Tragedi menimpa Kenanga, dia yang akan ikut suaminya ke kota setelah menikah, justru mengalami kejadian mengerikan.
Kenanga mengalami pelecehan yang di lakukan tujuh orang di sebuah air terjun kampung yang bernama kampung Dara.
Setelah di lecehkan, dia di buang begitu saja ke dalam air terjun dalam keadaan sekarat bersama suaminya yang juga di tusuk di tempat itu, hingga sosoknya terus muncul untuk menuntut balas kepada para pelaku di kampung itu.
Mampukah sosok Kenanga membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari bantuan
Sigit benar benar marah dengan apa yang di lakukan Wisnu pada Kenanga, dia tidak mengatakan apapun lagi ketika dia sudah tahu apa yang terjadi, bahkan Kenanga terus mengikuti kemanapun Sigit pergi yang ternyata dia langsung menuju ke air terjun Dara malam itu juga.
"Akan aku ambil jasadmu Kenanga, akan aku bantu setiap dendam mu, setelah itu kita cari keberadaan Dirga, jika dia masih hidup, aku yakin dia akan kembali untuk mencarimu" Ucap Sigit
"Mas Dirga masih hidup, aku terus mencarinya selama ini, dia berada di sebuah rumah, tidak ingat apapun, dia melupakan Kenanga" jawab Kenanga yang terbang di atas motor Sigit
"Pasti kepalanya terluka Kenanga, dia bukan melupakan kamu, tapi hilang ingatan mungkin" ucap Sigit
"Tidak, dia melupakan Kenanga" jawab Kenanga terbang lebih dulu ke air terjun Dara.
"Apa maksud Kenanga, tidak mungkin Dirga melupakan cinta pertamanya" gumam Sigit
Satu jam berkendara dia sudah sampai di air terjun Dara, tanpa menunda waktu dia memakai kalung taring harimau miliknya yang di berikan Putri dulu sebelum dia meninggal, kalung itu tiba-tiba saja mengeluarkan cahaya yang begitu terang, terhubung ke dalam dasar air terjun yang ternyata ada jasad Kenanga di dalamnya.
"Kemana Kenanga, kenapa dia tidak ada di sini" gumam Sigit
"Bismillahirrahmanirrahim"
Byur.
Sigit segera masuk ke dalam air yang begitu dingin itu, dia mengikuti arah cahaya kalungnya dan juga cahaya yang melindungi jasad Kenanga, kesulitan dia hadapi karena dasar air terjun itu cukup dalam, di tambah air yang begitu dingin membuat gerakannya melambat. Tapi dia tidak mau berhenti, dia ingin mengambil Kenanga karena hari itu adalah tepat dua minggu kejadian Kenanga meninggalkan kampung Dara, satu hari lagi, jasad Kenanga tidak akan terlindungi cahaya putih dari Putri dan otomatis jasad Kenanga tidak bisa di tolong lagi.
Setelah menemukan jasad Kenanga, Sigit segera naik kembali ke atas, dia memeluk jasad itu yang cahayanya juga membungkus tubuh Sigit agar dia tidak merasa kedinginan dan bisa segera naik ke atas.
Crak. Crak.
"Hhah... Akhirnya, terima kasih Ya Allah, akhirnya kamu selamat Kenanga" gumam Sigit memeluk tubuh pucat Kenanga yang masih terpejam dengan banyak luka di tubuhnya.
"Mbah Putri pasti mengeluarkan sisa energinya yang ada di dalam tubuh kamu Kenanga, jasad kamu tidak hancur, bahkan masih utuh" gumam Sigit melihat ke sekeliling, tapi tetap tidak menemukan Kenanga
"Kenanga"
"Kenanga apa kamu mendengar ku?"
Sigit terus memanggil Kenanga tapi tak ada sahutan, dia berpikir mungkin Kenanga kembali ke jasadnya dan masih bisa di selamatkan, tapi melihat kondisi jasad Kenanga, Sigit merasa ragu karena dia sudah hampir lima belas hari di dalam air dan tubuhnya penuh luka.
"Aku harus membawa kamu secara diam-diam, jangan sampai ada yang tahu kalau kamu masih ada Kenanga, terutama bapak" Gumam Sigit segera menggendong jasad Kenanga tanpa kesulitan sama sekali.
"Nak... Bawa Kenanga ke rumah, tempatkan dia di kamarnya dan pasang kalung milikmu di lehernya, tolong dia karena saat ini dia di tarik energi jahat, obati lukanya"
Tiba tiba Sigit mendengar suara seseorang yang dia kenali, Itu ada Putri, Nenek Kenanga yang sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu.
"Baik Mbah"
Sigit sudah mempersiapkan semuanya, kain untuk membawa Kenanga yang akan dia ikat ke tubuhnya, dia juga tahu jalur ke dalam hutan yang mengarah langsung ke rumah Kenanga tanpa harus melewati rumah warga dan membuat semua orang curiga.
Pukul tiga pagi Sigit sudah sampai, kalungnya terus mengeluarkan cahaya yang membuat Sigit jadi lebih mudah melihat jalur jalan yang dia lewati, dia langsung menggendong Kenanga kembali, mengganti pakaiannya yang basah dengan kain terlebih dahulu karena Sigit akan mengobati luka luka di tubuh Kenanga.
