Terpaksa Menikahi Kepsek Kejam

Karena tatapan istrinya yang tenuh penuh dengan permohonan, Faiz pun mengikuti langkah Zahra keluar dari cafe.

"Nanti aku jelasin sama mas ya...kita pulang dulu..." ucap Zahra penuh dengan permohonan.

Entah mengapa kali ini Faiz tak meluapkan langsung emosinya yang membara, dia lebih menjaga perasaan istrinya.

Faiz yang telah menyadari kesalahan atas perbuatannya selama ini pada istrinya hanya bisa mengikuti kata-kata istrinya masih dengan emosi yang tak karuan.

Faiz membukakan mobil untuk istrinya, lalu dia pun ikut memasuki mobil. Lalu dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Zahra uang tahu saat ini suaminya dalam emosi, dia memegang lengan suaminya. Di tatapnya suaminya yang dalam amarah yang tak terkendali.

"Mas...tenangkanlah dirimu..." pinta Zahra dengan penuh permohonan yang tulus, Faiz pun bagai terhipnotis dengan ucapan Zahra dengan seketika dia menstabilkan laju mobilnya.

Zahra tersenyum, ada rasa bahagia dalam hati Zahra melihat reaksi Faiz yang tidak seperti biasanya.

Biasanya dia menyakiti Zahra namun kini dengan mudah Zahra menenangkan hati suaminya yang di selimuti amarah.

Tak berapa lama mereka sampai di rumah, Faiz langsung melangkah menuju kamar yang di ikuti oleh Zahra, Rahayu melihat hal itu, karena dia merasa ada gelagat yang tidak beres dia tak menyapa anak dan menantunya, dia bahkan mengikuti anak dan menantunya menuju kamar.

Di kamar, Faiz duduk di atas ranjang.

"Maafin Ara ya mas...tanpa sepengetahuan mas Ara menemani Reynald untuk sarapan di cafe tadi..."

"Reynald adalah sahabat Ara sejak SMP... karena dia telah menolong Zahra makanya Zahra membalasnya dengan menemaninya sarapan..."

Zahra mencoba menjelaskan fakta yang terjadi.

Faiz menatap bola mata Zahra dengan intens, dia menjcari sebuah kejujuran di mata Zahra.

"Lalu...mengapa dia sampai menyentuhmu...???" tanya Faiz penuh penekanan. Seakan dia tak rela wanita miliknya di sentuh oleh pria mana pun.

"Mhm...di...dia ta..di menyatakan perasaannya pada Ara..." jawab Zahra jujur dan takut.

"Lalu...apakah kamu menyukai pria itu???" tanya Faiz penuh selidik.

Zahra menggeleng pelan, saat ini dia tak tahu dengan perasaannya.

Rasa kagumnya pada seorang pria yang pernah di pujanya selama ini seakan hilang begitu saja.

Pria yang sempat menjadi Raja di hatinya saat dia masih berumur 8 tahun.

Flash back On...

Zahra kecil sedang Asyik bermain di taman komplek perumahannya. Zahra bermain pesawat kertas. Dia melayangkan pesawat kertasnya dengan penuh keceriaan.

Di saat pesawat kertas itu melayang di udara, lalu jatuh di sebuah pohon yang Rindang.

Zahra mencoba mengambil pesawat kertas miliknya. Namun karena badannya yang kecil membuat dirinya kesulitan mengambil pesawat itu.

"Gimana ya caranya aku mengambil pesawat itu..." gumam Zahra.

"Mhm...siapa pun yang membantuku mengambilnya, kalau perempuan akan ku jadikan kakak, jika pria akan ku jadikan pangeran di hatiku..." ucap Zahra menirukan sebiah film kartun yang dibtontonnya di televisi.

Seorang pria yang berumur 18 tahun tengah melintas di taman itu. Dia yang melihat Zahra kebingungan mengambil pesawat kertasnya langsung menghampirinya.

"Ara ngapain???" tanya pria yang tak asing bagi Zahra.

"Mas...bantuin Ara ngambil pesawat kertas Ara..." pinta Zahra pada pria yang selalu menjadi pahlawan di setiap dia kesulitan.

"Bentar ya..." Faiz yang sudah tumbuh menjadi pria Abg dengan mudahnya mengambilkan pesawat kertas Zahra.

"Nah...ini pesawat kertas Ara..."ucap Faiz sambil mengelus kepala Zahra.

