NovelToon NovelToon
The Love Story Of Pram And Kailla

The Love Story Of Pram And Kailla

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Cintamanis / CEO / Tamat
Popularitas:8.8M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Novel ini adalah musim ke 3 dari kisah cinta beda usia antara Pram dan Kailla.

- Istri Kecil Sang Presdir ( season 1 )

Pernikahan karena perjodohan antara Pram dan Kailla. Rumah tangga yang diwarnai
dengan konflik ringan karena tidak hanya karakter tetapi juga umur keduanya berbeda jauh. Perjuangan Pram, sebagai seorang suami untuk meraih cinta istrinya. Rumah tangga mereka berakhir dengan keguguran Kailla.

- Istri Sang Presdir ( season 2 )
Kehadiran mama Pram yang tiba-tiba muncul, mewarnai perjalanan rumah tangga mereka. Konflik antara menantu dan mertua, kehadiran orang ketiga, ada banyak kehilangan yang membentuk karakter Kailla yang manja menjadi lebih dewasa. Akhir dari season 2 adalah kelahiran bayi kembar Pram dan Kailla.

Season ketiga adalah perjalanan rumah tangga Pram dan Kailla bersama kedua bayi kembar mereka. Ada orang-orang dari masa lalu yang juga ikut menguji kekuatan cinta mereka. Pram dengan dewasa dan kematangannya. Kailla dengan kemanjaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pram & Kailla 11

Suara azan Magrib mengalun indah, samar-samar terdengar dari ruang kerja Pram. Tampak Presiden Direktur sekaligus pemilik RD Group itu sedang melakukan video conference dengan Pieter dan David di ruang kerjanya. Ketiga petinggi RD Group itu tengah membahas beberapa proyek perusahaan dengan suasana nyaman dan lebih santai.

"Bagaimana?" tanya David begitu selesai berbicara panjang lebar.

"Aku setuju. Pram, bagaimana denganmu?" tanya Pieter.

Si pemilik nama sedang duduk bersandar dengan dahi berkerut. Jemari tangannya menari teratur di atas meja, Pram sedang berpikir.

"Aku tidak keberatan. Hanya saja ...." Suara maskulin Pram menggantung. Konsentrasi pria matang itu teralihkan ke arah pintu ruang kerja yang terbuka.

"Sayang ...." Terdengar suara manja Kailla, berjalan masuk sembari menggendong putra sulungnya. Wajah cantik itu terlihat panik dan nyaris menangis. Lima belas menit kehilangan putra bungsunya, ia hampir putus asa.

"Wah, Nyonya Pratama," celetuk Pieter yang sudah sangat hafal dengan suara Kailla.

"Sebentar." Pram menegakan kursi mengalihkan fokusnya pada istri dan anaknya.

"Sayang, aku titip. Kentley berulah lagi." Kailla menjelaskan sembari meletakkan putranya ke atas pangkuan Pram.

"Ada apa?" tanya Pram sambil mendekap Bentley dan mencium pipi putranya sekilas.

"Kentley menghilang, Sayang. Aku ...."

"Nanti kita sambung lagi. Aku harus mencari putra bungsuku." Pram menyudahi pembicaraan dengan dua rekannya, kemudian menutup layar laptop buru-buru.

"Apa yang terjadi?" tanya Pram. Mendekap erat Bentley di dadanya.

"Aku sedang sibuk dengan Bentley dan anak itu menghilang lagi." Kailla bergegas keluar dari ruang kerja sembari membungkuk untuk mencari putra bungsunya di bawah kolong lemari yang baru saja dilewatinya.

Bayi tujuh bulan yang lahir beberapa menit setelah kakaknya itu memang lebih aktif. Bahkan ia lebih cepat merangkak dibanding si sulung.

"Memang kamu pikir putraku tikus, bisa masuk ke bawah lemari," celetuk Pram tergelak menatap wajah Kailla yang panik dan hampir menangis. Daddy si kembar terlihat lebih tenang karena ia yakin tidak akan terjadi sesuatu pada putranya.

Berbeda dengan Kailla, ibu muda itu tampak gusar, mengedarkan pandangan ke sekeliling.

“Sudah. Jangan panik.” Pram menenangkan, sesekali mengecup pipi gembul Bentley.

"Sayang, aku serius." Mata Kailla mulai berkaca-kaca. Ia tidak takut bayinya hilang, hanya saja ia khawatir terjadi sesuatu pada anak bungsunya.

"Kamu lihat, Nak. Untung saja pabrik ASI kalian itu menempel di tubuh Mommy. Kalau bisa dilepas, pasti setiap dua jam sekali akan ada drama seperti ini. Kita harus membantu Mommy mencarinya setiap kalian kelaparan." Pram tergelak, membayangkan kecerobohan Kailla yang tidak pernah berubah meskipun sudah memiliki si kembar.