"Mereka kejam sekali Kenanga aku tidak akan mengampuni mereka meski salah satunya adalah ayahku" gumam Sigit
"Kepala kamu, siku, tangan, kaki, punggung bahkan bagian inti kamu terluka, aku akan mengobati semuanya, tubuh kamu ini akan kembali sembuh kamu tenang saja" ucap Sigit mengambil ramuan yang sering tersimpan di laci milik Putri, obat luka yang selalu di simpan Putri, bahkan Kenanga juga tahu bahan bahannya dan sering membuatnya sendiri untuk persediaan.
"Pakai ini, dan aku ambil anting kamu supaya aku bisa menemukan kamu, kalung ini yang akan melindungi jasad kamu mulai sekarang, tidak akan ada yang bisa melihat jasad ini selain aku, bahkan makhluk manapun tidak akan bisa" ucap Sigit juga mengganti pakaiannya yang basah dan membersihkan rumah Kenanga sebelum dia kembali pulang.
"Aku akan meminta bantuan Kiai agar bisa mengambil kembali arwah Kenanga yang di penuhi energi jahat" gumam Sigit
"*Aakhhhhh*!"
Suara teriakan Kenanga terdengar di telinga Sigit, arahnya tepat berada di belakang rumahnya tempat dia sembunyi sembunyi untuk ke rumah Kenanga. Sigit menghentikan motornya dan mengendap endap di sekitar semak hutan belakang rumah Wisnu.
"Kenanga" gumam Sigit saat melihat kepala Kenanga di tancapkan paku emas oleh Wisnu.
"Hahahaha... Akhirnya kamu tidak akan bisa lagi menggangguku Kenanga, kamu akan jadi milikku!" ucap Wisnu tertawa
"Apa yang terjadi, Kenapa Kenanga tiba tiba ada di sini" gumam Sigit kebingungan
Dia kembali menatap Kenanga yang tiba tiba saja bersimpuh di depan Wisnu dengan kalung Wisnu yang mengeluarkan cahaya hitam, bahkan tubuh Kenanga seperti manusia yang menapak ke tanah, tubuhnya juga tiba tiba saja berubah menjadi tubuh Kenanga asli dan terbaring di depan kaki Wisnu.
"Biar saya gendong Kenanga juragan" ucap Burhan
"Tidak, cukup satu kali aku bodoh memberikan tubuh Kenanga pada kalian, sekarang tidak lagi" ucap Wisnu mengambil alih tubuh Kenanga yang langsung dia bawa ke dalam rumahnya.
"Burhan, kuburkan jasad Cahyo dan Beno yang di bunuh Kenanga tadi, mereka tidak punya keluarga jadi warga tidak akan ada yang curiga" perintah Wisnu
"Baik juragan" jawab Burhan.
"Apa yang terjadi, itu bukan Kenanga, Kenanga ada di rumahnya" gumam Sigit
"Akan aku cari tahu" gumamnya lagi segera masuk ke kamarnya lewat jendela.
Saat masuk, Sigit bisa merasakan energi hitam yang pekat dan membuat matanya langsung mengantuk, tapi anting Kenanga yang dia pakai langsung membersihkan energi itu dan kamar Sigit kembali bersih dari asap hitam milik jin yang mendiami kalung Wisnu.
Ternyata saat Kenanga sampai di air terjun Dara, dia sudah di tunggu jin yang mendiami kalung Wisnu dan langsung membawanya ke hadapan Wisnu, jin yang sudah mulai cocok dengan Wisnu itu di perintahkan Wisnu untuk melumpuhkan Kenanga dan membuat Kenanga takluk pada Wisnu juga dengan imbalan tumbal lima ekor kambing hitam dan darah Ayam cemani yang akan dia dapatkan setiap hari.
"Arwah Kenanga punya wujud seperti manusia, apa yang terjadi, apa itu sihir" gumam Sigit merasa khawatir.
"Siapa yang akan aku mintai tolong, sementara aku tidak punya kenalan orang sini yang cukup sakti"
Dalam kegusarannya itu Sigit mengingat seseorang yang pernah menolong dia di kota saat dia tiba tiba di ganggu makhluk halus yang mencoba membuatnya untuk melompat dari sebuah jembatan.
"Kak Dimas, dia pasti bisa menolongku dan Kenanga" gumam Sigit
"Tapi pernikahan akan di lakukan lima hari lagi, apa yang harus aku lakukan, apa kak Dimas bersedia menolongku kalau aku menelponnya, dan apa dia masih ingat denganku" gumam Sigit merasa ragu
"Bismillah saja, semoga kak Dimas ingat denganku dan mau menolong kami" ucap Sigit yakin dan subuh itu dia langsung mengirimkan pesan pada Dimas untuk membantunya di kampung Dara.
Sigit juga menceritakan semuanya dengan detail tanpa ada yang di tutup tutupi, bahkan Sigit mengatakan kalau dia tidak mau pernikahan antara dirinya dan Zainab terjadi jadi meminta Dimas segera datang membantunya.
kenanga tutut blasa mu aq mah hayok
menarik di awal bab