"Terima kasih mas..." ucap Zahra bahagia menerima pesawat kertas yang di berikan Faiz.

Sejak itu Zahra mulai mengagumi pria dewasa yang bernama Faiz, namun karena jarak umur yang bertaut 10 tahun membuatnya mengagumi Faiz sebagai seorang kakak.

Rasa kagum itu mulai memudar saat Zahra yang sering di marahi Faiz dan di beri hukuman membersihkan ruang kepala sekolah saat dia duduk di bangku SMA.

dan Rasa kagum itu mulai hilang di saat Faiz berbuat kasar pada Zahra setelah dia menjadikan Zahra sebagai istrinya.

Flash back Off...

"Lalu...siapakah yangbkamu sukai...?" Tanya Faiz seolah menginterogasi istrinya.

Zahra pun menggeleng pelan lalu menundukkan kepalanya.

"Aku...gak tahu mas..." lirihnya pelan karena dia tak ingin mudah mencintai pria yang dulu sempat di kaguminya. Namun karena pribadi pria yang selalu menyayanginya serta menjadi pahlawan baginya di setiap dia membutuhkan sempat berubah menjadi seorang pria antagilonis, gayanya yang angkuh dan sifatnya yang kejam membiat Zahra menghapus nama Faiz di hatinya, namun saat ini Zahra pun tidak tahu bagaimana perasaannya yang sesungguhnya kepada suaminya.

Faiz menarik tubuh mungil Zahra lalu memeluk tubuh mungil istrinya.

"Jika saat ini kamu belum menyukaiku...Apakah kamu mengizinkan mas mencintaimu...???" tanya Faiz seriua pada Zahra mengungkapkan isi hatinya.

Zahra menatap lekat pada wajah pria yang berada di sampingnya, Zahra memastikan perkataan Faiz bukan hanya sekedar gombalan belaka.

"Ra...maafkan kesalahan mas yang telah bernuat kasrar selama ini sama kamu...yang pasti saat ini mas kembali mencintai sosok Zahra yang selalu menghiasi hari-hari mas..." ucap Faiz jujur.

Entah mengapa Faiz melupakan egonya di depan wanita yang di cintainya. Faiz telah mulai menyakinkan dirinya bahwa dia sangat mencintai Zahra, semua yang mereka lalui semenjak Zahra di angkat oleh buk Siti membuat Faiz merasa hidupnya penuh warna.

" maksud mas Faiz apa???" tanya Zahra tidak mengerti dengan ucapan Faiz.

"Sudahlah...suatu saat nanti kamu akan mengerti dengan maksud mas..." ucap Faiz lalu dia beranjak sambil mengelus kepala Zahra yang terbungkus hijabnya.

Zahra merasa kasih sayang yang di berikan Faiz padanya sama sperti yang selama ini di berikan Faiz padanya.

"Ra...mas mau kembali ke sekolah karena pekerjaan mas di sekolah masih banyak..." ucap Faiz dan keluar dari kamar.

Zahra hanya terdiam melihat dan mengartikan semua tingkah laku Faiz padanya hari ini. Sangat jauh berbeda dari perlakuan Faiz pada Zahra sebelumnya.

Zahra tersenyum bahagia.

"Aku akan kembali mencoba untuk mencintaimu..."

gumam Zahra di dalam hati.

"Mama..." teriak Faiz heran melihat mamanya berada tepat di depan pintubkamarnya.

Rahayu terkejut melihat kemuncullan Faiz dari kamar.

"Mama ngapain disini....???" tanya Faiz pada mamanya curiga.

"Mhm....i...i..tu tadi mama ngelihat Zahra pulang...mama mau ngajakin Zahra jalan-jalan boleh gak...???" Rahayu bingung harus menjawab apa, tidak mungkin dia jujur dengan apa sebenarnya yang di lakukannya.

Zahra yang mendengar keributan antara Faiz dan mamanya langsung mendekati nereka.

"ada apa ma???" tanya Zahra heran.

"Mama mau ngajakin ke mall...kamu mau kan???" ucap Rahayu penuh kemenangan.

Mendengar perkataan mama mertuanya, Zahra menoleh pada suaminya, menanti jawaban dari Faiz .

Bersambug....

.

.

.

jangan lupa tinggalkan jejak ya readers yang baik hati...

# like...

# koment...

# Vote...

# dan hadiah...

terimakasih pembaca setiaku...