keguguran. Selesai!" ujar Ardi.
"Tapi, aku takut, Di. Gimana kalau nanti terjadi yang tidak diinginkan sama aku?" ujar Alya dengan gelisah.
"Aku udah cari tahu tentang hal itu, Al. Bahkan dia udah sering melakukannya dan semua aman-aman saja, Al. Aku cari obat yang cukup mahal agar kegugurannya berhasil, Al. Kamu cuma akan merasakan sedikit sakit dalam beberapa saat, dan sedikit pendarahan dalam beberapa hari setelah itu semua akan kembali normal," bujuk Ardi.
Ardi meletakkan pil di atas telapak tangan Alya. Kemudian meminta Alya untuk segera meminumnya. Alya terisak semakin dalam. Dengan memejamkan mata pil itu pun di telannya. Alya segera meminum air putih agar pilnya segera masuk ke dalam tubuhnya.
Setelah beberapa saat Alya merasakan sakit perut seperti wanita yang tengah kram perut saat menstruasi. Alya kemudian mengalami perdarahan yang luar biasa dari rahimnya. Hingga gumpalan darah terus-menerus ke luar dari sela-sela pahanya.
Ardi kemudian memasukkan janin yang ke luar dari rahim Alya ke sebuah tempat dan menguburkannya sembarangan di dekat rumah orang tuanya. Setelahnya dia mengantarkan Alya sampai ke rumahnya. Kebetulan saat itu orang tua Alya belum pulang dari bekerja.
Setelahnya Alya masih mengalami perdarahan. Untuk membersihkan diri, Alya kemudian segera mandi. Setelah mandi tubuh Alya menjadi demam dan dia terus menggigil kedinginan. Perdarahan pun tak juga surut. Hingga lama-kelamaan kondisi Alya terus menurun dan pingsan di kamarnya.
Orang tua Alya yang pulang malam saat tahu kamarnya putrinya tertutup mengira Alya sudah tidur. Barulah keesokannya orang tua Alya tahu jika Alya pingsan setelah pukul tujuh pagi namun anaknya tidak kunjung ke luar kamar.
Mereka panik saat melihat ada darah di bagian belakang rok Alya. Mereka segera membawanya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, orang tua Alya akhirnya tahu jika Alya telah usai menggugurkan kandungannya dan mengalami infeksi rahim.
Tidak cukup di sana, Alya terus mengeluarkan perdarahan hebat, hingga keadaannya terus memburuk. Orang tua Alya kemudian mencari tahu siapa yang tengah menghamilinya, namun Alya tidak mau mengungkapnya. Alya tidak mau menjawab siapa yang telah menghamilinya hingga Alya menghembuskan napas terakhir setelah keadaannya kritis.
Sedangkan Ardi, yang diterima masuk perguruan tinggi di luar kota, tidak tahu menahu dengan keadaan Alya setelahnya. Dia hanya menduga Alya tidak lagi mau berhubungan dengannya sehingga tidak menghubunginya.
Citra kemudian terbangun setelah mendengar kumandang adzan subuh dengan mata sembab dan air mata yang membasahi kedua pipinya.
Citra beranjak duduk dan bingung dengan siapa yang tadi ada dimimpinya. Sebab Citra merasa tidak mengenalnya, tapi dia tahu latar tempat janin itu di kuburkan, yaitu tepat di samping jendela kamarnnya.
...________Ney-nna________...
slmat ya citra, andra smga smawa slalu, dri mimpi membawamu kdalm kbhgian,
ini novel pertma yng ku bca beragensi horor, sblmnya plng gk ska sma berbau horor🤭
trima ksih aku ska sma jln critanya ttp smngat kak💪
ehhh mila udah minggal trut berduka cita ya mila, kna azab ini tp bkn d sinetron ikan terbang🤭 apa mila mngakui perbuatannya ??
mmm hadiah apa Bim kmu ska sma Citra kah ??
gimna Mila enak gak sama yng gtuan😏😏😏