***

"Bagaimana sampai bisa lepas dari pengawasanmu, Kai?" tanya Pram mengekor langkah istrinya masuk ke kamar tidur anak-anaknya.

"Aku sedang sibuk dengan Bentley di kamar. Tiba-tiba begitu berbalik anak itu sudah tidak terlihat. Aku meninggalkannya di lantai bersama dengan mainannya." Kailla bercerita menunjuk ke arah playmat dengan mainan berserakan di atas lantai.

"Kinara dan Binara?" tanya Pram.

"Salat Magrib." Kailla menjawab singkat. Kedua tangan bertolak di pinggang, bibir Kailla mengembuskan napas kasar. Ia lelah dan mulai putus asa sekarang. Hampir semua ruangan sudah dijelajahi, tetapi sang buah hati belum ditemukan.

"Kailla Sayang, sudah aku katakan sejak dulu. Saat tidak ada siapa-siapa bersamamu tolong lebih fokus pada Kentley. Anak itu lebih aktif dan perkembangannya pun lebih pesat dari kakaknya. Harusnya kamu tahu itu. Kenapa kamu malah fokus pada Bentley, Kai. Sampai tidak sadar si kecil menghilang."

"Aku sedang mengganti pakaian Bentley. Dia pipis dan terkena celananya. Aku lupa menutup pintu kamar, sampai anak itu bisa keluar." Kailla bercerita sembari berlari ke kamar tidurnya yang terkoneksi dengan kamar anak-anak.

Berjalan sambil membungkuk, ibu dari si kembar itu masih mencari. Pikiran buruk mulai menggerogoti akal sehat, saat sang putra tak kunjung ditemukan.

"Bagaimana ini?" Kailla mulai menangis.

"Aku akan meminta asisten membantu mencarinya." Pram berjalan ke arah pintu dengan Bentley di gendongannya. Ia tidak mungkin membiarkan Kailla memegang putranya saat ini. Bukan hanya satu, bisa jadi dua putranya akan hilang bersamaan.

Samar-samar, Kailla mendengar celoteh dari arah kamar mandinya. Suara tawa ceria bayi itu semakin jelas terdengar, Kailla buru-buru bangkit.

"Sayang, kamu mendengarnya?" tanya Kailla, mengulas senyuman. Tanpa menunggu jawaban sang suami, Kailla berlari menuju asal suara.

Deg--

Langkah kaki Kailla membeku di tengah pintu kamar mandi saat mendapati Kentley duduk di lantai kamar mandi. Bayi itu tertawa menatapnya dengan kedua tangan memerah.

"KENTLEY!" teriak Kailla dengan suara kencang. Emosi perempuan dengan tampilan casual itu tersulut saat melihat kenakalan yang dilakukan putranya.

Pram berlari mendekat saat mendengar teriakan Kailla. Ia tidak mau istrinya sampai lepas kendali dan emosi pada putra mereka yang bahkan belum mengerti apa-apa.

"Ada apa?" tanya Pram. Matanya melebar saat melihat putranya sedang duduk di lantai kamar mandi, memainkan peralatan make-up Kailla.

Kentley dengan bahagianya menggores lipstik merah ke lantai. Pensil alis dan maskara Kailla sudah tunggang langgang. Belum lagi bedak padat berceceran keluar dari tempatnya, bercampur dengan perona pipi yang sudah hancur.

"Sayang, tolong bawa Bentley bersamamu. Aku akan mengurusnya," pinta Pram dengan lembut saat melihat Kailla berdiri di tengah pintu dengan napas naik turun menahan kesal.

"Sayang ...." Pram buru-buru meletakkan Bentley di atas karpet lantai dan memastikan pintu kamar terkunci. Pria itu tampak kebingungan, seperti mencari sesuatu. Akhirnya, ia menurunkan sebuah buku bacaan dari atas nakas dan membiarkan Bentley bermain-main dengan bukunya.

"Sayang ..." Pram memeluk Kailla dari belakang, dikecupnya berulang kali pipi cemberut Kailla.

"Jangan marah. Anak itu masih kecil. Ia belum paham apa-apa. Ia tidak salah. Aku akan mengganti semua peralatan make-up dengan yang baru. Satu jam lagi ... beri aku waktu satu jam. Semuanya akan kembali seperti semula," bisik Pram berusaha menenangkan Kailla. Netranya tertuju pada putra kecil mereka yang tampak bahagia dengan mainan barunya.

“Sayang, jangan marah lagi. Aku mencintaimu,” bisik Pram, berusaha meredam emosi Kailla

"Dia menghancurkan semuanya, Sayang. Aku baru saja membeli lipstik itu. Bahkan belum sempat memolesnya di bibirku." Akhirnya Kailla bersuara dengan tangan mengarah pada putranya. Ingin menangis saat melihat peralatan make-up miliknya yang hancur lebur tak berbentuk.

