NovelToon NovelToon
HIDDEN WIFE

HIDDEN WIFE

Status: tamat
Genre:Romantis / Poligami / Cinta Dramatis Yang Sedih / POV Pelakor / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:25.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Akibat kesalahan satu malam, ia terjerat dalam sebuah pernikahan dengan seorang pria beristri.

Kebencian istri pertama membuatnya diabaikan, tak dianggap, bahkan dirampas haknya sebagai istri dan ibu.

Mampukah Lula bertahan dengan status sebagai istri yang disembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Azka?

"Jawab, Dirga! Kenapa kamu diam saja?" Sudut mata Mama Diana berkerut menunggu jawaban dari putranya itu.

Dirga pun menarik napas dalam-dalam. Tampak bingung dalam memilih kalimat yang tepat untuk memberi penjelasan kepada sang mama.

"Iya, Mah. Alika meminta supaya aku meninggalkan Lula setelah anaknya lahir. Selain itu, Alika juga mau menuntut hak asuh anaknya."

Mata Mama Diana melotot tajam. Jawaban yang diberikan Dirga membuat wanita paruh baya itu merasa geram.

"Istri kamu itu memang sudah gila! Tapi kamu tidak meng-iya-kan begitu saja, kan?"

Dirga tersentak. Ia menundukkan kepala.

"Waktu itu Alika mengancam bunuh diri dan aku tidak ada pilihan lain."

Kemarahan Mama Diana terhadap Alika semakin memuncak hingga terasa menembus ubun-ubun.

"Dan kamu terpaksa berjanji dan menyetujui keinginannya?"

"Aku harus bagaimana, Mah?" Dirga tampak frustrasi. Menatap sendu sebuah box di mana bayinya terbaring. Ia pun tak ingin mengorbankan Lula ataupun anaknya lagi.

Mama Diana mengusap bahu putranya itu. "Sudah cukup, Nak! Kamu sudah terlalu banyak berkorban untuk Alika. Mau sampai kapan kamu bertahan?" Cairan bening mulai menggenang di bola mata wanita itu. "Alika bukan wanita yang tepat untuk kamu jadikan istri. Sekarang kamu sudah punya alasan untuk bisa lepas dari dia karena ada dua orang yang harus kamu lindungi."

"Mama ..."

"Cukup, Dirga! Alika mengikat kamu dengan kesalahan fatal yang dilakukan Azka dan itu tidak adil untuk kamu."

"Yang dilakukan Kak Azka juga tidak adil untuk Alika. Bukankah hutang nyawa hanya bisa dibayar dengan nyawa, Mah?"

Dan, ucapan Dirga pun berhasil membungkam Mama Diana. Sebuah jawaban telak yang tak dapat dibantah.

*

*

*

Dirga berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit yang tampak sunyi. Ia baru saja kembali setelah mengantar Mama Diana pulang ke rumahnya. Dirga juga menyempatkan diri pulang ke rumah untuk mandi dan berganti pakaian. Beruntung Alika sedang tidak berada di rumah, sehingga Dirga dapat leluasa kembali ke rumah sakit.

Ia mempercepat langkah kakinya menuju ruangan di mana Lula sekarang berada. Beberapa jam lalu, istrinya itu sudah dipindahkan ke ruang perawatan nifas.

Begitu memasuki kamar, Lula tampak sedang menyusui bayinya. Membuat Dirga berhenti di ambang pintu dan membuang pandangan ke arah lain.

"Maaf, aku tidak tahu kalau kamu sedang ..."

Lula yang terkejut dengan kedatangan suaminya segera membenarkan posisinya. Menutup bagian dadanya yang terbuka dengan pakaian, menyisakan sedikit celah untuk bayinya.

"Tidak apa-apa, Mas. Masuklah!"

"Oh, ya ... tadi aku beli makanan untuk kamu."

"Terima kasih. Simpan di meja saja dulu."

Dirga pun melangkah masuk, meletakkan kantongan di atas meja, lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa. Terdiam beberapa saat untuk mengurai rasa lelah yang membalut tubuhnya. Ini adalah hari yang sangat melelahkan baginya.

Mengeluarkan ponsel dari saku celana, Dirga menghembuskan napas kasar saat melihat puluhan panggilan tak terjawab dari Alika.

"Mau apa lagi dia?" gumam kesal seraya mematikan ponsel dan meletakkan begitu saja di sisinya.

Tak lama berselang, Lula telah selesai menyusui bayinya. Saat hendak bangun untuk dapat duduk bersandar, tiba-tiba ia mendesis. Bekas jahitan tadi masih menyisakan rasa sakit jika tubuhnya bergerak sedikit saja.

"Kamu kenapa?" tanya Dirga yang langsung menghampiri istrinya.

"Aku mau duduk, Mas. Tapi kalau banyak gerak, bekas jahitannya sakit."

"Oh, mau aku bantu?"

Lula mengangguk sebagai jawaban. Sehingga Dirga membenarkan bantal dan membantu sang istri mencari posisi duduk yang nyaman.

"Seperti ini sudah nyaman?"

"Bantalnya satu lagi."

Dirga pun meletakkan dua buah bantal di punggung istrinya agar dapat bersandar.

"Terima kasih," ucap Lula membuat Dirga tersenyum.

Kemudian melirik bayi mungil yang sedang terlelap. Jarinya mengusap pipi bayi mungil yang tampak kemerah-merahan itu. "Kamu sudah ada nama untuk dia?"

