MYSTERIOUS HUSBAND

Saat ini Reygan tengah terduduk’ santai, di bangku taxi, yang dirinya pesan tadi, kini Reygan ingin mengenang masa lalunya sejenak, dan meninggalkan keinginan mewahnya, serta melupakan semua tentang maksud kedatangannya ke Brackhamtom ini.

‘’Tolong hantarkan aku ke apartemant Alfredston’’,seru perintah Reygan.

Sebenarnya aparteman itu sangat jauh dari perkotaan Brackhamtom, namun lokasinya cukup dekat dengan danau kenangannya, hingga Reygan memutuskan untuk tinggal di sana dan mengabaikan Apartemant super mewahnya tadi.

Puluhan menit berselang, Kini taxi itu telah sampai ke tujuannya, dan terlihat, tengah menurunkan seseorang di dalam tubuhnya.

Apartemen Alfredston sendiri adalah sejenis rumah susun modern, karena sudah menggunakan lift di setiap lantainya, namun hanya strata bawah yang bersedia menjadi penghuni guna menyinggahinya, dan tempat ini Berkepemilikan pribadi, oleh keluarga Boston.

Kemudian setelah sampainya Reygan di apartemant tujuannya, dengan segera dirinya menyahut gadget, di sakunya, lalu menekan sederet angka yang tertera jelas di depan loby utama, guna menghubungi pengelolanya, untuk melakukan Reservasi’ lebih lanjut.

‘’hallo, saya hendak menyewa satu unit ruangan di apartemant alfredstone’’.

‘’baik saya tunggu, sekarang saya sendiri telah berada di lokasi’’.

Hal itu di lakukan Reygan, karena memang’ belum ada janji sebelumnya, dari masing-masing pihak, ataupun pengelola dan semacamnya.

Setelah terselesaikan panggilannya tadi, guna mengkonfirmasikan keinginannya menyewa satu unit apartemant sederhana itu, kini Reygan tengah menunggu, kehadiran sang pengelola yang dirinya hubungi barusan.

Reygan duduk di bangku depan loby, menyebelahi tas hitam berukuran sedang miliknya, terlihat juga segumpalan asap putih memecah saat di udara, melayang hilang tepat di depan mata nya, kegiatan itu dirinya lakukan dengan sengaja, guna menghilangkan rasa bosan di hatinya’ karena lama menanti.

Ternampak sebatang cerutu terjepit di sela-sela jarinya, perlahan menempelkan salah satu ujung benda itu, ke sela-sela bibirnya, lalu menghela dengan irama tarikan lembut nafas’ kemudian, menghembuskan nya.

Akan tetapi kegiatan itu segera dirinya akhiri, ketika wanita cantik, berkaki jenjang mendatanginya, lalu membuka kata. ‘’apakah anda penelphone itu?’’,tanya Bella.

Sontak Reygan menjauhkan pelepasannya dari bangku itu,dan berkata, ‘’Benar nona, saya orangnya!’’.

Sejenak pandangan Bella terhenti’ mengarah ke wajah tampan itu, perlahan kegiatan itu’ sedikit memaksa otaknya untuk mengingat sesuatu hal yang dirinya ketahui sebelumnya, lalu berkata setelah mengingatnya, ‘’Tuan muda adolf, apakah ini benar anda tuan. Senang bertemu anda kembali, di tempat ini?’’,seru Bella lalu menyondongkan badan, guna memberi penghormatan.

Perkataan, dan penghormatan itu, sontak saja, membuat Reygan sedikit terkejut, namun dirinya menjaga sikapnya agar tetap terlihat tenang, di mata lawan bicaranya,‘’apa sebelumnya aku mengenal anda nona?, lalu siapa yang anda maksud tuan muda itu?’’, menyatukan kedua alisnya.

Bella sendiri segera mengingatkan wajah pria yang di anggapnya lusuh di tempat kerjanya’tengah malam itu, kembali, dan tak butuh waktu lama, dirinya segera meyakinkan hatinya, jika pria ini benar seperti apa di ingatannya itu,‘’ tuan muda, anda jangan bercanda, aku mengenal betul’sekilas, ketampanan anda tuan’’,tersenyum manja, lalu menimpali perkataannya kembali,

‘’Perkenalkan tuan!, aku Bella boston’ salah satu customer service di Silver hotel, yang anda temui di malam itu’’,sahut penjelasan Bella, sembari tersenyum manis.

Di dalam benak Bella saat ini, ‘ mengapa orang seperti keluarga Adolf, yang terpandang ini, bersedia menghinakan diri, dan tinggal di lingkungan seperti ini’.