"Empat tahun menunggu, baru kita mendapatkannya. Kamu ingat ... melahirkannya dengan penuh perjuangan. Biarkan saja. Jangan membentaknya. Kamu tidak kasihan melihatnya. Kamu membentaknya dan dia tersenyum bahagia padamu." Pram berbisik pelan di telinga Kailla sembari mengeratkan pelukannya.

Deg—

Kailla langsung menangis saat diingatkan oleh suaminya. Terselip rasa bersalah, tanpa sengaja sudah meneriaki putranya. Ia terlalu lelah, sampai lepas kontrol saat melihat ulah si kecil Kentley.

"Sayang ... maafkan Mommy." Kailla berjalan mendekati Kentley. Diraihnya tubuh mungil itu ke dalam gendongannya. Didekapnya erat dengan berurai air mata.

"Biarkan aku yang membereskannya. Tolong bersihkan Kentley," pinta Pram saat melihat wajah putranya memerah terkena lipstik.

Tak lama pria itu menyusul, keluar dari kamar mandi. Senyum terkembang di bibirnya saat melihat Kailla sedang mencium putra keduanya yang sudah bersih dan berganti pakaian. Tidak tampak lagi kekesalan yang menghiasi wajah cantik Kailla.

"Jangan mudah terpancing, Kai. Sekali kamu mengasari mereka, seterusnya kamu akan semakin mudah meledak dan terbiasa mengasari anak-anak di saat menghadapi situasi seperti tadi. Mereka itu tidak mengerti apa-apa. Yang harus disalahkan itu orang dewasa. Bukan mereka." Pram berkata sembari menjatuhkan bokongnya di karpet lantai. Ia memilih menemani Bentley yang sibuk meremas halaman demi halaman buku bacaannya.

"Saat menghadapi situasi seperti tadi. Tarik napas dalam-dalam, hembuskan perlahan. Ingat ... kita mendapatkannya dengan penuh perjuangan. Dengan begitu kamu akan berpikir dua kali untuk memarahinya," lanjut Pram.

“Aku tidak suka kamu membentak anak-anak. Aku ingin mereka tumbuh besar dengan kelembutanmu, Kai. Aku paham, mungkin kamu sedang lelah. Aku tidak bisa menyalahkanmu. Hanya saja ... aku memintamu untuk sedikit lebih bersabar menghadapi mereka. Kalau mereka menghancurkan barang-barangmu, jangan khawatir. Aku akan menggantikannya untukmu.”

***

Tbc

1
Fitri ahmad
kok gak ada aq klik judulnya
Fitri ahmad
buset dahhh.. kuluarga upin ipin
Ayu Galih
Baguus banget karya2 mu kak dr awal 1,2 & 3 aqu ikutin cuma sayaaangnya aqu gk bisa lihat season ke 4 nya sefih bangeet ..😌
untuk yg lain aqu sdh melimpir kak...SEMANGAT ...
kalea rizuky
kaila kek bocah ua pernah selingkuh sih maklum suaminya tua jd liat yg muda kek. maruk/Smug/ jd inget dia pas selingkuh ma koko ditya ampe ciuman bibir menjijikan
kalea rizuky
Q baca lagi di taun 2025
Tifanny Lette
ceritanya real mana mba
Tifanny Lette
ceritanya real mana
Tifanny Lette
mba tau judul ceritanya panji dan ellena kah
Abiy Dewa
Luar biasa
Mak sulis
ternyata Keysa mendonorkan darah untuk Kailla..
membayangkan Pram kok mumet mboyong keluarga ke negri singa dan gak tau sampe kapan demi keamanan.
sat set sat set
Mak sulis
semoga ini jadi pelajaran dan pendewasaan buat Kailla
Mak sulis
hadduh kok Kailla juga diculik tapi gak papa sih..bisa ketemu anaknya.. tapi ngomong2 Sam kemana.. bakalan dirujak Pram ini
Mak sulis
Kailla jangan gegabah buat bergerak sendiri..dari pada tambah runyam
Mak sulis
Kailla dilarang menampakkan diri di hadapan Pram, ehhhslah nyusul ke kantor
Mak sulis
masih juga dikandungan sudah onty main jodoh2in aja
Mak sulis
warung sudah dibuka hidangan siap disantap ehhh gagal gara2 TLP interupsi
Mak sulis
Pram salah perhitungan..dg minta bantuan mama berharap bisa ngasih solusi malah dimarahi
Mak sulis
penasaran apa rencana Pram untuk membalas perlakuan Kai yg memancing dg memakai lingerie tapi harus jaga
Mak sulis
Sam semangaaaat!!!💪🏼💪🏼💪🏼 kerjaanmu double2😁
Mak sulis
lega..akhirnya Pram tau kalo Kailla hamil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!