"Belum. Aku belum sempat memikirkan nama untuknya."

Dirga membelai wajah istrinya. Tiba-tiba ia terlihat murung. Merasa bersalah karena selama kehamilan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan calon ayah. Bahkan ia tidak pernah meluangkan waktu untuk sekedar membicarakan nama yang cocok untuk putranya.

"Aku minta maaf, karena selama beberapa bulan kamu menjalani kehamilan seorang diri. Seharusnya kita sudah punya beberapa pilihan nama untuk dia."

"Tidak apa-apa. Kita masih punya banyak waktu untuk memikirkan nama." Lula menatap suaminya lekat. "Oh, ya ... kamu habis dari mana?"

"Antar mama, terus pulang untuk mandi dan ganti baju."

Mereka saling menatap. Dirga meraih jemari sang istri dan mengecup punggung tangannya.

"Apa mama kamu marah?"

Dirga menggeleng, diiringi senyum tipis. "Tidak. Aku sudah menjelaskan semuanya dan mama bisa mengerti. Mama juga titip salam untuk kamu. Katanya, besok akan ke sini lagi menemani kamu."

Lula mengangguk pelan. Ia tampak bernapas lega. Tadinya ia pikir Mama Diana akan sangat marah dengan pernikahan mereka dan menolaknya sebagai menantu. Di luar dugaan, ternyata Mama Diana malah mendukungnya.

"Mas ... sebenarnya ada hal penting yang mau aku bicarakan denganmu."

Wajah Lula tampak datar dan serius, membuat Dirga bertanya dalam hati.

"Apa?"

"Tapi, bisakah kamu pindahkan dia dulu ke box-nya?"

"Bisa."

Dirga mengangkat tubuh bayi kecil itu dengan sangat hati-hati dan membaringkannya di box bayi. Kemudian kembali duduk di dekat Lula.

"Jadi hal serius apa yang mau dibicarakan?"

Lula terdiam beberapa saat, lalu menatap dalam wajah suaminya.

"Aku tahu tidak seharusnya aku menanyakan hal ini. Tapi ..." Lula menjeda ucapannya dengan helaan napas. Seolah mencari kalimat yang tepat.

"Memang kamu mau tanya apa?" tanya Dirga setelah Lula sempat terdiam.

"Mas ... Azka itu siapa?"

Alis Dirga saling bertaut. Ia tampak terkejut mendengar pertanyaan itu.

"Kamu dengar nama itu dari siapa?"

"Jawab dulu, Mas! Azka itu siapa?"

Kini malah Dirga yang terdiam. Tatapannya nanar dan Lula dapat melihat kesedihan di sana.

"Azka itu kakakku. Dia meninggal dalam kecelakaan hampir dua tahun lalu."

Mata Lula membelalak mendengar ucapan suaminya dan detik itu juga cairan bening memenuhi bola matanya.

"Kecelakaan?"

"Iya."

Lula melepas genggaman tangan suaminya dan mengusap punggung lehernya. Udara di ruangan itu tiba-tiba terasa dingin.

"Kamu belum jawab, dari mana kamu tahu tentang Azka?" tanya Dirga membuat Lula gelagapan.

"Em ... Tidak. Aku sering dengar namanya saat berita keluarga Mahendra muncul di TV. Tapi aku tidak tahu kalau dia kakakmu."

"Sebelum meninggal, Azka yang mengelola perusahaan papa."

Lula pun berusaha menetralkan perasaannya. "Boleh aku tanya satu hal lagi?"

"Boleh."

"Tapi apa kamu akan jujur kalau aku menanyakan hal ini?" tanya Lula tampak ragu.

Dirga kembali mengangguk, sehingga Lula menarik napas dalam-dalam. Ia butuh menguatkan hatinya untuk mendengar jawaban dari suaminya itu.

"Apa kamu benar-benar mencintai Bu Alika?"

****

1
Zifa
Luar biasa
Dewa Rana
kalau terlalu cinta jadinya oon
Dewa Rana
baca lagi Thor...
kapan ada karya baru lagi Thor
aryuu
selalu luar biasa ❤️❤️
Muna Junaidi
🤗🤗🤗🤗🤗🤗
Bunda
q mampir lg kak 🙏🏻
Jumriany Aiman R
/Frown//Frown/
Eci Setyo
suamiku tidak demikian kok 😌
Rustan Sinaga
jeff dikerjai suami istri
hahahaha
Rustan Sinaga
yeeee drakor nya baru mulai
Rustan Sinaga
wow, mantap kejutannya kan Dirga?
Rustan Sinaga
skakmat si alika
Rustan Sinaga
😂😂😂😂😂
Rustan Sinaga
rencana yg mantap Lula
Rustan Sinaga
selalu ada cara spy tetap ketahuan mama Diana, semangat Dirga
Yani Rohayani
cerita nya bagus dan nyambung ke cerita dr Allan saya senang bacanya
Khairul Azam
laki laki seperti diga ini menjijikan
Khairul Azam
sungguh mengelikan. aku klo baca novel perempuannua mudah berdebar mudah jatuh cinta itu gimana ya geli aja
Khairul Azam
janji itu klo masuk akal dan berlogika dan tidak merugikan orang lain bisa dijalankan. tp kalo sebaliknya gak perlu jugalah itu pemasakan.
Khairul Azam
lula jg mengharapkan dirga.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!