Reygan sendiri, setelah mendengar penjelasan wanita itu, kini dirinya segera mengingat’ wajah wanita sombong itu, namun sesaat setelah, kembalinya ingatan itu, dirinya justru bermaksud hati’ mempermainkan ingatan wanita di depannya‘’mungkin saja benar nona, namun mungkin saja juga tidak’’,sahut Reygan, sembari menarik kedua bahunya ke atas, dan membalas senyum.

Bella sendiri terdiam sembari mengarahkan pandangan ke pria di depannya,’sebenarnya pria ini benar tuan muda itu, atau hanya mirip saja. ah sudahlah, yang terpenting pria ini ingin menyewa unit di sini’,gumam Bella.

Saat ini, Bella merasa ragu akan identitas sebenarnya pria di depannya itu.

Lamunan itu terhenti ketika suara Reygan terdengar di telinganya,’’nona apa anda tidak mengapa?, maafkan jika aku terkesan seperti terburu-buru, karena sekarang aku sudah sangat lelah seharian ini. jadi tolong bisakah anda cepat mengurus keperluanku ini’’, seru tanya Reygan.

Karena tak siap akan pertanyaan mendadak itu , hingga setelah tersadar nya, nada Bella menjadi sedikit terbata‘’o..oh Bi..bisa tuan, mari segera ikuti saya’’,lalu mengarahkan tangan, guna memandu perjalanan.

Kini langkah kaki Bella telah membawa pria asing itu, perlahan memasuki ruangan kerjanya, hingga mendekat ke arah meja.‘’silahkan duduk tuan muda, dan saya sendiri yang akan mengurus reservasi untuk anda’’,seru Bella, mengarahkan tangan ke bangku.

Kini Bella, mulai menaruh pelepasannya, dan terduduk tepat didepan pria misterius itu, dengan pemisah meja persegi berukuran sedang, serta terlihat alat kebutuhan modern’ tertata rapi di atas meja tersebut, guna melakukan transaksi.

Sesaat setelah, pelepasan wanita di depannya menempel di bangku duduknya, Reygan segera memulai niatnya’ langsung to the point,‘’nona, aku hendak menyewa, aparteman ini satu tahun penuh, jadi berapa biaya untuk keinginanku itu?’’,seru Reygan, sembari membuka dompet, guna menyodorkan mastercard paltinum miliknya.

Sembari mengoperasikan laptop berlogo buah tak utuh di depan matanya, guna menge check ruangan,‘’maaf sebelumnya tuan, untuk sekarang sisa unit ruangan di apartemant ini, hanya tinggal one class room, karena sisa unit di bawahnya telah penuh terisi. Dan mengenai biayanya sendiri, untuk ruangan yang saya maksud’ pertahunnya 3000 dolar. Jadi bagai mana tuan?’’,sahut ramah Bella sembari sesekali, mengalihkan pandangan ke arah lawan bicaranya.

Akan tetapi, disela mengacungkan master card nya, guna menuntaskan keinginannya, karena dua keterburuan Reygan, terlebih kartu itu sedikit terekat, hingga tanpa sengaja Reygan menjatuhkan sesuatu benda tipis semacamnya’ di meja itu.

Tuk!

Bunyi suara jatuh benda itu, memang sama sekali tak mengganggu pendengaran orang di sekitar, namun karena suara itu, sejenak Bella melirik sumber suara’ulah benda jatuh itu.

Kemudian dengan segera Bella memaksakan mata sipitnya utuk terbuka lebar dan menghentikan kegiatannya sejenak’sebelum pria di depannya, menyahut kembali benda tipis itu.

Saat ini rasa penasarannya, akan kebenaran identitas pria itu telah jelas terjawab, ketika Bella dengan jelas melihat menggunakan kedua bola matanya, sebuah master card word VVIP’ serupa visa infinite, yang teramat sangat langka itu, jatuh tergeletak di meja kerjanya, serta berkepemilikan pria di depannya.

Disela rasa terkejutnya, Bella segera menyadarkan diri, lalu mengambil master card platinum, yang sedari tadi telah di acungkan’ untuknya,‘’se... segera saya proses tu.. tuuan adolf’’.

Sembari mengoperasikan laptop kerjanya,‘Sepertinya benar tebakanku, jika pria ini adalah tuan muda di waktu itu, namun sepertinya pria ini sangat misterius sekali’, gumam Bella.

Kemudian Beberapa menit waktu setelah kejadian itu, kini terlihat Reygan telah membaringkan tubuh kekarnya’ sejenak di kamar unit apartemant, yang dirinya sewa barusan.

Sembari bersantai itu, terbesit di pikirannya tentang danau kenangan itu kembali, hingga dengan dorongan semangat yang tinggi, kini dirinya bertujuan hendak ke danau kenangan sore nanti.